Home / CEO / Perjanjian Cinta Om Duda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Perjanjian Cinta Om Duda: Chapter 51 - Chapter 60

72 Chapters

Bab.51 Aku adalah menantunya

“Jadi begini sekarang cara kamu mencari uang untuk pengobatan Gilang? Dengan cara menjadi simpanan lelaki dewasa.” “Bibi....” Eira bergumam lirih. Matanya melebar menatap Wati yang tengah berdiri di samping meja tempat dia dan Aryan makan. “Aku gak nyangka, kamu lebih memilih menjual diri seperti ini daripada menandatangani surat pengalihan kepemilikan saham yang aku tawarkan.” Wati tersenyum miring. Dia menatap hina Eira lalu beralih pada Aryan yang sejak tadi hanya diam sambil memperhatikan interaksi antara Eira dan Wati. “Aku yakin, abang dan kakak iparku di atas sana pasti sedang menangis melihat kelakuan anak perempuan mereka yang selama hidupnya selalu mereka banggakan dan manjakan,” sambung Wati. “Bibi!” Eira mengepalkan tangannya Erat. Dia hendak beranjak berdiri, tetapi Aryan lebih dulu menahannya. Dia sempat ingin melawan dan tidak terima dengan sikap suami kontraknya itu, tetapi akhirnya Eira mengurungkan niatnya setelah me
Read more

Bab.52 Taruhan

Setelah memutuskan bunga apa yang akan mereka beli untuk dibawa ke pemakaman, tiba-tiba ponsel Aryan berdering. Laki-laki itu pamit untuk menerima telepon di luar, sementara Eira menunggu buket bunga yang sedang dibuat di ruang tunggu.Eira menikmati masa menunggunya sambil melihat-lihat berbagai macam bunga yang memanjakan mata. Namun, kesenangannya itu harus terhenti kala dia melihat ada beberapa orang perempuan yang masuk sambil bersenda gurau. Dia mengenal salah satunya.Eira memalingkan wajah, berusaha menghindar dari salah satu perempuan itu, tetapi ternyata harapannya tak selalu menjadi kenyataan. Karena kini dia bisa merasakan tatapan dari perempuan yang memakai pakaian santai di depannya. “Aku kira siapa, ternyata gadis miskin yang bermimpi menjadi nyonya besar,” ujar perempuan itu yang tak lain adalah Alderia. Dia bersidekap dada sambil tersenyum miring pada Eira.“Mba Alderia, lama gak bertemu.” Walau malas, Eira masih berusaha
Read more

Bab.53 Bebas tugas

“Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Bukannya kita memang sudah menikah?” jawab Aryan tak acuh. Dia mulai melajukan mobilnya ke luar dari area pemakaman umum.“Iya sih....” Eira bergumam pelan. Dia memang tidak bisa menyangkal kenyataan itu. Namun, bukanlah pernikahan yang mereka jalani tidak seperti pernikahan kebanyakan? Aryan mengangguk puas, dia melirik kilas Eira sambil tersenyum tipis. Lalu, kembali fokus pada jalanan di depannya.“Tapi, pernikahan kita bukan sungguhan, Pak.” Eira menatap Aryan tajam. Entah mengapa, rasanya berat lidahnya untuk mengucapkan kata perjanjian.“Kata siapa? Aku masih menyimpan surat nikahnya.” Aryan menyeringai.“Bapak!” Eira memberengut kesal. Dia tahu laki-laki itu hanya sedang menggodanya. Sudah jelas, keduanya tahu betul keadaan yang sekarang mereka jalani.Aryan terkekeh ringan, dia memilih tak menanggapi kekesalan Eira dengan kata-kata. Dia hanya menggeleng pelan, kala melih
Read more

Bab.54 Dalang pembuat rumor

“Alderia? Kamu juga ada di sini?” Nathan menyela Aryan lalu berdiri di samping sahabatnya. Meski dia juga terkejut melihat keberadaan Alderia, tetapi Nathan berusaha untuk bersikap biasa saja. “Iya.” Alderia mengalihkan perhatiannya pada Nathan. Wanita itu tersenyum ramah pada sahabat mantan suaminya. “Kebetulan Sherin adalah temanku, jadi dia minta tolong ditemani olehku untuk datang ke sini.” “Oh....” Nathan mengangguk samar. Matanya melirik ragu ke arah Aryan yang sedang menatapnya tajam. “Kita bicara!” ujar Aryan sambil berbalik dan segera berjalan ke luar restoran. “Sebentar, ya.” Nathan pamit pada Alderia dan Sherin, lalu segera pergi menyusul Aryan. “Ini rencana lo, kan?” tanya Aryan begitu keduanya berhenti di pelataran restoran. Dia mematap curiga Nathan. “Enggak!” Nathan langsung membantah tuduhan Aryan. “Gue aja baru komunikasi sama Sherin sebelum berangkat ke sini, mana gue tahu kalau dia ternyata temennya Alderia,” sambung Nathan, memberi penjelasan. Dia tidak mau ka
Read more

Bab.55 Kantor polisi

“Benarkah?” Aryan mengeratkan genggamannya. Dia mantap semakin tajam wanita di depannya. Lalu, mulai beranjak berdiri. “Tunggu dulu, Ar.” Alderia berusaha membuat Aryan duduk kembali. “Dengarkan aku dulu, ini semua bukan kesalahanku.” Alderia menggenggam tangan Aryan yang kini sudah berdiri sempurna di samping meja. Aryan melepaskan genggaman tangan Alderia dan meletakkannya lagi di atas meja. Tatapannya masih begitu menusuk hingga Alderia saja merasakan segan. Namun, wanita itu terus mencoba menyembunyikannya. Alderia tentu sudah sangat tahu bagaimana cara Aryan dalam menyelesaikan masalah. Walau dulu lelaki itu belum menjadi CEO, tetapi dia sudah sering membantu ayahnya menyelesaikan masalah di kantor atau di luar urusan kantor. “Aku bisa jelaskan, Ar. Tolong dengerin aku dulu,” mohon Alderia. Dia mengiba di hadapan Aryan. Namun, laki-laki itu sama sekali tidak menunjukkan rasa empati pada mantan istrinya itu. Aryan menghembuskan napas sambil menatap lekat Alderia, tangannya men
Read more

Bab.56 Saya suaminya

Aryan baru saja hendak memasuki area parkir kala dia melihat keributan di depan lobi rumah sakit. Awalnya itu sama sekali tidak menarik perhatiannya dan mengira itu hanya pertengkaran sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Namun, dia langsung menghentikan mobilnya kala mengenali salah satu di antara keduanya. “Apa lagi yang dia lakukan?” gumam Aryan sambil bergegas ke laur dari mobil dan menghampiri kedua orang yang tampak sedang berdebat cukup hebat, hingga mampu menarik perhatian orang yang di sekitarnya. Tadinya, setelah dari rastoran Aryan ingin kembali ke kantor, tetapi tiba-tiba dia mengingat Eira yang meminta izin padanya untuk menjenguk Gilang di rumah sakit. Entah bagaimana, tangan serta kakinya seolah bergerak sendiri mengarahkan mobil menuju tempat Eira berada. Dan, di sinilah kini dirinya berada, di depan rumah sakit tempat Eira dan Dani sedang beradu mulut. Walau dia tidak tahu akar permasalahan antara Eira dan lelaki di depannya.
Read more

Bab.57 Tak bisa membenci

“Jadi, Bapak yang udah ngelaporin Bi Wati ke polisi?” tanya Eira. Dia menatap lekat Aryan yang kini tengah duduk di depannya. Saat ini, mereka tengah berada di kantin rumah sakit. Setelah menenangkan diri dari pertengkaran di depan lobi, sekarang Eira sudah dapat mengingat kejadian di tempat makan lesehan pinggir jalan. Malam itu, dia meninggalkan Wati bersama para pengawal Aryan tanpa tahu apa yang selanjutnya terjadi. Eira tak menyangka jika Aryan benar-benar melaporkan bibinya itu ke polisi. Awalnya dia mengira itu hanya sebagai ancaman saja, tetapi kini dia mengerti jika itu bukanlah omong kosong semata.“Bang Andi gak bohong? Tante Wati beneran ada di kantor polisi sekarang?” Eira kembali bertanya saat tak juga mendapat jawaban dari Aryan. Laki-laki itu menyeruput kopi hangatnya lalu menatap Eira lekat. Mulutnya masih tertutup rapat, seolah tak memiliki niat untuk menjawab.“Bapak....” Eira menatap frustrasi Aryan yang masih tetap bungkam. Tanpa sadar tubuhnya pun maju hingga
Read more

Bab.58 Lelang

“A-aku mau ke toilet!” Jawab Eira. Dia bergegas segera pergi meninggalkan Aryan yang masih terpaku di tempat duduknya. Laki-laki itu hanya berkedip pelan dengan wajah bingungnya. Dia merasakan jantungnya yang berdegup begitu kencang. ‘Apa yang baru saja terjadi padaku?’ Aryan bahkan tak bisa menerima jika dirinya sempat terpesona pada gadis yang telah dia nikahi. Sementara itu, di dalam toilet perempuan Eira sedang mengipasi wajahnya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Dia mengatur ritme napasnya yang memburu karena debar di dalam dada. “Astaga, kenapa di sini tiba-tiba panas sekali,” gumam Eira sambil mengedarkan pandangannya, memastikan tidak ada orang lagi di sana dan dia tidak akan merasa malu. Eira menatap wajahnya di dalam pantulan cermin, tetapi apa yang dia lihat malah semakin membuatnya frustrasi karena melihat wajahnya yang memerah hampir seperti buah tomat. “Sejak kapan wajahku seperti ini?” Eira menangkup pipinya menggunakan kedua tangannya. “Apa Pak Aryan meliha
Read more

Bab.59 Persaingan

“Lelang?” Eira menatap penuh tanya Aryan. Seumur hidupnya, bahkan dia tidak pernah menginjakkan kakinya di tempat seperti ini. Ayan mengangguk. Dia tersenyum pada Eira sambil memperlihatkan sebuah kartu. “Khusus malam ini kamu boleh membeli apa pun yang kamu mau,” ujarnya dengan begitu mudah. Garis senyum tipis bahkan terlihat di bibinya. Eira masih belum bereaksi apa pun pada jawaban Aryan yang begitu mengejutkan, ketika laki-laki itu menarik tangannya dan mengajaknya masuk tanpa bertanya lebih dulu. “Tu-tunggu dulu....” Eira tak sempat menahan Aryan, karena kini keduanya sudah berada di tempat acara pelelangan berlangsung. Eira berkedip pelan, dia seolah berada di tempat yang berbeda saat ini. Kumpulan para orang-orang kalangan atas berada di setiap sudut, mereka saling menyapa satu sama lain, sebelum acara dimulai sebentar lagi. Aryan dan Eira diantar menuju ke salah satu kursi yang ada di sana, lalu keduanya duduk berdampingan. “Apa ini pertama kalinya kamu datang ke tempat in
Read more

Bab.60 Jalan malam

“Kenapa kamu tidak jadi membeli kalung itu?” tanya Aryan, kini keduanya sudah kembali berada di mobil. Mereka memilih pulang lebih dulu, padahal acara lelang belum selesai. “Aku tidak suka barang semahal itu,” jawab Eira dengan mudahnya. Padahal tadi dia sudah menawar hingga tujuh puluh lima dolar Amerika, atau setara dengan satu miliar lebih, bila dirupiahkan. “Jadi kamu hanya ingin menjebak Amanda, supaya dia mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli kalung itu?” tanya Aryan sambil menatap Eira dengan wajah terkejutnya. Gadis itu tersenyum lalu mengangguk. “Aku gak suka aja sama gayanya yang gak tau malu. Masa dia mau menggoda suami orang di depan istrinya sendiri. Ckckck ... dasar pelakor,” ujarnya sambil menggeleng miris. Tangannya mengepal menahan kesal membayangkan wajah cantik Amanda yang sayang sekali digunakan untuk merayu laki-laki beristri. Aryan terkekeh, tak disangka ternyata Eira yang terlihat lemah dan ceroboh, bisa melakukan hal seperti itu juga. “Bagaimana kalau
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status