All Chapters of Istri Cerdik melawan Pelakor Licik: Chapter 41 - Chapter 50

60 Chapters

Bab 41

“Ayah! Ayah dari mana?” Haura yang sudah berdiri di ambang pintu itu berhasil membuat Yuda yang baru saja tiba terlonjak kecil.Pria dewasa yang baru saja turun dari motor miliknya itu segera menerbitkan senyum, lalu dengan gemas, mengacak pelan pangkal rambut Haura, membuat gadis kecil itu turut terkikik sendiri.“Kamu kok udah bangun? Nyari ayah ya tadi?” Yuda memilih untuk berjongkok, guna mensejajarkan tinggi keduanya. Haura sendiri segera menggangguk, “Hau laper,” lirih gadis kecil itu sembari mengelus pelan perutnya.Wajah yang begitu polos, dengan mata yang mengerjap beberapa kali, berhasil membuat Yuda semakin merasa gemas. Kemudia pria dewasa itu segera menggendong Haura untuk masuk kedalam rumah.“Kita makan apa hari ini?” tanya Haura penasaran. Bahkan kini gadis yang masih berada di gendongan sang ayah itu terus menatap wajah Yuda dengan begitu lekat, seakan tak sabar dengan kata yang akan ayahnya gunakan untuk menjawab. Yuda pun tersenyum kecil, “Kita mak— “Astaga! Aya
Read more

Bab 42

“Mana? Lihat tangan kamu!” dengus Hanny, setelah mendengar penuturan dari Tania akan apa yang telah terjadi sebelumnya.“Udah gue bilang, nggak papa ya nggak papa!” balas Tiar disertai decakan kecil, lantas melirik tajam ke arah Tania yang berada di ujung sofa.“Apa? Gue gak takut sama lo!” celetuk Tania, saat berhasil memergoki tatapan tajam dari sang sahabat. Lantas wanita itu kembali menatap Hanny yang masih setia menatap toar dengan lekat.“Siniin tangannya!” Hanny yang merasa muak dengan tingkah pria itu, secara paksa langsung menarik tangan Tiar.Netra Hanny reflek melebar sempurna, tatkala melihat banyaknya warna ungu kebiruan dan beberapa bercak yang masih terlihat di punggung tangan pria itu.Sembari menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, Hanny mendongak, guna mempertemukan wajah keduanya dalam satu garis yang sama. “Sakit, ‘kan pasti?”Tiar menggeleng pelan, dengan menarik kedua sudut bibirnya untuk membentuk lengkungan indah, yang mampu membius semua mata yang mena
Read more

Bab 43

“Ngapain lo kesini?” Tiar yang masih asik terduduk dengan memainkan ponsel miliknya, terlonjak dan langsung berdiri.“Masih belum puas lo gue tonjok!”Tanpa aba-aba Tiar kembali melayangkan bogem, karena kurangnya persiapan, dalam satu kali pukulan, tubuh Raka langsung tersungkur ke lantai. Membuat kedua wanita di sana memekik kaget.“Gila lo!” Tani langsung menarik tangan Tiar agar menjauh, sedangkan Hanny juga langsung mendekati sang suami dan membantunya untuk berdiri.“Han, dia udah selingkuhin lo! Buka mata lo!” pekik Tiar, menunjuk kasar wajah Raka. Melupakan bahwa ada Federic yang hadir di tengah-tengah mereka. Sedangkan yang ditunjuk hanya diam, sembari mengusap ujung bibirnya yang kembali mengeluarkan darah segar, akibat ulah Tiar.“Tiar! Stop! Mending kamu pulang sekarang,” Dengan begitu lantang akhirnya Hanny membuka suara, membuat semua mata reflek tertuju padanya. Termasuk Federic. “Han, Tapi–”“Aku bilang pulang!” pangkas Hanny cepat, tak membiarkan pria itu kembali me
Read more

Bab 44

Kini matahari tak lagi malu-malu untuk menunjulan jati dirinya, begitu pula dengan keluarga kecil yang kini tengah menikmati sarapan pagi bersama-sama. Keadaan hening, tidak ada yang membuka suara, semua memilih diam, dan menyantap makanan masing-masing.Hingga Federic yang lebih dulu bersuara, pria paruh baya itu berdehem, membuat anak serta menantunya menatap ke arahnya saat itu juga.“Rak, gimanana perusahaan yang kamu kelola?” Netra Federic menatap lurus ke arah Raka, yang berada di sisi kirinya.“Semua lancar, Pa.” Raka menjawab seadanya, sedangkan Hanny lebih memilih untuk segera menghabiskan sarapannya pagi ini. “Hanny, izin keluar setwlah ini,” celeruk Hanny, setelah berhasil mengahbiskan sepiring sarapan dan meminum vitamin ibu hamilnya.“Mau kemana? Aku anterin kamu, ya?” tawar Raka cepat. Tak ingin membuat istrinya itu kembali kecewa.“Nggak usah!” tolak Hanny cepat, “Aku mau pergi sama Tania,” imbuhnya, lantas menatap Federic penuh harap.“Kenapa nggak sama Raka?” Pria pa
Read more

Bab 45

“Jelasin dan bilang ke gue sekarang, kalau sebenarnya lo udah tau, siapa mantan istrinya Yuda!” Mendapatat tatapan penuh intumidasi dari Tiar, sontak membuat Tania terkrkeh hambar. “Maksud lo apa-apaan sih, Ti. Gak jelas banget.” “Tania, lo jelasin ke gue sekarang!” ulang Tiar penuh penekanan, bahkan pria itu sampai mengungkung tubuh sang sahabat diantara dirinya dan tembok.“Ya apa yang harus gue jelasin ke lo Tiar.” balasnya menatap jengah ke arah Tiar. Lantas dengan kasar ia segera menepis tangan kekar itu dan berniat ingin pergi.“Lo kira gue bego apa—”“Emang!” potong Tania cepat, tak lupa ia juga menjukurkan lidahnya, berniat mengejek pria itu. “Ck! Tania setan,” umpat Tiar saat itu juga, membuat sang empu melotot tak terima.“Apa lo bilang?” “Lo kayak setan,” jawab Tiar santai, tak lupa pria itu memincingkan matanya, merasa senang karena berhasil menarik kembali atensi wanita itu.“Ish! Enak aja. Cantik gini di bilang kayak setan, yang ada lo tu kayak genderuwo.” Tani kema
Read more

Bab 46

Tepat saat bel berbunyi, keempat orang dewasa itu, sudah sampai di sebuah playgroup yang berada di pusat kota. Yuda berjalan lebih dulu, diikuti ketiga orang dewasa lainnya. “Gak sabar mau ketemu Haura,” celetuk Tania sembari menampilkan wajah penuh kebahagiaan. Membuat ketiga orang lainnya, reflek menoleh, dan menatap ke arahnya. “Tapi Haura nya enggak, dia sawan kalau lihat muka lo!” balas Tiar, yang langsung tertawa puas, apalagi saat melihat raut masam yang langsung Tania tampilkan.“Iya nggak, Yud?” imbuh pria itu meminta dukungan pada Yuda. Yuda sendiri hanya terkekeh, tak berniat meladeni kegaduhan yang orang itu perbuat.“Ish, Tiar. Lo bisa nggak sih diem aja! Gak usah ngomong sama gue!” Tania berdecak malas, bahkan gadis itu sampai menghentak-hentakkan kakinya ke ubin yang dingin. Tak peduli, pada tatapan aneh yang orang lain lemparkan untuknya.“Tania, udah! Malu ih … diliatin anak-anak tuh!” bisik Hanny, mencoba menenangkan.“Tapi Tiar yang mulai, Hanny!” protes Tania tak
Read more

Bab 47

“Ada yang bisa jelasin ke aku?” Dengan netra yang terus bergerak menatap kedua temannya secara bergantian, Hanny bertanya dengan begitu tegas, tetapi nadanya cukup santai. Namun, siapa sangka jika tatapan yang tampak tenang itu, justru membuat kedua temannya kicep, dan tidak tau harus merespon seperti apa. Terutama Tania, wanita berambut panjang dengan gelombang dibagian bawah itu hanya diam, sembari sesekali mencuri pandang ke arah Tiar.“Hallo, kalian denger aku?” Hanny malambaikan kedua tangannya tepat di depan wajah dua bujang dihadapannya “He, ayolah! Aku di sini nanya lo, kalian jawabnya pakai mulut, jangan pakai suara hati. Aku nggak bisa denger!” imbuhnya dengan sedikit menaikan nada suara, meski masih terdengar cukup lembut di telinga keduanya.“S-sorry, Han!” cicit Tania, yang kini sudah kembali menyenggol-nyenggol tubuh Tiar, mencoba untuk meminta bantuan pria itu. Padahal Hanny hanya ingin bertanya bukan mamakan dia, tapi kenapa Tania bisa setakut itu? Tiar yang juga me
Read more

Bab 48

“Kamu mau ke kantor, ‘kan hari ini?” Raka yang kala itu masih sibuk membenahi dasi di lehernya, sedikit menoleh, menatap sang istri yang terduduk di pinggiran kasur.“Iya, Sayang. Ada apa?” Tidak ada jawaban apapun dari sang empu, membuat helaan nafas sontak keluar dari mulut Raka, sesaat sebelum pria itu kembali menatap kaca di hadapannya.“Aku ikut!” Hanny akhirnya menjawab, lantas wanita itu segera mengambil tas kecil koleksinya dan segera mengahmpiri sang suami.“Ikut? Tumben banget,” balas Raka yang kini sudah kembali menatap sang istri yang sudah berada tepat disampingnya.Namun, saat kedua tangan kekar itu bergerak menyentuh pundak sang istri, tepisan pun langsung ia dapatkan.“Gak usah sentuh aku!” tegas Hanny bersungut-sungut. “Aku ngizinin kamu ada di sini, bukan berarti aku maafin kamu. Jangan kamu kira aku bakal terus percaya sama kamu, dan aku juga akan terus kumpulin bukti buat bongkar kedok kamu,” imbuhnya dengan tatapan yang berubah bengis detik itu juga.“Aku nggak
Read more

Bab 49

“Arggghhh, brengs*k!” “Awas kamu Hanny!”Hembusan angin sepoi-sepoi yang menerbangkan setiap helaian anak rambut Devina, nyatanya tak mampu membuat wanita itu merasakam kesejukan. Bahkan hatinya terasa semakin panas di setiap detiknya.Tepat dipinggiran pembatas rooftop, kedua tangan Devina mengepal sempurana, memperlihatkan otot-otot kecilnya yang semakin menonjol.“Aku bakal pastiin kamu yang akan lebih dulu bersujud di bawah kakiku!” Wanita itu kembali menyeringai dengan tatapan angkuh nan bengisnya. “Hei, kamu nggak papa!”“Ngapain kamu kesini?” Devina menoleh, tatakal mendapi sosok Raka yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Bak tak mengidahkan pertanyaan sang wanita, tangan kekar Raka justru bergerak untuk menggengam sebalah tangan yang masoh terkepal disana. Meski awalnya terdapat penolakan, akhirnya Devina luluh juga.“Kamu nggak ninggalin aku?” Dengan mantap devina menatap wajah Raka. Kini posisi mereka sudah saling berhadapan, keduanya enggan melapas tautan dua tanga
Read more

Bab 50

“Oke, udah semua!” Devina yang baru saja tiba, dengan setumpuk dokumen dalam rengkuhannya, berhasil dibuat terbrlalak tatkala beberapa Office boy, mengeluarkan semua barang dari dalam ruangannya.“Pak, ada apa ini?” tanyanya saat masih berada di ambang pintu, membuat beberapa OB itu reflek menoleh dan menghentikan aktivitasnya. “Apa hak kalian mengeluarkan semua barang dari ruangan saya?” imbuhnya, saat telah berhasil menghampiri salah satu pria paruh baya yang ada di sana. Dahi wanita itu menyerngit heran, serta tatapannya nyalang. Namun, penuh dengan pertanyaan.“Maaf, buk! Tapi ini perintah.” Office boy yang diketahui bernama pak Boby itu menjawab. Kemudian pada detik berikutnya, ia kembali menatap beberapa orang rekan kerjanya. “Kalian! mari kita lanjutkan!” Devina diam, tetapi tidak dengan otak di kepalanya. Organ kecil itu, terus berputar di tempat, berusaha mencari jawaban dari segala pertanyaan yang bersarang di sana.“Siapa yang memberi kalian perintah?” Akhirnya Devina m
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status