Home / Romansa / Diputus Pacar, Dinikahi CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Diputus Pacar, Dinikahi CEO : Chapter 71 - Chapter 80

86 Chapters

Bab 71. Rekening Rahasia

Arini merasa bingung mendengar ucapan suaminya. Dia mengerutkan dahi. "Jadi, Mas Wisnu dipecat karena apa?" "Karena kamu, Sayang." Arini bertambah bingung dengan penjelasan suaminya. Apa yang salah padanya sehingga menjadi penyebab suaminya dipecat. "Kok aku, Mas? Aku jadi bingung." "Papa tetap maksa Mas tunangan sama Tasya, tapi Mas enggak mau. Mas tetap pilih mempertahankan kamu apa pun yang terjadi." Arini merasa sangat beruntung dicintai sebesar itu oleh suaminya. Memiliki Suami seperti Wisnu pun bisa membuat Arini egois. Dia tidak akan pernah rela melepaskan Wisnu untuk siapa pun, meskipun dipaksa oleh Baskara. Perempuan itu menjadi penasaran dengan sosok Baskara dan ingin bertemu dengannya. Arini memberikan senyuman termanis pada Wisnu. "Oh gitu. Terus kalau Mas dipecat gini, Mas mau ngapain? Nanti anakku dikasih makan apa kalau Mas Wisnu enggak kerja?" Arini merengek pada suaminya seperti anak-anak yang membuat Wisnu merasa gemas padanya."Rin, jangan mancing-mancing Mas d
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

Bab 72. Curiga Akan Sesuatu

Wisnu tiba di apartemen sebelum mamanya tiba. Dia hanya datang sendirian saja, Arini ditinggal di rumah karena pria itu merasa kondisinya belum aman. Tak lama kemudian pintu diketuk. Wisnu membukakan pintu untuk Utami. Perempuan paruh baya itu menoleh ke kiri dan kanan seperti mencari sesuatu. "Arini mana, Nu? Kok enggak ada di sini? Padahal Mama kangen loh sama dia." Utami lantas duduk di sofa setelah meletakkan barang bawaannya di meja. "Aku masih khawatir kalau bawa Arini keluar, takut ada apa-apa, Ma."Wisnu masih curiga pada Baskara, walaupun memang belum terlihat jika pria itu memiliki niatan jahat pada Arini. "Ada perlu apa Ma sampai pengen ketemu segala?" tanya Wisnu heran pada Utami. Entah kenapa, feelingnya saat itu mengatakan ada bahaya yang mengintai dirinya. "Biasa. Nu, Mama kangen aja sama kamu dan Arini. Ini Mama bawain makanan kayak biasanya." Utami terlihat biasa saja, tidak menunjukkan gelagat aneh, tetapi Wisnu tetap harus waspada. Dia terus memperhatikan sang
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

Bab 73. Harus ke Rumah Sakit

Wisnu baru saja pulang bersama Arini dari dokter kandungan. Kandungan Arini sudah masuk bukan kedelapan. Mereka sudah harus bersiap agar Arini bisa melahirkan dengan lancar dengan proses apa pun itu. "Mas, kalau misalnya aku enggak bisa lahiran normal kan harus makan banyak biaya, nanti gimana?" Arini tiba-tiba khawatir Wisnu tidak bisa membiayai persalinannya nanti. "Kamu kok mikir gitu, sayang? Mas ada kok uang buat bayarin biaya lahiran kamu mau operasi sekali pun. Mau 50 juta atau 100 juta juga ada, pokoknya kamu jangan khawatir ya. Mas enggak akan biarin kamu stress mikirin biaya lahiran." Arini mengerutkan dahi. Yang dia tahu semua rekening Wisnu diblokir oleh Baskara. "Terus itu uang siapa? Mas pinjem ke siapa uang sebanyak itu? Kalau enggak ada jangan maksa ya, Mas. Aku enggak apa-apa kok kalau cuma lahiran di bidan aja." Wajah Arini terlihat cemberut. "Gimana tuh katanya enggak apa-apa tapi mukanya enggak mendukung. Mas ada uang di rekening lain, memang enggak atas nama Ma
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

Bab 74. Tinggalkan Anak Saya!

"Mau ngapain, Mas? Siapa yang sakit?" tanya Arini bingung melihat suaminya mendadak mengajaknya ke rumah sakit. "Rin, ikut aja dulu, ya, nanti Mas jelasin di jalan." Arini mengangguk. Wisnu mengajaknya menuju lobi hotel untuk menuju rumah sakit dengan taksi yang dipesan dari pihak hotel. Wisnu terlihat santai di dalam taksi menuju rumah sakit, tidak terlihat khawatir sedikit pun. Arini malah khawatir saat melihat suaminya begitu. "Mas, sebenarnya yang sakit itu siapa sih?" tanya Arini benar-benar penasaran dengan suaminya. "Mama apa bukan?" tebak Arini karena penasaran. "Hmm ... gimana ya, Rin. Tadi Mama bilang papa yang masuk rumah sakit, tapi enggak bilang sebabnya." Arini menganggukkan kepala. "Semoga papa Mas Wisnu baik-baik aja, ya." "Aamiin, makasih ya, Rin. Kamu belum pernah ketemu sama papaku tapi mau doain yang baik-baik. Kamu emang yang terbaik." Arini tersenyum pada Wisnu. "Kan yang selalu ngajarin jadi orang baik itu Mas Wisnu. Katakanlah aku terinspirasi sama Mas
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Bab 75. Mengancam Tasya

"Betul, Pak. Saya Arini istrinya Mas Wisnu. Saya enggak butuh uang banyak dari Bapak. Kalau saya disuruh ninggalin Mas Wisnu cuma karena uang, lebih baik saya tetap bertahan di samping Mas Wisnu apa pun yang terjadi!" Arini tidak gentar dengan tawaran Baskara. Baginya Wisnu jauh lebih berarti dari apa pun. Dia akan mempertahankan pria itu semampunya. Baskara memandang remeh pada Arini. "Wisnu yang sekarang enggak sama dengan Wisnu beberapa bulan yang lalu. Dia sekarang sudah enggak punya apa-apa lagi, mungkin buat beli bensin motornya aja dia enggak mampu. Paling dia minta sama kamu. Apa kamu sanggup membiayai hidup dia selamanya?" Arini mengerutkan dahi lalu menghembuskan napas kasar. "Mas Wisnu adalah pria yang mandiri dan bertanggung jawab, tidak mungkin dia enggak memikirkan masa depan saya sebagai istrinya dan anak kami. Pasti dia akan berusaha sekuat tenaga agar tidak bergantung pada istrinya. Masa Bapak enggak kenal dengan anak sendiri?" Bagaimana pun Arini tidak mau terlihat
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

bab 76. Jalan Pagi

"Mulai sekarang jangan dekati aku lagi atau foto ini aku kirim ke papamu!"Tasya mendesah. "Iya, Mas. Cuma itu doang, enggak ada yang lain?"Wisnu berpikir apa yang akan dia katakan pada Tasya lagi karena dengan menggunakan foto itu sengaja ancaman."Bilang ke om Baskara kamu enggak mau dipaksa tunangan sama aku. Terus kasih tahu juga kalau kamu punya pacar."Tasya menarik napas panjang sebelum menjawab ucapan Wisnu. "Ok. Ada lagi, Mas?""Sementara ini cukup. Nanti aku hubungi lagi kalau ada yang lain. Sekarang lebih baik kantor aja, kerjaan kamu pasti banyak karena diabaikan, kamu terlalu sibuk dengan pacarmu itu!"Wisnu bangkit dari duduknya. Dia pun keluar dari tempat pertemuan dengan Tasya.Sampai hari itu, Wisnu tidak banyak memberitahu Arini soal Tasya. Dia tidak ingin Arini memikirkan soal Tasya karena akan membuat Airin stress.Setelah bertemu dengan Tasya. Wisnu mendatangi kantor papanya. Dia menemui Baskara di ruangannya."Pa. Ternyata selama ini Tasya membohongi kita." "Ken
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab 77. Penipu Ulung

Selama satu minggu terakhir ini, Baskara fokus mengurus pekerjaan sambil mendapat infomasi soal Tasya. Ternyata setelah melakukan pengintaian terhadap Tasya banyak fakta menarik yang dia dapatkan dari orang suruhnya. Baskara pun memanggil Wisnu ke rumahnya. Mereka bertemu di ruangan kerja milik pria itu di rumah. Pria paruh baya itu juga memanggil orang kepercayaanya ke rumah. Malam itu baik Baskara dan Wisnu menunggu informasi penting dari orang kepercayaan Baskara. "Mulai dari mana nih?" tanya Baskara pada temannya. "Dari laki-laki yang sering bersama Tasya dulu aja. Namanya Brian. Dia ini adalah penipu. Kerjaannya ya memang begitu mendekati perempuan kaya hanya untuk mengambil uangnya saja. Dia rela melakukan apa saja untuk mendapatkan yang dia mau." Wisnu dan Baskara menjadi penasaran dengan cerita awal dari teman Baskara yang bernama Rama. "Wah, gawat ini kalau sampai papanya Tasya tahu kalau anaknya jadi incaran penipu." Wisnu mengomentari Brian yang lihai mendekati Tasya. "
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 78. Arini Melahirkan

Ratih dan Wisnu sudah menyiapkan tas perlengkapan bersalin buat Arini. Hari ini perut perempuan itu sudah mulai terasa kontraksi. Arini minta Wisnu untuk menemaninya banyak jalan. Berjalan di sekitar rumah, jalan di mall. Arini ingin melahirkan secara normal lebih dulu. Namun, jika di tengah proses ada kendala baru dia akan memilih jalan operasi. Siang itu kontraksi yang dirasakan Arini sudah mulai sering. Hampir setiap menit sekali, tetapi ketubannya belum pecah. Wisnu berinisiatif membawa Arini ke rumah sakit dengan taksi. Perjalanan menuju rumah sakit dalam kondisi seperti itu terasa lama. Satu menit terasa satu jam. Wisnu tidak menemani Arini sendirian. Ratih sang ibu mertua sudah pasti menemaninya. Pria itu belum sempat menghubungi mamanya. Rencananya nanti begitu tiba di rumah sakit Arini masuk ruang tindakan, Wisnu akan menghubungi sang mama. Akhirnya taksi yang mereka tumpangi tiba di rumah sakit, Wisnu membantu Arini dibawa ke ruang UGD semetara Ratih membawakan tasnya. Di
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Bab 79. Memegang Perusahaan Kembali

Usia Rasyid sudah masuk tiga bulan, tetapi sikap Baskara masih sama pada Wisnu dan Arini. Pria paruh baya itu masih belum ada keinginan untuk menerima Rasyid sebagai cucunya. Siang itu Wisnu mengajak Arini ke rumah orang tuanya. Mamanya ingin bertemu dengan sang cucu sehingga mengundang arini dan Wisnu ke rumahnya. "Duh, Mama kangen banget sama kalian." Perempuan paruh baya itu memeluk Arini dan Wisnu bergantian. "Sini biar Mama aja yang gendong Rasyid." Mamanya Wisnu itu mengambil sang cucu dari tangan anaknya. Mereka pun masuk rumah menuju ruang tengah lalu duduk di sofa. Rindu dan Wisnu masih merasa gerah karena masih betah mengendarai motor ke rumah sang mama. "Kenapa enggak naik mobil sih?" tanya mamanya Wisnu. "Kan kasian Rasyid kalau harus kepanasan kayak gini." Perempuan itu mengelus lembut kepala cucu Kesayangannya. "Mobil? Nanti diprotes papa lagi, Ma." Wisnu memang belum mau menggunakan apartemen dan mobil pribadinya selama Baskara belum mau mengembalikan perusahaan pad
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Bab 80. Berita Miring

Rasyid sudah berusia satu tahun, tetapi Baskara belum juga mau menerima kehadirannya sebagai cucu. Keras sekali hati pria paruh baya itu belum mau menerima kehadiran anak itu. Istrinya tidak pernah lelah untuk membujuk Baskara agar mau luluh hatinya. Namun, usahanya masih belum menemukan hasil. Pagi itu Wisnu sudah bersiap bekerja di kantor. Jadwalnya hari itu cukup pada. Namun, masih terlalu pagi untuk tersebar berita miring tentang pemimpin PT. Kalingga. Tersebar berita jika anak dari Wisnu adalah anak haram. Hasil hubungan gelap istrinya dengan pria lain. Berita ini tersebar di berbagai media online. Membuat Baskara mengamuk dan sejak pagi sudah menyambangi kantor PT. Kalingga untuk menanyakan langsung pada anaknya. Agar berita yang tersebar tidak semakin liar, Baskara sudah meminta untuk mentake down berita itu agar dihapus dari berbagai media online."Apa benar apa berita yang tersebar itu jika anakmu adalah hasil hubungan gelap Arini dengan pria lain?" tanya Baskara dengan nada
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status