Home / Romansa / Diputus Pacar, Dinikahi CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Diputus Pacar, Dinikahi CEO : Chapter 61 - Chapter 70

86 Chapters

Bab 61. Pura-pura Pingsan

Tepat jam 6 sore, Wisnu keluar dari kantor bersama Denis. Dia pun berjalan menuju parkiran bersama sekretarisnya itu. Baru sampai di mobil, saat akan membuka pintu mobil, lengan Wisnu ditarik oleh seseorang. Karena tidak ada persiapan apa pun tubuh Wisnu ketarik mengikuti langkah orang yang menariknya itu. Baru jalan beberapa langkah, Wisnu menarik lagi lengannya dengan keras. "Kamu apa-apaan sih, Sya?" protes Wisnu setelah tahu siapa yang menarik lengannya. "Mau ngajak makan malam, Mas," jawab Tasya dengan santainya. "Kan bisa ngomong baik-baik. Kenapa pake narik tangan segala sih?" "Mas Wisnu kan suka nolak kalau aku ngajak makan. Jadi, kali ini aku paksa." Tasya bicara dengan nada sedikit merajuk. Wisnu mengembuskan napas berat. Dia tetap heran dengan Tasya yang sering sekali memaksanya untuk bertemu dan mengajak makan. "Ok, kalau gitu kita makan malam sekarang. Kamu mau makan di mana? Kita ketemuan di sana dan jalan dengan mobil masing-masing." "Kenapa enggak bareng di sat
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 62. Kehilangan Perusahaan

Besoknya sejak bangun tidur, Arini mendiamkan suaminya. Wisnu benar-benar bingung dibuat Arini. Dia bertanya-tanya apa yang menyebabkan Arini marah padanya karena Arini tidak mengatakan pada Wisnu penyebabnya. Namun, pria itu yakin kalau penyebab kemarahan Arini disebabkan kejadian tadi malam. "Kamu marah, Rin?" tanya Wisnu saat Arini sedang membuat sarapan di dapur. Arini menggelengkan kepalanya. "Kok diem? Enggak biasanya deh." Wisnu tidak sanggup didiamkan oleh Arini begitu. Arini tetap membuatkan sarapan untuk Wisnu. Kemudian menyajikan di meja. Keduanya duduk di meja untuk sarapan. "Nanti pas Mas Wisnu berangkat ke kantor, aku mau pulang ke rumah. Aku takut mama nyariin aku karena enggak pulang tadi malam." Arini berkata dengan ketus. "Iya, enggak apa-apa. Mau Mas antar enggak pulang ke rumah?""Enggak usah Mas, nanti Mas telat pergi ke kantornya. Aku bisa naik taksi online aja." Wajah Arini terlihat cemberut. "Kamu marah, Rin?" Wisnu mengulang lagi pertanyaannya. Arini t
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 63. Arini Diculik?

"Maksud Papa gimana? Kenapa aku harus kehilangan perusahaan milik aku sendiri?" tanya Wisnu bingung.'Papa ada rencana apa lagi ini?' tanya Wisnu dalam hati berusaha menebak-nebak rencana Baskara.Baskara tersenyum. "Papa ada rencana apa? Papa mau kamu menceraikan perempuan jalang itu lalu bergumam ganti dengan Tasya. Itu saja.""Kalau Papa ada rencana itu kenapa ngomongin perusahaan? Pasti ada sesuatu." Wisnu tetap curiga pada Baskara. Bisa saja pria itu melakukan sesuatu pada perusahaan miliknya, meskipun Baskara adalah papanya sendiri. Cepat atau lambat dia akan mengetahui hal itu. "Tenang aja, Nu, selama kamu mau menuruti kemauan Papa. Papa bisa jamin semuanya akan aman. Jadi, kapan kamu akan menceraikan Arini?" tanya Baskara dengan nada rendah. "Aku enggak akan menceraikan Arini sampai kapan pun, Pa. Mau Papa maksa juga silakan, tapi aku tetap yang memutuskan." "Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi dalam satu bulan ke depan. Apa kamu masih akan bersama Arini atau tidak."
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 64. Tempat Penyekapan

Saat sedang bekerja, Wisnu menerima pesan dari nomor tidak dikenal yang masuk ke ponselnya. Dia hentikan pekerjaannya sesaat untuk membaca pesan itu. Mata Wisnu terbelalak saat melihat pesan gambar yang masuk ke ponselnya. Dia lihat Arini yang sedang hamil duduk terikat, tetapi dia sedang tidak sadarkan diri. Dengan perasaan marah karena telah menculik Arini, Wisnu menelepon nomor yang mengirimkan pesan padanya itu. Panggilannya tersambung, tetapi tidak langsung diterima oleh pemilik nomor ponsel itu. "Halo, siapa kamu?" tanya Wisnu saat tahu panggilannya diterima."Anda tidak perlu tahu siapa saya. Anda bisa lihat sendiri kan sekarang istri anda ada bersama saya." "Kalian ada di mana? Jangan coba-coba menyentuh istri saya apalagi menyakitinya atau kamu saya bunuh!" Wisnu mengancam pria itu. "Saya tidak takut dengan ancaman dari anda. Tunggu telepon dari saya jika anda ingin istri anda selamat. Ingat jangan coba-coba untuk menghubungi polisi atau saya habisi nyawa istri anda." Se
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 65. Terluka Parah

Setelah melakukan pengintaian, teman Wisnu kembali ke mobil. Dia menggambarkan pada Wisnu dan dua temannya yang lain mengenai apa saja yang ada di dalam. Berapa orang penculik itu dan di mana Arini disekap.Berdasarkan cerita dari temanya itu, Wisnu bisa memutuskan untuk bergerak untuk menyelamatkan Arini malam itu juga. Sebelumnya dia menelepon Denis untuk memastikan sesuatu. "Halo, Den, kamu jadi menghubungi polisi?" tanya Wisnu pada Denis di panggilan telepon. "Sudah, Pak. Mereka sudah saya kabari alamat tempat bu Arini disekap. Ada apa ya, Pak?" "Minta mereka datang ke sini sekarang. Saya mau masuk ke tempat itu dan menyelamatkan Arini.""Ok. Segera saya kabari mereka agar cepat datang ke sana." "Terima kasih ya, Den." Wisnu mengakhiri panggilan telepon. Lalu dia beralih pada tiga orang temanya. Wisnu mulai membuat rencana bersama. Di dalam bangunan itu, ada tiga orang yang menjaga Arini. Semuanya terlihat sedang duduk manis sambil bermain ponsel. Mungkin mereka sedang menung
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 66. Kehilangan Arini

Wisnu berjalan dengan langkah gontai masuk ke apartemen Denis. Sebelum datang ke sana, dia menelepon sekretarisnya lebih dulu. Untungnya sekretarisnya terbangun saat dia menelepon. Wisnu menghempaskan tubuhnya di sofa. Dia memegangi kepalanya yang mulai berdenyut memikirkan nasib Arini. "Minum dulu, Pak." Denis memberikan segelas air untuk Wisnu. Dia pun meminum air dalam gelas itu sampai habis. "Gimana keadaan ibu Arini, Pak?" tanya Denis yang juga penasaran dengan kondisi Arini. "Baru selesai operasi. Sekarang masuk ICU dulu untuk diobservasi. Di rumah sakit enggak ada tempat nunggu, daripada tidur di mobil lebih baik saya ke sini aja. Mau balik ke apartemen enggak enak karena sendirian. Mau balik ke rumah mertua enggak berani karena pasti ditanya-tanya, belum lagi mama mertua pasti syok kalau tahu anaknya ada di rumah sakit. Brengsek banget itu orang yang nembak Arini. Cepet banget dia hilangnya." Wisnu mengusap wajahnya dengan kasar lalu menghembuskan napas berat. "Sabar ya, P
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Bab 67. Bangun Dong, Rin

Wisnu terbangun dari tidurnya setelah Denis membangunkannya. Dia pun terkejut, Wisnu mengusap wajahnya yang penuh dengan keringat. "Bapak kenapa?" tanya Denis yang heran melihat Wisnu yang wajahnya terlihat tegang. "Saya habis mimpi buruk, makasih sudah membangunkan saya. Sekarang jam berapa, Den?" "Sudah hampir jam tujuh pagi, Pak. Saya mau pamit ke kantor dulu. Sarapannya sudah ada di meja, Bapak tinggal makan aja, ya." "Oh ya, makasih untuk sarapannya, hati-hati di jalan ya, Den." Denis mengambil tas kerjanya di kamar lalu keluar meninggalkan apartemen. Wisnu masih duduk di atas ranjang sambil memikirkan mimpi nya tadi yang terasa begitu nyata. Dia pun memutuskan untuk menghubungi pihak rumah sakit untuk menanyakan kondisi terakhir Arini. "Halo, saya Wisnu, suami dari pasien bernama Arini. Istri saya masih dirawat di ruangan ICU, kan?" Wisnu minta langsung disambungkan dengan ruangan ICU. "Masih, Pak. Ibu Arini sampai saat ini masih belum siuman." "Oh, terima kasih. Kapan
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Bab 68. Arini Siuman

Sudah dua hari Arini dirawat di ruangan ICU, selama itu pula Wisnu kehilangan semangatnya. Makan dan tidur dia lakukan seperti formalitas saja. Hanya agar dia bisa tetap terlihat baik-baik saja, padahal hatinya hancur. Wisnu merasa waktu berjalan begitu lambat untuk menunggu Arini siuman. Hari ketiga menunggu Arini siuman, Wisnu masih berada di rumah sakit. Mendekati jam makan siang, ponsel Wisnu berdering. Dia keluarkan ponsel dari saku. Dia menerima panggilan telepon itu setelah melihat nama kontak mamanya yang muncul di layar ponsel. "Kamu di mana, Nak?" tanya Utami di panggilan telepon tanpa menunggu Wisnu bicara lebih dulu. "Di rumah sakit, Ma.""Oh, pantes enggak ada orang, Mama lagi di depan apartemenmu sekarang. Arini mana? Kok enggak ada di apartemen? Terus ngapain kamu di rumah sakit, Nu?" "Arini enggak ada di apartemen, Ma, sekarang dia dirawat di rumah sakit. Jadi, aku nungguin Arini di sini." Wisnu mengatur suaranya agar tidak terdengar sedih. "Loh, kenapa Arini dira
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Bab 69. Mencurigai Gilang

Setelah Wisnu melihat gerakan tangan Arini, tak lama kemudian perempuan itu membuka matanya. Perawat sudah memanggil dokter. Dokter pun datang untuk memeriksa keadaan Arini yang baru saja siuman. "Kondisi Ibu Arini perkembangannya semakin bagus. Mudah-mudahan terus membaik ya, supaya nanti bisa cepet pulang dan menjalani rawat jalan saja." Wisnu lega mendengar ucapan dokter. Hilang sudah semua rasa khawatirnya selama menunggu Arini siuman. Perjuangannya selama beberapa hari menunggu Arini tidak berakhir sia-sia. Setelah menjelaskan keadaan Arini pada Wisnu dokter pamit keluar dari ruangan ICU. Kemudian Wisnu duduk kembali di kursi di sebelah Arini. Pria itu tersenyum sambil menahan air mata haru yang hampir terjatuh. "Ada yang kerasa sakit, Rin?" tanya Wisnu sambil memandang Arini yang masih terbaring lemah di brankar. Arini menggeleng lemah. "Enggak kok, Mas. Mas Wisnu sehat?" Arini bisa melihat dengan jelas wajah kuyu suaminya yang kurang tidur serta stres karena banyak pikiran
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Bab 70. Wisnu Dipecat

Sudah satu minggu Arini di rawat di rumah sakit. Selama itu juga Wisnu tidak masuk kantor. Dia tidak mau meninggalkan Arini selama perempuan itu dirawat di rumah sakit. Arini sempat protes pada Wisnu agar masuk kantor, dia khawatir pekerjaan suaminya akan terbengkalai karena sibuk menemani Arini di rumah sakit. Setelah mendapat izin pulang dari rumah sakit, Wisnu membawa Arini pulang ke rumah Ratih. Namun, sebelum pulang dia mengajak Arini ke sebuah toko yang menjual alat makeup. Wisnu tidak ingin Ratih curiga saat melihat wajah pucat Arini. "Rin, kamu butuh apa aja biar muka kamu enggak keliatan pucat, beli aja semua ya, terus dipake sekalian." Arini paham apa yang dimaksud suaminya. Sehingga dia membeli pelembab, fondation, bedak dan lipstik. Itu sudah cukup untuk membuat wajahnya terlihat lebih segar. Wisnu membayar semuanya lalu menunggu Arini memakai semua di wajahnya, baru kemudian mereka mengambil motor di apartemen. "Terus barang-barang kita gimana, Mas?" tanya Arini agar
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status