Home / CEO / Diputus Pacar, Dinikahi CEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Diputus Pacar, Dinikahi CEO : Chapter 11 - Chapter 20

86 Chapters

Bab 11. Panggilan Mendadak

Dalam ruang pemeriksaan, Arini tengah berbaring untuk diperiksa kandungannya. Dokter memeriksa dengan alat USG. Wisnu merasa takjub melihat perkembangan janin dalam perut Arini yang terlihat tumbuh dengan baik. Walaupun itu bukan anak kandungnya, dia tetap menyayangi janin dalam kandungan Arini seperti anaknya sendiri."Perkembangan janinnya bagus. Usia kandungan 17 minggu. Kalau dilihat ini jenis kelaminnya laki-laki."Mendengar penuturan dokter membuat Wisnu merasa sangat senang. Begitu juga dengan Arini. Pancaran kebahagiaan terlihat di wajah keduanya."Nanti ke sini satu bulan lagi, ya! Saya resepkan vitamin seperti biasanya."Dokter meletakkan foto hasil USG Arini di meja. Wisnu mengambilnya. Sesaat kemudian wajahnya terlihat sedih karena melihat janin yang tidak bersalah itu hampir saja berakhir oleh ayahnya sendiri. Dia hanya bisa berharap janin dalam kandungan Arini semakin sehat dan lahir dalam keadaan sempurna."Terima kasih ya, Dokter."Wisnu dan Arini pamit pada dokter lal
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 12. Mendapat Pekerjaan

Arini sudah tiba di lobi kantor PT. Kalingga. Dia menuju kantor itu dengan ojek online. Arini tidak menelepon sang suami karena dia takut suaminya tidak bisa mengantar. Perempuan itu hanya mengirimkan pesan pada suaminya jika dia mendapat panggilan dari PT. Kalingga.Sampai di sana, Arini merasa bingung harus menuju ruangan mana. Kemudian dia ingat kata-kata sekretaris direktur yang tadi menelepon dia, dia harus menelepon pria itu jika sudah tiba di kantor. Arini pun mengeluarkan ponsel lalu menghubungi nomor pria yang menelponnya tadi.Panggilan pertama tidak diangkat. Panggilan kedua juga sama. Sampai panggilan ketiga belum juga ada jawaban. Arini mulai bingung. Dia merasa sudah ditipu mentah-mentah karena ternyata sekretaris itu tidak menepati janjinya. Arini meremas ponsel sambil berpikir apa yang akan dia lakukan di sana. Tetapi menunggu atau pulang ke rumah. Sebelum memutuskan untuk pulang, Arini melihat ada meja dan seseorang yang berdiri di belakangnya. Arini mendekati meja d
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 13. Ruangan Kerja Baru

Baru saja Wisnu masuk rumah. Pria itu sudah ditarik lengannya oleh Arini masuk ke kamar, dia hanya bisa pasrah. Wisnu tampak bingung dengan tingkah Arini kali ini. "Rin, ada apa sih?" "Sini deh Mas, duduk di ranjang." Wisnu menuruti keinginan Arini duduk di tepi ranjang. Dia masih belum bisa menebak apa yang akan dilakukan istrinya kemudian. "Mas sudah duduk nih. Sekarang apa?" Arini berjalan mondar-mandir di hadapan suaminya, tetapi tatapannya tidak lepas dari wajah tampan suaminya. Arini masih curiga dengan suaminya yang memang selalu terlihat bersih jika dibandingkan dengan tukang ojek kebanyakan. Bahkan tubuh pria itu selalu wangi setiap pulang ngojek. "Coba ngomong sesuatu, Mas!" "Ngomong apa sih? Kamu tuh kenapa, Rin? Emang ada yang aneh sama Mas? Masa suami baru pulang masih capek terus disuruh duduk terus ngomong. Aneh!" Baru kali ini pria itu terlihat protes pada Arini. "Suaranya mirip banget." Arini mengingat suara CEO yang dia dengar di PT. Kalingga tadi. "Mas punya
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 14. Sebuah Tamparan

Denis menepuk kedua tangan di atas. Tak lama kemudian datang empat orang pria berbadan kekar masuk ke ruangan itu. Letak ruangan kerja Arini di lantai bawah dekat dengan tempat penyimpanan peralatan cleaning service. Arini sendiri masih bingung mengapa dia diberikan ruangan sendiri yang letaknya jauh dari ruangan karyawan lain.Saat keempat pria berbadan kekar itu masuk ke ruangan. Arini keluar dari sana. Ruangan itu tidak terlalu besar tetapi isi ruangannya bukan benda kecil. Ada dua meja dan kursi serta beberapa kardus besar di sana.Perempuan itu hanya bisa mengamati pergerakan para pria itu yang cukup cekatan. Setelah semua barang dikeluarkan, ruangan itu tampak kosong. Arini tidak tahu ke mana semua barang itu dipindahkan dan dia juga tidak penasaran."Setelah ruangan ini dibersihkan, akan ada meja dah kursi baru, seperangkat komputer dan akan dipasang kamera CCTV.""Baik, Pak. Gimana baiknya aja. Saya tetep akan menunggu di sini. Apa perlu saya bantu bersih-bersih ruangan, Pak?"
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 15. Tiba-tiba Pingsan

Ratih muncul dari dalam rumah. Dia mendengar suara Arini dengan seorang pria. Dia lihat Gilang di sana. Melihat Arini baru saja menampar Gilang dan pria itu akan balas menampar Arini, Ratih marah besar pada pria itu."Mau apa kamu datang ke sini? Belum puas menyakiti anak saya?"Gilang menatap Ratih dengan tajam. Dia pun kesal pada Ratih. Sama kesalnya pada Arini. "Tolong ajarkan sopan santun sama anak Ibu! Masa ada tamu ditampar? Tuan rumah macam apa itu?""Dengar kamu laki-laki brengsek. Jangan pernah datang lagi ke rumah ini! Kamu sudah pernah mengusir kamu dengan kasar, kenapa harus datang ke sini untuk bertemu dengan Arini lagi? Mau menjilat ludah sendiri? Apa enggak jijik?"Ratih tambah kesal pada Gilang. Ingin dia usir pria itu dengan kasar, tetapi dia tidak mau dicap sebagai orang tidak beradab. Lalu apa bedanya dia dengan keluarga Gilang. Gilang mendengus kasar. Dia tinggalkan rumah itu tanpa pamit. Membawa perasaan kesal dan marah yang belum sempat terlampiaskan. Setelah k
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 16. Menuju Rumah Sakit

"Enggak lama kok, Pak. Saya baru mau tanya dia badannya sudah gemetar terus pingsan. Emang dia lagi sakit ya, Pak?"Pria itu diam memikirkan sesuatu. Dia belum tahu apa penyebab sekretaris itu pingsan."Mbak, namanya siapa?""Saya Arini. Arini Puspasari.""Ok. Mbak Arini, saya mau minta tolong. Sebentar lagi aja akan menelepon ambulans. Mbak Arini bisa temani sekretaris saya ke rumah sakit? Saya butuh laporan hasil pemeriksaan rumah sakit pada sekretaris saya. Saya mohon banget."Wajah pria itu terlihat memelas pada Arini. Membuatnya menjadi tidak tega untuk menolak permintaan pria itu."Baik, Pak, saya akan bantu.""Ini nomor HP saya, tolong kamu simpan di HP kamu."Pria itu memberikan sebuah kartu nama pada Arini. Dia membaca nama yang tertulis di kartu itu. 'Biantara Kusuma, direktur pemasaran. Bapak ini yang aku cari dari tadi dong? Demi apa bisa aku bisa ketemu langsung kayak gini.'"Ok, saya simpan nomor Bapak. Nanti kalau sudah sampai di rumah sakit, saya hubungi.""Terima kas
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 17. Makan Malam

Setelah lama berpikir karena bingung harus melakukan apa, Kirana putuskan untuk menghubungi Denis, sekretaris Kalingga melalui panggilan telepon."Selamat sore, Pak Denis.""Ya, selamat sore Bu Arini. Ada yang bisa saya bantu?""Hmm ... gini, sebenarnya saya lagi bingung, Pak." Arini merasa ragu untuk jujur pada Denis."Bingung kenapa ya, Bu Arini?""Ini soal bikin surat penawaran. Saya kan belum tahu banyak soal PT. Afood itu, terus belum pernah juga bikin surat penawaran. Pak Denis bisa bantu saya enggak?" Arini deg-degan menunggu jawaban Denis. Dia takut pria itu tidak mau membantunya. "Oh, saya bisa bantu. Nanti saya kirim file ke email Bu Arini sebelum jam lima sore. Bacanya besok saja. Sekarang saya masih ada kerjaan bareng Pak Kalingga.""Baik. Terima kasih untuk bantuannya ya, Pak Denis. Selamat sore."Setelah panggilan telepon berakhir, Arini menatap berkas di atas meja. Dia mengambil satu bundel. 'Baca lagi aja sambil nunggu jam pulang kantor.'Jika sudah serius membaca ber
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 18. Bertemu Kembali

Wisnu membawa Arini ke klinik terdekat untuk memeriksakan sakit perut yang dialami Arini. Dia merasa cemas jika terjadi sesuatu pada kehamilan istrinya itu. Apabila itu terjadi, Wisnu pasti akan menyalahkan diri sendiri karena merasa tidak bisa menjaga Arini dengan baik.Untunglah, dokter di klinik mengatakan jika kandungan Arini baik-baik saja. Dia mengalami sakit perut karena rahimnya semakin membesar dan baru saja makan dalam jumlah sangat banyak.Wisnu bersyukur. Arini baik-baik saja. Dia pun membawa Arini pulang ke rumah agar perempuan itu bisa istirahat karena banyak aktivitas hari ini.Besoknya kondisi Arini sudah membaik, dia kembali bekerja seperti biasa. Sejak pagi dia sudah berkutat dengan file yang kemarin dikirim oleh Denis.Perempuan itu segera mempelajari semuanya. Saat sedang serius membaca tentang profil perusahaan PT. Afood, Arini teringat sesuatu."Aku kok baru ingat ya kalau PT. Afood kan langganan pakai jasa dari PT. Maheswara? Beberapa kali mereka ada tender yang
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 19. Ciuman Menenangkan

"Cari mangsa baru? Cuma itu yang ada dalam pikiranmu tentang aku, Mas?" Arini menunjuk wajah Gilang. Ingin rasanya dia menampar wajah pria itu atas ucapan yang menghinanya. "Iya. Buktinya kamu enggak pernah puas karena tidak berhasil mendapatkan aku, kamu cari pria lain, merayu sana sini minta orang lain tanggung jawab atas kehamilanmu!" Hari Arini terasa sakit mendengar ucapan Gilang. "Jaga ucapanmu Mas. Tega sekali kamu bilang aku jual diri. Beruntung kamu ketemu aku di tempat umum, kalau enggak sudah aku remas mulut kamu yang selalu menuduh sembarangan tanpa bukti!" Dada Arini bergerak naik turun karena terbawa emosi dan napasnya memburu. Tidak terima dihina oleh pria itu. "Ah sudahlah, sudah ada buktinya kalau kamu suka ganti-ganti teman tidur sampai hamil begitu." Ucapan Gilang semakin membuat Arin bertambah sakit hati. Dia menarik lengan pria itu agar mengikuti langkahnya. "Ayo ikut aku tes DNA, Mas. Kita buktikan siapa sebenarnya ayah dari janin yang aku kandung." Gilang
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 20. Reward Untuk Arini

Arini berjalan masuk kantor PT. Afood hari ini bersama Denis. Kalingga tidak ikut bersama mereka karena ada keperluan mendesak.Perempuan itu sudah pasrah. Dia berjalan dengan semangat walau apa pun hasilnya nanti. Bersama dengan Denis dia masuk ruangan rapat yang telah disiapkan.Di ruangan itu telah disiapkan beberapa kursi untuk undangan dari beberapa perusahaan ekspedisi termasuk PT. Kalingga dan PT. Maheswara. Arini duduk bersebelahan dengan Denis. Di hadapannya ada Gilang bersama orang kepercayaannya.Pria itu menatap Arini dengan tatapan tidak bersahabat. Entah sejak kapan Gilang membenci Arini karena dia selama pacaran pria itu selalu bersikap baik padanya. Setelah Arini datang ke rumahnya untuk meminta tanggung jawab pria itu, sejak itu pula Gilang berubah menganggap Arini seperti musuh saja. Direktur pemasaran dari PT. Afood masuk ruangan. Dia menyalami satu persatu orang yang ada di ruangan. Saat bersalaman dengan Arini direktur itu tersenyum lebar. "Terima kasih sudah dat
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status