Semua Bab Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire: Bab 141 - Bab 150

163 Bab

BAB 141 Tega!

"Kepikiran sesuatu?" Ricky yang kebetulan menemui Noah selepas mengantarkan Bi Lastri, bertanya.Noah menggeleng."Tapi wajahmu jelas menggambarkan kalau dirimu sedang terganggu oleh hal yang membuatmu bingung bagaimana mencari solusinya!" Ricky meledek dan tertawa.Sama sekali bukan lelucon yang lucu. Saat ini Noah sedang dilanda kebingungan.Bagaimana mencari tahu soal Bi Lastri? Ketika dia pergi dari rumah Tuan Martin, itu artinya dia tak lagi memiliki mata-mata yang bisa diandalkan. Sementara kasus Kakeknya masih belum menemukan solusi.Haruskah dia yang ke sana langsung untuk mencari tahu?Tapi itu terlalu beresiko.Dia harus mencari cara."WOY!" Ricky melemparkan sebuah gumpalan kertas kecil ke kening Noah."Apaa?!!" Noah marah."Kamu melamun dari tadi sampai-sampai seperti orang sedang mabuk mau bunuh diri..." Tudingnya.Ricky mengambil duduk di sebelah sepupunya. "Aku hanya butuh jawaban. Itu saja." Kata Noah."Kalau soal Aliesha, jawabannya tidak. Dia terlihat makin romantis
Baca selengkapnya

BAB 142 Pertolongan Terakhir

"Kenapa harus begitu Kek?"Ben merasa khawatir dan berharap Kakeknya tidak tahu menahu soal keberadaan Aliesha kini."Itu adalah aturanku. Aku tidak mau anak itu masih berhubungan dengan ayahnya. Suruh dia memilih antara kamu atau ayahnya." Saran Kakek tua itu pada cucunya.Sebuah hal yang berat. Tentu saja Aliesha akan sulit memilih siapa yang lebih berat untuk dirinya.Suami dan Ayah adalah dua sosok yang sama pentingnya dalam hidup seorang wanita."Kek, kenapa harus demikian?" Ben merasa ini akan menjadi hal yang sulit.Dia sudah sangat merindukan istrinya itu dan berharap dia akan pulang secepatnya. Tapi, bagaimana cara menjemputnya!?"Jangan tanya lagi. Aku mau istirahat!" Kakek menutup sesi diskusi dan memejamkan matanya.Itu tandanya dia sudah tak mau lagi diganggu.Giliran sekarang Ben harus memutar otak untuk mencari bantuan agar bisa menjemput istrinya kembali. Bukankah dia kemarin diantarkan oleh Noah, itu berarti... meminta tolong Noah saja untuk menjemput istrinya!Noah m
Baca selengkapnya

BAB 143 Kunjungan Aliesha

"Noah? Kenapa ke sini lagi?"Lelaki bertubuh atletis itu tak lantas menjawab saat ditanyai oleh Aliesha.Dia tak mau berdebat panjang dan masuk begitu saja ke area parkiran."Kenapa tidak langsung ke rumah Kakek saja?" Tanya Aliesha lagi. Padahal jelas-jelas dirinya sudah menyebutkan merindukan suaminya.Noah tak bergeming dan melanjutkan menggendong kedua anaknya dengan tangan kanan dan kiri. "Noah!"Aliesha tak punya pilihan selain mengikuti lelaki itu. Ketika sampai di unitnya, Noah bukannya membuka pintu dengan mengetik kode melainkan dia malah memencet bel. Seolah-olah ada seseorang di dalam.Tak lama mereka menunggu, seseorang membuka pintu dari dalam.Di situlah Aliesha merasa jantungnya seperti melompat ke luar dari tubuhnya."Bi Lastri? Jadi kamu di sini!?" Ocehan itu mulai keluar dari mulutnya.Dia merasa janggal bagaimana bisa sosok wanita yang biasa menjadi pembantu di rumahnya itu kini tiba-tiba
Baca selengkapnya

BAB 144 Transit

"Noah, kamu bilang apa barusan?" Aliesha bertanya karena dia tak begitu mendengar apa yang dibisikkan oleh Noah.Yang terdengar hanyalah kalimat sepatah dua patah kata."Tidak penting." Jawab Noah. Lantas lelaki keturunan bule itu melanjutkan kalimatnya. "Sulitkah memaafkan seorang Bi Lastri yang sudah puluhah tahun mengabdi di tempat keluargamu?"Aliesha tak bergeming. Memang di sisi lain, dia juga berpikir kalau apa yang dilakukan Bi Lastri sebenarnya tak separah apa yang telah Noah lakukan. Tapi tetap saja keduanya mengkhianati orang yang telah diperangkapnya."Aku tak bisa menjawab. Mungkin sekarang kamu bisa membalik situasi jika kamu di posisiku. Apa kamu kira-kira bisa memaafkan kelakuannya? Aku tak pernah menduga kalau akhirnya Bi Lastri sama saja seperti Soraya!" Ucapnya namun sudah tidak dengan suara yang meninggi."Iya, aku pasti juga merasakan hal yang sama. Tapi... Setidaknya cobalah untuk membuka hatimu. Orang ini telah mengabdi berpuluh tahun padamu dan keluargamu. Apa
Baca selengkapnya

BAB 145 Uji Nyali

"Aku hanya mau tidur saja! Aku sudah lelah." Kalimat itu membuat Aliesha tenang. Dia sudah berpikiran macam-macam dan khawatir. Lelah? Tentu saja. Siapa yang tak lelah jika ujian hidup tak ada hentinya. Rasanya seperti berendam di bawah air dan tak pernah berkesempatan untuk menghirup udara bebas. Aliesha juga merasakan itu. Perlahan, tubuh Noah mulai terlihat lemah dan nafasnya mulai teratur. Dia benar-benar tidur. Giliran Aliesha yang sekarang tak sanggup memejamkan mata. Pikirannya ke mana-mana. Sekarang seharusnya dia sudah pulang berkumpul dengan suaminya. Tapi, kenapa Ben tak juga menghubunginya padahal dia sudah telat dari waktu yang seharusnya? Aliesha bangkit dan kembali ke ruang tengah. Dipandanginya pemandangan malam yang dipenuhi oleh cahaya lampu di bawah sana yang bersaing dengan cahaya bintang di angkasa. Waktu sudah menunjukkan dini hari. Tapi rasanya hatinya belum bisa memulai hari ini. Tak disadarinya sekarang kalau ponselnya telah lama mati. Tak ada baterai
Baca selengkapnya

BAB 146 Kabar Burung

Dengan susah payah, Aliesha keluar dari mobil yang ditumpanginya. Tubuhnya terasa kaku dan tegang.Seumur-umur baru pertama kalinya ini dia mendengarai mobil secepat itu, terlebih di jalan menikung."Ahhh..." Ditariknya nafas panjang agar dia bisa sedikit lebih rileks."Nona?" Baby sitter yang biasa merawat si kembar datang dan membantunya menggendong kedua anaknya ke dalam.Aliesha melangkahkan kaki dengan perlahan-lahan. Rasanya baru beberapa hari tak berada di sini, dia sudah merasa seperti setahun dalam cengkraman ayahnya."Aliesha, cucuku, akhirnya kamu kembali!"Kakek menyambutnya dengan pelukan hangat dari kursi roda. Entah ini hanya sekedar acting atau betulan, Aliesha membalasnya dengan memeluk erat sang Kakek."Kakek sudah sembuh?" Aliesha menyapanya dan mengelus-elus kedua tangan lelaki tua itu.Jujur dia sangat terkejut. Karena dalam rencana Noah, seharusnya Aliesha datang lebih dulu dari Kakeknya."Aku masih belajar duduk." Jawab Kakek kemudian mengamati kedatangan cucu m
Baca selengkapnya

BAB 147 Kabar Buruk

"ALIESHA!" Ricky berteriak seiring dengan kedua tangan Noah yang menangkap tubuh itu.Wanita cantik yang hanya mengenakan celana hot pants dengan atasan tanpa lengan itu hampir saja terjatuh menubruk lantai granit jika tangan Noah tak cepat-cepat meraihnya.Kini matanya sudah terpejam. Dia pingsan."Cepat bawa dia ke kamarnya!" Ricky berteriak dan mengikuti Noah yang tergopoh-gopoh menggendongnya."Aduuuh... kenapa pingsan segala ini si Aliesha!" Noah mengeluh.Sorot matanya tajam ingin melakukan sesuatu pada sepupunya yang memberikan kabar tanpa aba-aba lebih dulu.Ini yang terjadi akibatnya karena kecerobohan Ricky. Tak seharusnya dia melakukan ini pada Aliesha."Aku minta maaf, Noah. Aku tadi spontan saja mengatakannya. Kupikir Aliesha akan sanggup meng-handle apa yang akan aku sampaikan! Rupanya Aliesha tak sekuat yang aku duga." Sepupunya itu nampak menyesal karena telah membuat Aliesha shocked hingga pingsan tak sadarkan diri.Noah berhasil membaringkan tubuhnya di atas ranjang
Baca selengkapnya

BAB 148 Salah Sasaran

"Tidak ada yang tahu bagaimana nanti yang akan terjadi..." Ricky berbisik lirih saat keduanya berlari menuju lift."Jangan main rahasia begini, apa yang terjadi? Cepat katakanlah kepadaku!" Noah mendesak sepupunya itu agar memberi tahunya sekarang.Dia tak mau nanti terkejut saat melihat kondisi Noah secara langsung. Semua kemungkinan bisa saja terjadi dan kita tak pernah tahu apa yang terjadi padanya sekarang atau nanti."Aku pikir akan lebih baik jika kamu ke sana sendiri dan melihatnya!" Air mata Ricky jatuh.Tak pernah sekalipun dalam hidupnya, Noah melihat Ricky meneteskan air mata.Jangan-jangan...Semua pikiran buruk mulai hadir tapi Noah sudah berjanji pada dirinya kalau ia akan melepaskan Aliesha jika Ben bisa sehat dan normal seperti semula. Dia tak mau kehilangan sepupunya lagi.Sudah cukup dulu saat dia keras kepala menginginkan Aliesha. Nyatanya Aliesha tak pernah merasa bahagia saat bersamanya."Ben... jangan sampai kamu menyerah begitu saja!" Noah mengepalkan tangan dan
Baca selengkapnya

BAB 149 Sesal

"Tuan, mobil yang dikendarai anak itu sudah kami urus dan kami bereskan..." Laporan anak buah Martin membuatnya cukup tenang.Siapa suruh datang lagi ke rumahnya di saat dia tidak ada!"Biar dia tahu rasa!" Martin nampak tersenyum saat mendengar kabar mobil itu jatuh terguling dan terperosok ke sisi kiri jalan yang berseberangan dengan jurang cukup curam."Mobilnya tidak sampai masuk jurang, Tuan. Hanya tadi kami mengamati terakhir tersangkut di akar-akar pohon besar." Lanjut anak buahnya saat melaporkan."Apa dia masih hidup?""Kami tidak tahu pasti. Yang jelas dia pingsan sekaligus ada luka di kepalanya." Katanya lagi."Kalian yakin anak itu adalah si bule yang biasa ke sini?"Anak buahnya terhenti sejenak. Lalu karena takut jika dia seolah tak bisa bekerja dengan baik, dijawab saja dengan anggukan kepala.Salah satu anak buahnya yang lain masih ragu karena sepertinya sekilas itu bukan anak yang biasanya datang ke tempat Tuan Martin."Iya-iya kami yakin Tuan." Jawab sosok yang berdi
Baca selengkapnya

BAB 150 Pasien Baru

"Aku ingin berkunjung ke sana!" Kata Tuan Martin pada salah satu anak buahnya.Dia berinisiatif untuk mengunjungi menantunya yang secara tidak sengaja menjadi korban dari perlakuan anak buahnya."Sebaiknya jangan dulu, Tuan. Kita tidak pernah tahu ada apa sebenarnya sedang terjadi di rumahnya. Ini akan jadi hal yang fatal..."Mentalnya jatuh seketika. Bagaimana bisa anak buahnya begitu ceroboh sampai-sampai mencelakai menantunya sendiri? Baginya, Benedict itu sangat jauh berbeda dibandingkan dengan keluarganya yang lain.Hanya Benedict yang di mata Tuan Martin, layak disebut sebagai manusia.Dia tak pernah menjahati Aliesha apalagi selalu hadir di masa-masa terpuruk anak perempuannya itu. Lain halnya dengan Noah yang tak mau tahu soal keberadaan janin yang dulu masih di kandungan Aliesha."Tuan, sebaiknya jangan ke sana dulu!" Anak buahnya yang lain mencegah. Ini demi kebaikan semuanya."Oke, aku akan menuruti kalian dengan tidak ke sana. Tapi beri tahu aku, siapa kemarin yang menemba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status