Semua Bab Kebangkitan sang Istri Tertindas: Bab 141 - Bab 150

185 Bab

Bab 141 Makian

"Naomi, aku nggak nyangka Gibson pamanmu. Hehe. Tapi, kamu benar-benar menyedihkan. Kamu akhirnya membutuhkan perlindungan pamanmu," ucap Mauren."Ya, kamu benar. Aku punya paman, gimana denganmu?" timpal Naomi yang sengaja memprovokasi Mauren."Aku punya Clay kok!" sahut Mauren dengan penuh kebencian. Satu-satunya yang dimilikinya untuk sekarang adalah Clay. Dulu, dia tidak pernah tahu bagaimana perasaan seseorang yang hidup tanpa memiliki apa-apa. Sekarang, dia sudah memahaminya.Bagaimanapun, Mauren sebatang kara, bahkan tidak bisa melihat lagi. Hasil seperti ini sungguh tidak pernah dibayangkannya, juga tidak akan bisa diterimanya.Naomi memejamkan matanya untuk sesaat. Ketika membukanya kembali, tebersit kilatan tajam. Dia berkata, "Ya, Clay untukmu saja."Naomi berbicara seolah-olah dia sama sekali tidak menginginkan Clay. Apakah Mauren sudah puas dengan memanfaatkan Clay untuk membalas dendam? Ya, seharusnya memang begitu.Di kehidupan lampau, Mauren selalu berada di dekat Clay
Baca selengkapnya

Bab 142 Tidak Tahu

"Mana mungkin aku bisa memaafkannya?" tanya Mauren yang tampak sedih. Mendengar ini, Clay memejamkan matanya untuk sesaat. Ketika membukanya kembali, terlihat kilatan tajam yang cukup mengerikan."Aku akan menuntutnya!" pekik Mauren dengan nada melengking. Mengapa dia harus berpura-pura bersikap baik lagi di saat Naomi sudah menghina ibunya? Kebetulan, dia bisa menggunakan peluang ini untuk menyatakan sikapnya terhadap Naomi. Jadi, kelak dia tidak perlu bersandiwara lagi.Sementara itu, Clay terbelalak mendengar Mauren ingin menuntut Naomi. Dia menatap Mauren yang tampak berantakan dengan tatapan tidak tega, lalu menarik napas dalam-dalam dan berucap, "Aku akan menangani masalah ini.""Aku nggak perlu permintaan maafnya lagi. Maaf sekali, Kak Clay. Kali ini, aku nggak bisa memikirkan perasaanmu lagi," ujar Mauren dengan lembut sekaligus tegas.Sikap Mauren ini jelas-jelas menunjukkan bahwa selama ini dia mementingkan perasaan Clay, tetapi Naomi telah menghina ibunya yang merupakan bata
Baca selengkapnya

Bab 143 Ditampar

Naomi menoleh. Tatapannya yang dingin seketika memperlihatkan sedikit ejekan. Dia tersenyum. Tidak terlihat kegetiran sedikit pun karena dia menyembunyikan seluruh emosinya dengan baik.Naomi berucap, "Kalau begitu, beri tahu aku tujuan kedatanganmu. Kamu datang untuk minta maaf atau membantunya mengklarifikasi? Aku sangat penasaran, apakah dia akan memberi tahu publik bahwa ibuku merebut suami ibunya? Atau aku harus mengaku sebagai pelakor?"Mata Clay sontak terbelalak. Napasnya pun memburu. Harus diakui bahwa masalah ini terlalu rumit sehingga orang luar tidak akan bisa membedakan mana yang salah dan benar lagi. Akan tetapi, kalau orang-orang itu memilih untuk mempertahankan rumah tangga, mereka tentu akan berpihak pada Naomi.Senyuman Naomi menjadi makin lebar saat melihat Clay hanya menatapnya tanpa berbicara. Setelah itu, dia melanjutkan, "Atau aku harus memberi tahu publik bahwa aku masih punya adik, anak haram ayahku? Adik tiri ini awalnya ingin membalas dendam kepada ibuku kare
Baca selengkapnya

Bab 144 Masih Punya Niat Kencan

"Selain itu, dia sudah berniat jahat sejak datang ke Kota Lathe!" jelas Naomi. Yang dikatakannya memang benar. Mauren menghancurkan pernikahannya tanpa peduli Naomi adalah satu-satunya kerabat yang dia miliki. Kini, setelah Mauren berakhir tragis seperti ini, orang-orang malah berpikir Naomi seharusnya merawatnya?"Dia tidak berniat jahat!" pekik Clay sambil menatap Naomi yang tampak dipenuhi amarah."Nggak ada gunanya membahas itu sekarang," sahut Naomi. Dia tahu bahwa Mauren si jalang selalu memutarbalikkan fakta. Intinya, Naomi tidak akan mengunggah permohonan maaf maupun klarifikasi di medsos.Pada akhirnya, Naomi pun keluar dari Posh Jewelry. Ketika Clay keluar, dia melihat Naomi menaiki mobil Bradlie. Saat itu juga, dia langsung mengepalkan tangannya dengan erat.Setiap kali melihat Naomi, Clay selalu merasa wanita ini bagaikan burung yang keluar dari sangkar. Sebelumnya ketika berada di sisi Clay, Naomi tidak pernah menunjukkan kemampuannya. Begitu mendapatkan kebebasan, Naomi p
Baca selengkapnya

Bab 145 Berinteraksi dengan Mesra

Begitu mencium aroma jengkol, Bradlie sontak mengernyit. Naomi menatap Bradlie yang tampak tidak terbiasa, lalu mengambilnya dengan garpu dan menyodorkannya kepada Bradlie. Dia berkata, "Aku merasa agak bau saat makan pertama kali. Tapi, coba saja. Kamu nggak akan menyesal."Ketika Naomi membawa Clay keluar makan untuk pertama kali, pria itu juga menolak untuk mencoba jengkol. Akhirnya, Naomi gagal membuatnya terbiasa dengan lingkungan seperti ini dan malah dirinya sendiri yang terseret ke dunia Clay."Ini benar-benar bisa dimakan?" tanya Bradlie yang sangat mementingkan kebersihan. Selain itu, dia kurang bisa menerima aroma makanan ini."Kamu coba saja," sahut Naomi. Bradlie menatapnya dengan ragu, lalu akhirnya membuka mulut dan memakannya dengan cepat."Gimana?" tanya Naomi yang menatap Bradlie. Dia sangat penasaran, apakah ada perbedaan antara Bradlie dan Clay?Waktu itu, setelah Clay memasukkan jengkol ke mulutnya, dia langsung melepehkannya, sama sekali tidak berniat untuk mencob
Baca selengkapnya

Bab 146 Perubahan

[ Apa maksudmu? ]Bukan hanya Clay, siapa pun tidak akan menyukai pertanyaan seperti ini. Tidak berselang lama, Edric mengirimkan video kepadanya.Terlihat Naomi menyuapi Bradlie, bahkan keduanya bergandengan tangan. Begitu melihat kedai itu dengan saksama, Clay sontak tercengang."Naomi!" gumam Clay sambil menggertakkan giginya. Sejam lalu, wanita ini bertengkar dengannya. Sesudah itu, Naomi membawa Bradlie ke tempat kencan pertama mereka? Meskipun kedai itu telah direnovasi dan sudah bertahun-tahun berlalu, pohon besar di depannya tetap terlihat familier bagi Clay. Kini, dunianya seolah-olah telah runtuh.Edric menelepon Clay. Clay memejamkan mata, berusaha supaya tetap tenang. Sesudah menerima telepon video itu, terlihat ekspresi aneh Edric. Pria itu bertanya, "Kalian benaran sudah cerai?""Ya." Clay mengiakan."Kalian baru bercerai, tapi Bradlie sudah berkencan dengannya. Gimana perasaanmu?" tanya Edric. Ketika masa sekolah, Bradlie satu tingkat lebih tinggi dari mereka. Keduanya s
Baca selengkapnya

Bab 147 Kemesraan

"Entahlah," sahut Indira dengan agak kesal. Dia mengambil cangkir teh dan menyesapnya. Aroma teh yang wangi tidak bisa meredakan emosinya yang bergejolak.Corin menundukkan kepalanya. Tebersit kilatan tajam pada matanya. Dia berucap, "Meskipun banyak rumor yang beredar belakangan ini, hanya beberapa orang yang tahu detailnya.""Naomi dan Kak Clay sudah bercerai. Naomi juga bukan orang yang suka memperpanjang masalah, apalagi dia sibuk sekali belakangan ini. Kak Odele juga nggak mungkin, 'kan? Lagian, dia ingin menikah dengan Kak Clay, nggak mungkin ingin merusak reputasi Keluarga Harison."Dengan kata lain, orang yang patut dicurigai hanya Mauren, karena Mauren sudah buta sekarang dan dia hanya memiliki Keluarga Harison sebagai penyokongnya. Jika tinggal di kediaman ini, dia pun bisa hidup tenang karena ada banyak orang yang menjaganya.Corin tidak berbicara secara terang-terangan, tetapi Indira pasti memahaminya. Indira berkata, "Tapi, dia nggak kenal orang-orang dari kalangan atas."
Baca selengkapnya

Bab 148 Ingin Menikah Kembali

Clay bertanya, "Naomi, apa kamu tahu seperti apa Keluarga Faaz? Apa yang kamu pikirkan hingga berani berurusan dengan Bradlie?"Semua orang di Kota Lathe tahu bahwa Keluarga Faaz sangat berbahaya. Sementara itu, Naomi masih berani terlibat dengan keluarga ini.Ketika menghadapi pertanyaan dan amarah Clay, Naomi hanya memandangnya sambil menjawab, "Aku juga ingin tanya pada diriku sendiri, apa yang sudah kupikirkan hingga berani berurusan denganmu!"Clay kehabisan kata-kata. Situasi ini terjadi lagi. Perasaan yang sama lagi-lagi dirasakannya. Kata-kata Naomi barusan terdengar begitu ketus.Seiring terdengarnya suara, Clay tampak menyalakan korek api dengan gelisah. Jelas, pria itu sangat tidak menyukai suasana sekarang. Dia menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya dalam-dalam sebelum berkata, "Aku tahu kamu tidak bahagia saat menjadi menantu Keluarga Harison, tapi saat itu ...."Maksud pria itu kapan? Clay sangat jelas bahwa setiap kali Naomi kembali ke rumahnya, dia tidak pernah mer
Baca selengkapnya

Bab 149 Odele

Pada akhirnya, Clay tetap saja tidak bisa melepaskan Mauren. Bahkan jika dia setuju untuk menempatkan Mauren di mana saja selain Kota Lathe, itu juga merupakan sebuah jawaban yang bagus. Namun, Clay tidak berpikir demikian!"Kedua matanya sudah buta sekarang, kamu mau menyuruhnya ke mana kalau meninggalkan Kota Lathe? Siapa yang bisa menjaganya?" tanya Clay pada Naomi. Pertanyaan ini seakan-akan sedang menginterogasinya. Secara tidak langsung, Clay sedang mengatakan Naomi kejam!Naomi hanya menatap Clay dengan diam. Senyuman yang tersirat tampak begitu jelas dan asing, juga sangat menggelikan."Naomi ...." Melihat senyuman Naomi, hati Clay langsung menjadi tegang. Baru saja dia ingin menarik tangan Naomi, Naomi telah menepiskan tangannya. Setelah itu, Naomi memejamkan matanya sejenak, lalu berkata, "Dia itu adikku, 'kan? Aku saja nggak khawatir nggak ada yang menjaganya. Sebagai kakak ipar, apa yang kamu khawatirkan?" Setelah dipaparkan dengan jelas status mereka, perhatian Clay terke
Baca selengkapnya

Bab 150 Menjebak Odele

Setelah Odele keluar, Corin turun dari lantai atas dan berjalan ke sisi Indira. "Ibu, apa yang dikatakan Kak Odele tadi?""Sebaiknya kamu perhatikan Mauren!" jawab Indira dengan kesal. Awalnya dia ingin menetapkan perjodohan Clay dan Odele untuk mencegah kemungkinan buruk lain yang akan terjadi. Namun sekarang Keluarga Lawrence menyatakan sikap mereka dengan tegas. Harus diakui, membiarkan Mauren tinggal di Keluarga Harison memang membawa pengaruh besar."Aku tahu, Ibu. Lalu, bagaimana dengan pendapat Kak Odele?" tanya Corin."Hm, harus segera diselesaikan!" kata Indira dengan kesal. Sebenarnya dalam hatinya masih memikirkan cara lain. Indira memejamkan matanya untuk menyembunyikan emosinya. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, kepala pelayan tiba-tiba masuk dengan buru-buru."Nyonya, ini paket Anda!""Paket?" tanya Indira."Ya!""Dari mana?""Dari Durith!" jawab pelayan itu.Dari Durith? Luar negeri? Indira mengerutkan alisnya dengan erat. Belakangan ini dia tidak membeli apa pun dari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status