"Selain itu, dia sudah berniat jahat sejak datang ke Kota Lathe!" jelas Naomi. Yang dikatakannya memang benar. Mauren menghancurkan pernikahannya tanpa peduli Naomi adalah satu-satunya kerabat yang dia miliki. Kini, setelah Mauren berakhir tragis seperti ini, orang-orang malah berpikir Naomi seharusnya merawatnya?"Dia tidak berniat jahat!" pekik Clay sambil menatap Naomi yang tampak dipenuhi amarah."Nggak ada gunanya membahas itu sekarang," sahut Naomi. Dia tahu bahwa Mauren si jalang selalu memutarbalikkan fakta. Intinya, Naomi tidak akan mengunggah permohonan maaf maupun klarifikasi di medsos.Pada akhirnya, Naomi pun keluar dari Posh Jewelry. Ketika Clay keluar, dia melihat Naomi menaiki mobil Bradlie. Saat itu juga, dia langsung mengepalkan tangannya dengan erat.Setiap kali melihat Naomi, Clay selalu merasa wanita ini bagaikan burung yang keluar dari sangkar. Sebelumnya ketika berada di sisi Clay, Naomi tidak pernah menunjukkan kemampuannya. Begitu mendapatkan kebebasan, Naomi p
Begitu mencium aroma jengkol, Bradlie sontak mengernyit. Naomi menatap Bradlie yang tampak tidak terbiasa, lalu mengambilnya dengan garpu dan menyodorkannya kepada Bradlie. Dia berkata, "Aku merasa agak bau saat makan pertama kali. Tapi, coba saja. Kamu nggak akan menyesal."Ketika Naomi membawa Clay keluar makan untuk pertama kali, pria itu juga menolak untuk mencoba jengkol. Akhirnya, Naomi gagal membuatnya terbiasa dengan lingkungan seperti ini dan malah dirinya sendiri yang terseret ke dunia Clay."Ini benar-benar bisa dimakan?" tanya Bradlie yang sangat mementingkan kebersihan. Selain itu, dia kurang bisa menerima aroma makanan ini."Kamu coba saja," sahut Naomi. Bradlie menatapnya dengan ragu, lalu akhirnya membuka mulut dan memakannya dengan cepat."Gimana?" tanya Naomi yang menatap Bradlie. Dia sangat penasaran, apakah ada perbedaan antara Bradlie dan Clay?Waktu itu, setelah Clay memasukkan jengkol ke mulutnya, dia langsung melepehkannya, sama sekali tidak berniat untuk mencob
[ Apa maksudmu? ]Bukan hanya Clay, siapa pun tidak akan menyukai pertanyaan seperti ini. Tidak berselang lama, Edric mengirimkan video kepadanya.Terlihat Naomi menyuapi Bradlie, bahkan keduanya bergandengan tangan. Begitu melihat kedai itu dengan saksama, Clay sontak tercengang."Naomi!" gumam Clay sambil menggertakkan giginya. Sejam lalu, wanita ini bertengkar dengannya. Sesudah itu, Naomi membawa Bradlie ke tempat kencan pertama mereka? Meskipun kedai itu telah direnovasi dan sudah bertahun-tahun berlalu, pohon besar di depannya tetap terlihat familier bagi Clay. Kini, dunianya seolah-olah telah runtuh.Edric menelepon Clay. Clay memejamkan mata, berusaha supaya tetap tenang. Sesudah menerima telepon video itu, terlihat ekspresi aneh Edric. Pria itu bertanya, "Kalian benaran sudah cerai?""Ya." Clay mengiakan."Kalian baru bercerai, tapi Bradlie sudah berkencan dengannya. Gimana perasaanmu?" tanya Edric. Ketika masa sekolah, Bradlie satu tingkat lebih tinggi dari mereka. Keduanya s
"Entahlah," sahut Indira dengan agak kesal. Dia mengambil cangkir teh dan menyesapnya. Aroma teh yang wangi tidak bisa meredakan emosinya yang bergejolak.Corin menundukkan kepalanya. Tebersit kilatan tajam pada matanya. Dia berucap, "Meskipun banyak rumor yang beredar belakangan ini, hanya beberapa orang yang tahu detailnya.""Naomi dan Kak Clay sudah bercerai. Naomi juga bukan orang yang suka memperpanjang masalah, apalagi dia sibuk sekali belakangan ini. Kak Odele juga nggak mungkin, 'kan? Lagian, dia ingin menikah dengan Kak Clay, nggak mungkin ingin merusak reputasi Keluarga Harison."Dengan kata lain, orang yang patut dicurigai hanya Mauren, karena Mauren sudah buta sekarang dan dia hanya memiliki Keluarga Harison sebagai penyokongnya. Jika tinggal di kediaman ini, dia pun bisa hidup tenang karena ada banyak orang yang menjaganya.Corin tidak berbicara secara terang-terangan, tetapi Indira pasti memahaminya. Indira berkata, "Tapi, dia nggak kenal orang-orang dari kalangan atas."
Clay bertanya, "Naomi, apa kamu tahu seperti apa Keluarga Faaz? Apa yang kamu pikirkan hingga berani berurusan dengan Bradlie?"Semua orang di Kota Lathe tahu bahwa Keluarga Faaz sangat berbahaya. Sementara itu, Naomi masih berani terlibat dengan keluarga ini.Ketika menghadapi pertanyaan dan amarah Clay, Naomi hanya memandangnya sambil menjawab, "Aku juga ingin tanya pada diriku sendiri, apa yang sudah kupikirkan hingga berani berurusan denganmu!"Clay kehabisan kata-kata. Situasi ini terjadi lagi. Perasaan yang sama lagi-lagi dirasakannya. Kata-kata Naomi barusan terdengar begitu ketus.Seiring terdengarnya suara, Clay tampak menyalakan korek api dengan gelisah. Jelas, pria itu sangat tidak menyukai suasana sekarang. Dia menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya dalam-dalam sebelum berkata, "Aku tahu kamu tidak bahagia saat menjadi menantu Keluarga Harison, tapi saat itu ...."Maksud pria itu kapan? Clay sangat jelas bahwa setiap kali Naomi kembali ke rumahnya, dia tidak pernah mer
Pada akhirnya, Clay tetap saja tidak bisa melepaskan Mauren. Bahkan jika dia setuju untuk menempatkan Mauren di mana saja selain Kota Lathe, itu juga merupakan sebuah jawaban yang bagus. Namun, Clay tidak berpikir demikian!"Kedua matanya sudah buta sekarang, kamu mau menyuruhnya ke mana kalau meninggalkan Kota Lathe? Siapa yang bisa menjaganya?" tanya Clay pada Naomi. Pertanyaan ini seakan-akan sedang menginterogasinya. Secara tidak langsung, Clay sedang mengatakan Naomi kejam!Naomi hanya menatap Clay dengan diam. Senyuman yang tersirat tampak begitu jelas dan asing, juga sangat menggelikan."Naomi ...." Melihat senyuman Naomi, hati Clay langsung menjadi tegang. Baru saja dia ingin menarik tangan Naomi, Naomi telah menepiskan tangannya. Setelah itu, Naomi memejamkan matanya sejenak, lalu berkata, "Dia itu adikku, 'kan? Aku saja nggak khawatir nggak ada yang menjaganya. Sebagai kakak ipar, apa yang kamu khawatirkan?" Setelah dipaparkan dengan jelas status mereka, perhatian Clay terke
Setelah Odele keluar, Corin turun dari lantai atas dan berjalan ke sisi Indira. "Ibu, apa yang dikatakan Kak Odele tadi?""Sebaiknya kamu perhatikan Mauren!" jawab Indira dengan kesal. Awalnya dia ingin menetapkan perjodohan Clay dan Odele untuk mencegah kemungkinan buruk lain yang akan terjadi. Namun sekarang Keluarga Lawrence menyatakan sikap mereka dengan tegas. Harus diakui, membiarkan Mauren tinggal di Keluarga Harison memang membawa pengaruh besar."Aku tahu, Ibu. Lalu, bagaimana dengan pendapat Kak Odele?" tanya Corin."Hm, harus segera diselesaikan!" kata Indira dengan kesal. Sebenarnya dalam hatinya masih memikirkan cara lain. Indira memejamkan matanya untuk menyembunyikan emosinya. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, kepala pelayan tiba-tiba masuk dengan buru-buru."Nyonya, ini paket Anda!""Paket?" tanya Indira."Ya!""Dari mana?""Dari Durith!" jawab pelayan itu.Dari Durith? Luar negeri? Indira mengerutkan alisnya dengan erat. Belakangan ini dia tidak membeli apa pun dari
Wanita memang menyukai camilan, tetapi banyak juga yang memiliki fisik yang mudah gemuk. Karena itulah, kebanyakan wanita tidak berani makan camilan dengan bebas. Melihat Corin begitu menyukai camilan yang dibuatnya, Mika menatap Corin dengan gembira. "Siang nanti aku masak untuk Nona?""Boleh!""Nona mau makan apa?""Ikan!" jawab Corin."Oke, bagaimana kalau nanti kubuatkan saus asam manis?" usul Mika."Oke!" Corin mengangguk. Dia memang menyukai ikan asam manis. Mika jadi semakin menyukai Corin saat melihatnya. "Makanlah yang banyak, nanti makan siangnya diundur sedikit saja!""Ya!" jawab Corin. Melihat Corin yang makan dengan lahap, membuat Mika merasa bangga dengan hasil masakannya.....Setelah keluar dari rumah, Indira langsung menelepon untuk menyuruh orang menyelidiki Naomi. Posh Jewelry adalah perusahaan raksasa, banyak sekali sosialita di Kota Lathe yang mendambakan perhiasan di sana. Tak disangka, menantu yang dulunya dibenci Indira, sekarang malah jadi presdir perusahaan pe
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d