“Wah, kamu serius bisa makan ini, Ga?”Zaya tidak bisa tidak takjub kala melihat laki-laki yang kini sudah ia anggap teman itu tengah menyantap mie ayam pinggir jalan, yaitu salah satu makanan favoritnya.Rasanya tak percaya melihat pria yang terlahir kaya itu menyantap makanan yang bukan levelnya. Bagaimana tidak, tiga tahun berpacaran dengan Arga, tak pernah sedikit pun ia diajak makan di restoran murah. Jadi mustahil rasanya seorang Arga bisa menyantap makanan sederhana itu. Akan tetapi, Zaya menyaksikan sendiri sekarang.Arga menyelesaikan santap malamnya sampai tuntas lalu menyesap teh hangat miliknya, baru kemudian kembali fokus pada Zaya yang tengah menatapnya dengan mulut terbuka. “Astaga, tutup mulut kamu, Za!” seloroh pria tampan itu sambil menahan tawa.Zaya tersentak lalu buru-buru menutup mulutnya dan menetralkan raut wajahnya kembali. “Aku hanya tak menyangka. Kamu ... kok, bisa?”Arga tertawa renyah. Pria itu sungguh merasa geli bercampur gemas melihat reaksi Zaya saat
Read more