All Chapters of Dibuang Suami, Dinikahi CEO Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

31. Calon Suaminya

“Maaa, Mamaaa. Jangan pergiiii!” Suara teriakan Harry dari dalam kamar membuat lamunan Anna buyar. Buru-buru, ia mendatangi kamar pria itu. Terlihat bos nya itu masih dalam kondisi tidur, akan tetapi tampak gelisah. Sesekali kaki dan tangannya menyentak disertai rintihan, bahkan terisak. Anna bergegas menghampiri dan duduk di pinggir ranjang sejajar dengan bahu pria itu.“Pak! Pak Harry?” Anna menepuk-nepuk lengan berotot itu, tapi Harry masih terus mengigau.“Pak? Ayo, bangun!” Kali ini, Anna membangunkan sembari mengusap wajah Harry yang berkeringat dengan tissue. Lalu, menepuk bahu pria itu sedikit keras.Harry membuka matanya dengan kaget, kemudian menatap Anna tak berkedip.“Bapak mimpi buruk, ya?” tanya Anna dengan senyum lembutnya. Tanpa sadar tangannya pun mengusap rambut di pucuk kepala Harry yang lepek. Masih terasa rambut yang dipotong pendek itu kaku oleh pomade yang dipakai pria itu sejak kemarin pagi.“Mama …” Harry berucap pelan dengan mata yang tiba-tiba mengembun. “ …
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

32. Bayi itu Cucu Papa

“Pengacara Anna jadi datang kah ke kantormu siang tadi, Dan?” tanya Rahma ketika makan malam bersama di rumah putranya itu.“Jadi, Bu. Semua berkas yang diminta sudah aku serahin ke dia. Katanya langsung didaftarkan ke pengadilan,” jawab Danu sembari melirik Andara yang duduk di sebelahnya. Wanita itu makan dengan pelan sembari menunduk.“Padahal rasanya ibu berat melepas Anna sebagai menantu ibu,” keluh Rahma tanpa mengindahkan perasaan Andara. Ia memang tidak pernah menyukai wanita pilihan putranya itu, bahkan sejak dulu, ketika Danu masih pacaran dengan Andara sebelum menikah dengan Anna.“Bu, tolong jangan mulai lagi deh. Hubungan aku dengan Anna sudah berakhir, bahkan sejak setahun yang lalu. Jangan ngomong kayak gitu lagi. Sekarang, menantu Ibu adalah Andara. Selamanya, dia yang akan menjadi istriku.” Danu berusaha memberi pengertian pada ibunya sembari menahan emosinya.“Ya sudah! Ibu akan menerima Andara sepenuhnya, kalau kalian bisa memberi cucu dalam setahun ini. Jika tidak,
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

33. Tidak Perlu Test DNA

Hendrawan terlonjak kaget mendengar ucapan putra satu-satunya itu. "Jangan ngawur kamu, Harry. Kok bisa-bisanya ngaku-ngaku! Emangnya kamu udah mastiin kalau bayi itu anakmu?""Ya ... belum sih, Pa. Aku aja belum pernah lihat bayinya Anna itu, hehehe. Baru juga kemarin aku tahunya." Harry terkekeh."Huh, kamu ini! Coba panggil Anna ke sini. Papa harus bicara sama dia." Hendrawan meraih gelas minumannya. Kabar dirinya tiba-tiba sudah menjadi kakek membuatnya gerah."Eh, Papa restuin aku sama Anna, kan? Aku serius lho, Pa, suka sama Anna. Bukan hanya karena kami sudah punya bayi." Harry menatap ayahnya yang sedang melonggarkan dasi. "Ada atau tidak adanya bayi itu, aku sudah jatuh cinta sama Anna. Papa jangan coba-coba halangi kami.""Siapa juga yang mau halangi kamu. Yang penting sekarang, bayi Anna itu benaran anak kamu atau tidak? Papa hanya ingin memastikan dulu, bayi itu keturunan papa atau bukan," tegas Hendrawan." Ayo, cepat, panggil Anna!""Hallo, Sayang...." Harry dengan lebay
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

34. Tak Tertahankan

Anna menatap wajah tampan yang begitu dekat di hadapannya. Kedua tangannya bertumpu pada dada bidang pria yang kini terduduk rebah di atas sofa empuk di ruangannya sendiri.Anna tak bisa lagi menyembunyikan dadanya yang berdebar begitu kerasnya kini. Pelukan erat kedua tangan kekar milik Harry di pinggangnya rasanya seperti tersengat aliran listrik ke seluruh tubuhnya. Jujur saja, ia sudah tidak bisa lagi menahan diri. Kenangan malam panas dengan Harry setahun yang lalu, kini kembali terbayang. Malam yang luar biasa, yang sering diimpikannya."Le-lepaskan aku...." Dengan sisa-sisa tenaganya, Anna menggeliat melepaskan dirinya."Tidak akan! Kalau kamu belum bilang mau menikah denganku secepatnya." Harry memaku mata Anna dengan tatapan berkabutnya. "Aku sangat menginginkanmu, Anna. Kamu menginginkan hubungan yang halal, kan? Aku akan penuhi secepatnya. Ayo, kita ke tempat orang tuamu.""Ta-tapi, aku tidak bi--" ucapan Anna terputus karena mulutnya langsung dibungkam Harry dengan ganas.
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

35. Ternyata yang Mandul?

Anna bergegas memeluk ibunya yang sudah menunggunya di ruang tamu."Waalaikumsalam...akhirnya kamu pulang juga, Nak," sahut sang ibu dengan senyum hangat. Anna menoleh ke arah ayahnya yang sedang duduk sambil menatapnya penuh tanya. Ia pun kemudian menghampiri sang ayah, lalu memeluknya.“Anna, ada apa? Kenapa mendadak sekali kamu pulang?” tanya ayahnya dengan nada serius.Anna menarik napas panjang. Ia melirik Harry yang baru saja masuk ke dalam rumah, berdiri canggung di dekat pintu."Pa, Ma, aku minta maaf karena kedatanganku yang mengejutkan ini. Aku ingin memperkenalkan Harry pada keluarga kita di sini. Dia adalah putra dari Pak Hendrawan."Pak Hendrawan ... Bos kamu yang dulu?" tanya Thohir heran. Ia menatap Harry yang berjalan mendatanginya."Iya, Pak. Saya putra tunggal dari Pak Hendrawan." Harry yang menjawab sembari mengulurkan tangannya pada Thohir. "Apa kabar, Pak? Senang bisa bertemu dengan Bapak dan Ibu.""Baik, baik, kabar kami baik." Thohir menganguk-angukkan kepalanya
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

36. Sudah Sah

Dokter mengangguk dengan simpatik. "Ya, Pak Danu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Anda memiliki kondisi yang menyebabkan kemandulan. Namun, jangan putus asa. Masih ada berbagai alternatif seperti inseminasi buatan atau adopsi jika Anda dan istri ingin memiliki anak."Danu tidak mendengar sepenuhnya penjelasan dokter. Kepalanya terasa berat, seperti dihantam kenyataan yang terlalu sulit diterima. Selama ini, ia begitu yakin bahwa Andara yang bermasalah, apalagi didukung oleh ucapan ibunya yang terus menyalahkan istrinya.Andara, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Terima kasih, Dok,” ucapnya singkat sambil berdiri. Ia menggenggam tangan Danu, memberi isyarat untuk segera pergi.Dalam perjalanan keluar klinik, keheningan terus membelenggu keduanya. Andara melangkah mantap, sementara Danu mengikuti dengan langkah berat. Mereka masuk ke mobil tanpa sepatah kata pun, namun ketika mesin mobil menyala, Danu mendesah keras, kepalanya tertunduk, kedua tangannya memegang kemudi erat.
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

37. Malam yang Panas

Suasana hati Harry masih gelisah. Ia merasa semakin sulit menahan perasaannya terhadap Melia.“Anna, aku… aku tidak tahu apakah aku bisa melalui ini,” ucapnya lirih, duduk di tepi ranjang dan menunduk.Anna duduk di sampingnya, memegang tangannya. “Harry, aku ada di sini. Apapun yang kamu rasakan, kita akan hadapi bersama. Aku tahu ini sulit, tapi ingatlah, kamu tidak sendiri.”Harry menatap Anna, mata mereka bertemu dalam kebisuan yang penuh makna. “Anna, aku tahu aku perlu melanjutkan hidup. Tapi kenangan tentang ibuku… sakit yang dia rasakan karena Melia… semuanya masih menghantuiku.”Anna memeluk Harry erat. “Harry, kamu punya hak untuk merasakan semua itu. Aku tak akan pernah memaksamu memaafkan, karena itu adalah keputusanmu. Tapi mungkin kita bisa mencari cara agar perasaanmu ini tidak menguasai hidupmu.”Harry mengangguk perlahan. “Aku akan mencoba, Anna. Demi kamu dan Arez.”Anna tersenyum lembut, merasa lega mendengar niat Harry untuk setidaknya mencoba. “Itu sudah lebih dar
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

38. Ternyata Orang yang Sama

"Selamat siang, Pak Harry, Mbak ... eh, Bu Anna." Sofyan menyapa pasangan yang baru datang itu. Anna tersenyum mendengar panggilan baru Sofyan padanya. Pria itu pun langsung mengambil alih troly berisi koper-koper yang dibawa tuannya. "Biar saya yang bawakan, Pak." Harry hanya mengangguk. Melihat Arez yang terbangun dari tidurnya, ia pun mengulurkan tangannya pada Anna. "Sini, biar aku yang gendong." "Pak, kita langsung ke terminal bis dulu, ya. Sekalian jemput pengasuhnya anak saya," suruh Harry begitu mobil yang dikendarai Sofyan keluar dari lingkungan bandara. "Baik, Pak," angguk Sofyan dengan rasa kaget yang ia sembunyikan mendengar Harry menyebut nama anaknya. Hatinya pun bertanya-tanya. Astaga ... kenapa kok tiba-tiba Pak Harry udah punya anak ya sama Mbak Anna. Padahal kan mereka baru bertemu sebulan ini? Ah, udah lah. Ntar lama-lama, aku juga tahu. Setengah jam kemudian, mobil sofyan pun tiba di terminal bis. Anna yang turun dari mobil untuk menjemput Bu Ningsih yang
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

39. Rahasia di Balik Pintu Kantor

Keesokan paginya, di hari pertama Anna kembali bekerja setelah pernikahannya dengan Harry, suasana kantor terasa biasa saja. Tak ada yang berubah dari rutinitas sehari-hari, kecuali satu hal: hubungan Anna dan Harry yang kini memiliki makna baru. Mereka bukan lagi sekadar atasan dan sekretaris, melainkan suami istri yang harus menyembunyikan pernikahan mereka dari para karyawan.Anna memang yang menginginkan pernikahan mereka jangan dipublish dulu di lingkungan kantor. Ia tak ingin di cap sebagai perempuan murahan dan perempuan matre karena semua orang di kantor tahu, kalau Anna dan Harry baru bertemu selama sebulan sebagai atasan dan bawahan. Dan lagi, Anna tidak mau kabar pernikahannya dengan Harry akan sampai ke telinga mantan suaminya dan mantan mertuanya. Andara yang bekerja di kantor yang sama dengannya, tentu saja pasti akan memberitahu suaminya, Danu. Anna dan Harry sepakat akan mengadakan pesta pernikahan mereka sekitar tujuh bulan lagi, saat usia Arez satu tahun.Di tengah k
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

40. Pria Pengecut

Danu mengalihkan pandangannya, terlihat frustasi. Ia tidak tahu lagi caranya membujuk istrinya itu.Danu membuka mulutnya, ingin berkata sesuatu, tetapi ia tahu itu tidak akan memperbaiki keadaan. “Aku akan mencoba berkomunikasi lebih baik dengan ibuku,” katanya pelan.Andara tertawa sinis. “Mencoba? Mungkin itu jalan yang baik, tapi itu butuh waktu. Dan aku sudah tidak punya rasa sabar lagi. Aku akan meninggalkan hubungan kita, dan akan berusaha untuk move on.”Tanpa berkata-kata lagi, Andara berdiri dari duduknya, lalu menghilang ke kerumunan, meninggalkan Danu dalam kebisingan kafe. Andara merasakan air mata membasahi pipinya. Dalam hatinya, ia berjuang antara memaafkan dan melupakan.***Andara duduk di meja makan apartemennya yang sederhana, matanya terpaku pada surat gugatan cerai yang baru saja ditandatanganinya. Setiap huruf seolah mengingatkannya pada semua kenangan manis dan pahit bersama Danu. Ia tahu ini adalah langkah yang tepat, tetapi rasa sakit di dalam hati semakin me
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status