Semua Bab Dalam Jeratan Bodyguard Tampan: Bab 51 - Bab 60

69 Bab

Bab 51

Dalam bayangan gelap yang menutupi ruangan, seseorang duduk dengan ponsel di telinganya, berbicara dengan suara yang rendah dan tergesa-gesa. Dia memberikan laporan rinci kepada lawannya di telepon tentang rencana mereka untuk menakuti keluarga Anton dengan mengirimkan kotak-kotak hitam misterius yang berisi kenangan-kenangan yang menyeramkan. Dengan suara yang penuh dengan ketegangan, dia menjelaskan setiap detail, berharap agar lawannya mengerti betapa pentingnya untuk melaksanakan misi ini dengan cermat dan tanpa cela."Awalnya kupikir rencana ini akan berhasil," katanya, mencoba meyakinkan lawannya di sisi lain garis.Dia melihat ke sekelilingnya memastikan kondisi. Dia menyadari bahwa reaksi Anton terhadap ancaman itu sangatlah berbeda dengan yang dia harapkan. Meskipun dia berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan rasa takutnya kepada keluarga dan semua orang, Anton terlihat sangat tenang dan biasa saja di depan orang lain."Kenapa? Ada masalah?"Seseorang diujung telepon bertan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-18
Baca selengkapnya

Bab 52

Siang ini setelah jam makan siang berakhir, Grita dan Anton sedang dalam perjalanan menuju luar kota untuk bertemu dengan klien penting. Perjalanan ini sangat penting bagi perusahaan karena klien yang akan mereka temui berpotensi membawa kontrak besar yang bisa meningkatkan pendapatan perusahaan secara signifikan.Di dalam mobil yang nyaman itu, Grita duduk di kursi penumpang depan sambil sesekali memeriksa jadwal dan dokumen di tablet-nya. Anton yang menyetir mobil terlihat tenang namun fokus. Ia memang lebih suka pergi kemana saja tanpa supir, bahkan perjalanan jauh seperti ini. Grita juga awalnya heran kenapa seseorang yang sangat sibuk seperti Anton ini tidak memiliki supir pribadi, tapi Grita juga tidak bertanya karena itu bukan urusannya. "Jadi, Grita, bagaimana jadwal kita hari ini?" tanya Anton sambil tetap memandang jalan. Suara Anton terdengar mantap, mencerminkan keyakinannya dalam mengatur timnya.Grita membuka kalender di tablet-nya dan mulai menjelaskan, "Pertemuan deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-19
Baca selengkapnya

Bab 53

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Grita, setelah melalui rangkaian rapat yang melelahkan dan kerja tanpa henti sejak pagi, Grita merasakan kelelahan yang luar biasa. Tubuhnya terasa berat dan pikirannya mulai kehilangan fokus. Dia duduk di kursi ruangan rapat, berharap bisa mengumpulkan tenaga untuk pulang ke apartemennya.Sementara Anton pergi keluar entah kemana, ia menawarkan Grita untuk pulang bersama dan tentu saja Grita terima. Namun saat ini pria itu pamit pergi entah kemana dan tak kunjung kembali. Sembari menunggu Anton, Grita menelungkupkan wajahnya dimeja dan memejamkan matanya. Tanpa sadar Grita tertidur selama hampir 20 menit. Anton datang sembari membawa dua cup kopi panas. Ia mendekati Grita dengan perlahan. Melihat Grita yang tertidur karena kelelahan, Anton meletakkan cup kopi itu diatas meja. Diperhatikannya wajah damai Grita saat tidur, entah apa yang Anton rasakan tapi ia tak bisa melepaskan pandangannya dari Grita. Mata Grita terbuka perlahan dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-24
Baca selengkapnya

Bab 54

Entah apa yang merasuki Anton hari ini hingga ia berbaik hati mengijinkan Kara untuk pergi ke kota. Kara langsung bersorak kegirangan seperti anak kecil saat itu juga. Walaupun begitu Anton tidak sepenuhnya membiarkan Kara ke kota begitu saja, ia harus ditemani salah satu bodyguardnya. Batas waktunya juga hanya sampai pukul 6 sore, dan saat itu juga Kara harus sudah sampai dirumah. Satu jam lebih Kara menghabiskan waktunya didalam kamar untuk memilih pakaian yang akan digunakannya. Ia terdiam beberapa saat didepan lemari pakaian melihat rentetan baju-baju miliknya. Hanya ada dress disana, dan sepertinya tidak ada pakaian lain. Kara baru sadar jika selama ini yang ia pakai hanya dress berbagai model serta piyama. Kenapa tidak ada baju yang lain? Kara menyambar sebuah dress tanpa lengan berwarna cream dengan motif bunga-bunga. Dress itu panjangnya sampai mata kaki. Kara memilih dress itu karena ia sangat menyukainya, itu adalah dress favoritnya. Setelah berganti pakaian, Kara duduk s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya

Bab 55

Tak ada yang berubah dari taman ini, semuanya tampak masih sama sejak terakhir kali Kara pergi kesini. Kara sangat senang melihat hamparan bunga-bunga dihadapannya, bermekaran dan tumbuh indah. "Ayo, Kai!"Kara menarik tangan Kaisar membuat Kaisar mau tak mau mengikutinya. Gadis itu membawanya menuju ke hamparan bunga tulip kuning. Sesampainya disana Kara melepaskan tangannya dan berlari girang seperti anak kecil. Kaisar hanya melihatnya tanpa ekspresi. Ia mengikuti kemanapun Kara pergi dari belakang.Kaisar baru mengetahui jika ada taman bunga seluas ini dikota. Tamannya sangat bersih, terawat dan banyak bunga yang bermekaran. Kara kembali berjalan menuju kumpulan bunga tulip pink. Ia berjongkok sambil menyentuh bunga itu. "Cantik banget ya, Kai?" tanya Kara. Kaisar mengangguk sekilas. Seakan tersadar sesuatu, ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya."Mau saya foto?" tawar Kaisar. Kara mendongak dan tanpa basa-basi ia langsung mengangguk cepat. Kara berjongkok di samping bung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-11
Baca selengkapnya

Bab 56

Kaisar hendak menghampiri saat sebuah tangan menarik lengannya. Kaisar menoleh dan melihat Kara menatapnya heran. "Mau kemana? Kara jangan ditinggal," ucap Kara sembari menatap cemas.Kaisar menoleh sekilas dan tidak menemukan keberadaan Grita lagi, seolah gadis itu lenyap ditelan bumi. Kaisar menghela nafas kasar dan berbalik ke Kara lalu kembali duduk disampingnya. "Maaf," ucap Kaisar. Kara mengangguk sambil tersenyum."Kaisar lihat apa tadi?"Kaisar terdiam lalu menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak ada."Kara mengangguk dan tidak bertanya lebih, es krim stroberi ditangannya itu akan segera mencair lama-lama. Kaisar menoleh ke sekeliling berharap masih menemukan keberadaan Grita disana. Namun nihil, ia tak melihat sosok gadis itu walau sedikitpun. Ia hanya ingin memastikan jika yang ia lihat tadi itu bukan hanya sekadar imajinasinya saja, tapi jika itu memang benar Grita untuk apa gadis itu berada di kota ini? Dan siapa pria disebelahnya tadi? Walau hanya melihat belakang tubuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-24
Baca selengkapnya

Bab 57

Malam ini Kaisar tidak bisa tidur dengan tenang. Ia hanya membolak-balikkan tubuhnya ke kanan-kiri. Kaisar teringat dengan kejadian sore tadi, ia melihat dengan jelas bahwa Grita ada dihadapannya, tapi bersama seorang pria di sampingnya. Kaisar mencoba berpikir positif bahwa hubungan Grita dan pria di sampingnya itu hanyalah sekadar rekan kerja, namun melihat interaksi intensif antara mereka membuat Kaisar curiga.Perasaan curiga itu tiba-tiba lenyap saat pesan masuk ke ponsel Kaisar, yang tidak lain tidak bukan dari Grita. Lelaki itu tersenyum kecil membaca pesan dari gadisnya itu.Mengesampingkan rasa cemburu dan curiga, Kaisar lalu berpikir bahwa Grita tidak akan mungkin berselingkuh darinya. Ia menanamkan prinsip bahwa dalam suatu hubungan yang terpenting adalah rasa saling percaya antar kedua belah pihak.***Di balik hiruk-pikuk bisnis dan dunia korporat yang gemerlap, selalu ada permainan kekuasaan dan manipulasi. Termasuk Heru dan Dodi, mereka memandang dunia ini sebagai medan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

Bab 58

Anton duduk di taman belakang rumah yang nyaman, memandang sekelilingnya di mana sinar matahari sore menyinari dengan lembut. Ia merasakan kecemasan yang aneh di dadanya, sebuah perasaan yang jarang sekali ia rasakan. Di tangannya secangkir kopi yang ia aduk-aduk tanpa henti, bukan karena haus, tetapi lebih karena cemas. Ia tahu, percakapan ini tidak akan mudah, tetapi ia juga tahu bahwa ia harus melakukannya.Saat itu juga Kara lewat sembari membawa sebuah novel ditangannya. Anton pikir ini adalah waktu yang tepat. "Kara, bisa kita bicara sebentar?" tanyanya dengan suara yang tenang. Kara mengangkat wajahnya dari buku dan memandang ayahnya. "Tentu, Pah. Ada apa?" jawabnya dengan senyum tipis lalu berjalan menghampiri ayahnya. Anton tersenyum kecil dan meminta Kara untuk duduk di sebelahnya. Ia meletakkan kopi di meja lalu menatap wajah anaknya. "Kara, ada sesuatu yang ingin Papah bicarakan denganmu. Ini mungkin sedikit mengejutkan, tapi Papah harap kamu bisa mendengarkan dengan ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-20
Baca selengkapnya

Bab 59

Kaisar merasa hidupnya berubah sejak ia pindah ke kota lain untuk bekerja. Hubungan jarak jauh bukanlah hal yang mudah bagi Kaisar, yang terbiasa dengan kehadiran fisik dan kenyamanan bertemu langsung. Namun, ia dan Grita berkomitmen untuk mempertahankan hubungan itu, meski ada jarak yang memisahkan. Selama beberapa bulan pertama, segalanya berjalan lancar. Mereka saling berkabar, bercerita tentang kegiatan sehari-hari, dan menyempatkan waktu untuk panggilan video. Namun, seiring berjalannya waktu, Kaisar mulai merasakan adanya perubahan yang tak bisa ia abaikan. Perlahan, frekuensi komunikasi mereka menurun. Grita sering kali mengatakan ia sibuk dengan pekerjaan atau terlalu lelah untuk berbicara lama. Kaisar berusaha memahami kondisi Grita, menyadari bahwa pekerjaan barunya memang menuntut perhatian yang lebih. Namun, di hatinya, muncul perasaan cemas dan takut. Ia mulai bertanya-tanya, apakah kesibukan itu hanya alasan, ataukah ada hal lain yang disembunyikan Grita darinya. Kecur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

Bab 60

Kara duduk di balkon kamarnya, malam itu terasa begitu sunyi. Angin dingin berhembus lembut, namun justru membuat hatinya semakin terasa perih. Ia menatap langit gelap yang berhiaskan bintang-bintang, berusaha mencari ketenangan di antara kerlipan cahaya kecil itu. Namun, pikirannya terus kembali ke satu momen yang membuat hatinya hancur—saat Anton, ayahnya, mengakui bahwa ia menjalin hubungan dengan Grita, sekretarisnya. Kata-kata Anton tadi terngiang jelas di benaknya. Ia masih ingat raut wajah ayahnya, serius namun tak bisa disembunyikan dari sorot mata. Bagi Kara, kata-kata itu tidak hanya menghancurkan kepercayaannya pada Anton, tetapi juga meruntuhkan bayangan tentang keluarga yang ia kira masih utuh, meski ibunya sudah tiada. Sambil memeluk lututnya, Kara menundukkan kepala, menahan sesak yang mengisi dadanya. “Papah udah ga sayang sama mamah lagi…” gumamnya lirih. Di tengah keheningan malam, ia seperti berbicara pada dirinya sendiri, pada langit, atau mungkin pada ibunya y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status