Home / Romansa / Dalam Jeratan Bodyguard Tampan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Dalam Jeratan Bodyguard Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

69 Chapters

Bab 31

Kara masih memikirkan perkataan lelaki tua tadi, ucapannya membuat Kara kebingungan. Ia sudah bertanya ke orang-orang di rumah ini tapi tak ada satupun yang mengetahui maksud dari ucapan lelaki tua itu. Sebenarnya tidak semua orang masih ada seorang yang belum Kara tanyakan, orang yang tak lain dan tak bukan adalah ayahnya sendiri, Anton. Kara ragu untuk menanyakan hal itu secara langsung kepada Anton, tapi rasa penasaran yang tinggi itu mengalahkan egonya. Seperti sekarang Kara tengah makan siang bersama Anton di ruang makan. Seperti biasa tak ada hal yang menarik untuk dibicarakan saat makan, baik Kara maupun Anton memilih untuk fokus dengan makanan masing-masing.Kara sudah tak tahan lagi, ia menghentikan aktivitasnya dan berdeham. "Om-om yang tadi itu siapa, Pah?"Anton langsung berhenti makan dan menoleh ke arah Kara. "Rekan kerja Papah, kenapa?""Tadi om itu bilang ke Kara kalau si Vino bisa jagain Kara, maksudnya apa?" ucap Kara. "Bukan Vino tapi Vano," ralat Anton. Kara me
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Bab 32

Pagi-pagi sekali sebuah mobil memasuki kediaman Anton. Mobil yang tak lain ditumpangi oleh dua lelaki yang kemarin datang menemui Anton. Kaisar baru saja meregangkan badannya sambil menguap saat menyadari ada sebuah mobil terparkir rapi di halaman. Bergegas Kaisar menghampiri Pak Adi di pos satpam, lelaki paruh baya yang masih memakai sarung dan kaos oblong itu membawa secangkir kopi ditangannya. "Mobil siapa itu, Pak?" tanya Kaisar. Pak Adi keluar dari pos lalu duduk di kursi diikuti oleh Kaisar yang duduk disebelahnya. "Tamu tuan yang kemarin.""Pagi-pagi begini bertamu, seperti tidak bisa nanti siang saja," ucap Kaisar. Jam lima lebih sepuluh menit, terlalu pagi bagi seseorang yang akan bertamu. Ada peraturan tak tertulis yang seharusnya semua orang ketahui tentang adab bertamu ke rumah seseorang, salah satunya tentang waktu. Siapa orang yang akan menerima tamu jam segini? Tidak ada kecuali Anton. Entah hal penting apa yang sedang 3 lelaki itu bicarakan di dalam sana. Kaisar ju
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab 33

"Ada kotak lagi."Ekspresi Kaisar langsung berubah tegang, dia menoleh kearah yang ditunjuk Pak Adi, dan benar saja disana tergeletak kotak hitam berukuran sedang. Vano yang kebingungan tidak tahu apa-apa memberanikan diri untuk mendekati kotak itu. Dibukanya pagar dan ia langsung berjongkok tepat didepan kotak tersebut. Vano menyentuh tutup atas kotak itu."Kotak apa ini?" tanya Vano. Kaisar ikut mendekati kotak itu, ia tidak berjongkok melainkan hanya berdiri persis disamping kotak hitam misterius itu. "Sudah kedua kalinya rumah ini dikirimi kotak hitam misterius," jawab Kaisar. "Kotak sebelumnya berisi apa?" tanya Vano. Kaisar menggelengkan kepala, tanda ia tak mengetahui sesuatu. "Entah, kotak itu langsung dibawa tuan."Vano hendak membuka kotak itu tapi langsung ditahan oleh Kaisar dan Pak Adi. "Jangan dibuka, kotak ini ditujukan untuk tuan kita tidak ada hak untuk membukanya," ucap Pak Adi. Kaisar membenarkan ucapan Pak Adi, Vano tidak bisa membantah. Vano membawa kotak
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

Bab 34

Vano masih terus sibuk membicarakan tentang kotak yang tadi pagi ditemukan. Kaisar dan Pak Adi yang mendengarkannya saja sudah muak, Kara sampai masuk ke dalam rumah karena sudah malas mendengar ocehan Vano. "Kalau dipikir-pikir si pengirim kotak ini berani juga," ucap Vano. Kaisar yang duduk di sudut ruangan sambil bersedekap dada menatap bingung. Salah satu alisnya naik tanda kebingungan."Maksud?""Ya berani, biasanya kalau mau neror orang biasanya lebih sering dilakuin pas malam hari kan?" ucap Vano. Kaisar mengangguk singkat."Nah kan, baru kali ini gue lihat orang neror pagi-pagi," lanjut Vano, "lo pernah liat orangnya?"Kaisar menggelengkan kepalanya, tapi Vano menatapnya dengan tatapan tidak percaya. "Ga mungkin," ucap Vano sambil menatap curiga. Kaisar memutar kedua bola matanya malas. Ia sendiri sebenarnya malas dan bosan bersama Vano, bodyguard baru itu terus-terusan bertanya tentang kotak misterius itu padahal Kaisar sendiri juga tidak tahu. "Terserah." Kaisar bangkit
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Bab 35

Kara dan Vano sampai kembali di rumah setelah sekitar 30 menitan berada diluar. Untungnya saat mereka masuk, tak ada siapapun yang melihat mereka. Kara bernafas lega karena tak akan ada siapapun yang akan mengadukannya ke Anton. Kara menoleh ke Vano yang berada dibelakangnya. Lelaki itu menyerahkan beberapa batang bunga mawar merah kepada Kara, gadis itu mengambilnya lalu tersenyum puas."Makasih ya Vano," ucap Kara sambil tersenyum. Vano membalas senyuman lalu mengangguk. "Tentu, Nona."Kara berlalu pergi memasuki rumah, ia menyembunyikan bunga mawar yang dipetiknya kebelakang tubuhnya agar tidak dilihat oleh orang rumah. Setelah Kara masuk kedalam rumah, Vano kembali ke pos satpam dan duduk di kursi depan pos. Lalu tiba-tiba muncul Kaisar yang berjalan dari arah halaman belakang rumah, entah apa yang dilakukannya tapi kaos hitamnya sudah berganti menjadi kaos warna putih, tangannya juga kotor terkena tanah. Kaisar berjalan melewati Vano tanpa sedikitpun menoleh kearah lelaki itu.
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 36

Grita sesekali mencuri pandang kearah Anton yang tengah mengobrol dengan salah satu atasan perusahaan. Sejak saat Anton datang pagi tadi saja Grita sudah mengawasinya. Tak lebih dan tak bukan adalah tentang pekerjaan barunya ini, Dodi meminta dirinya untuk melakukan pekerjaannya dengan cepat. Dodi mau Grita memberikan kemajuan walaupun hanya sedikit. "Gimana mau deketin coba," ucap Kara pelan sambil menatap Anton. Lelaki itu terlihat berbincang dengan salah satu kepala bagian. Pembicaraan mereka sepertinya tidak begitu penting atau rahasia karena biasanya Anton membicarakan sesuatu apapun itu di ruangannya, tapi kali ini ia hanya berdiri tak jauh dari tempat Grita. "Udah dingin, sinis, cuek lagi. Belum apa-apa udah males aja gue," lirih Grita yang sedaritadi tak melepaskan pandangannya dari Anton. "Kalau bukan karena uang gue males banget deketin dia, tapi ya gue udah terlanjur tanda tangan kontrak sama Dodi."Jujur saja Grita tak tahu bagaimana harus memulai misinya. Ia juga bukan
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Bab 37

Kara berjalan memasuki rumah sambil tersenyum bahagia. Kegembiraan meliputi seluruh isi hatinya. Ia tak bisa menahan garis senyum untuk tidak terukir di wajahnya. Jiwanya terbang tinggi seolah diberi kekuatan oleh seluruh cinta yang ada di dunia. Gadis bersurai hitam panjang itu bersenandung kecil seraya menari-nari tipis. Kegembiraan seolah meluap dari dalam dirinya. Bi Ina tengah berada di dapur saat ia melihat Kara yang nampak sangat bahagia. Segera ia menghampiri gadis itu. "Hayoo, kenapa senyum-senyum?" goda Bi Ina. Melihat Kara yang tersenyum bahagia membuat Bi Ina juga ikut tersenyum, seolah kebahagiaan itu menular. Gadis itu tersenyum malu-malu tatkala ada seseorang yang memergoki dirinya tengah merasa sangat bahagia. "Kara lagi seneng banget!" Saking senangnya, gadis itu sampai melompat-lompat kecil layaknya anak sekolah dasar. "Kenapa? Coba cerita sini," ucap Bi Ina. Selain menjadi wanita paling dewasa di rumah ini, Bi Ina juga seorang pendengar yang baik. Wanita itu s
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

Bab 38

Anton duduk tegak di kursinya yang kokoh, memandang keluar jendela kaca besar yang menghadap ke luar kantor. Ruangannya terasa tenang, namun atmosfernya tegang. Dia adalah pemimpin perusahaan yang dihormati, yang memiliki reputasi ketegasan dan keberanian dalam mengambil keputusan sulit. Hari ini, atmosfer itu dipenuhi dengan ketegangan karena dia harus menghadapi situasi yang sebenarnya tidak diinginkannya.Pintu ruangan itu terbuka, dan seorang karyawan wanita masuk dengan langkah ragu. Wajahnya terlihat sedikit pucat, dan matanya memancarkan sedikit rasa ragu. Dia berdiri di depan meja Anton, menunduk dalam sikap permintaan maaf yang tulus."Kamu tahu mengapa kamu dipanggil ke sini?" Anton mulai bicara dengan suara yang tenang namun tegas.Grita mengangguk perlahan. "Maafkan saya, Pak. Saya tahu saya salah."Anton menatapnya dengan tatapan tajam, mencoba menembus kedalaman pikiran Grita. "Kamu tahu bahwa menatap saya tanpa izin adalah pelanggaran serius di perusahaan kita. Dan yang
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

Bab 39

Tiga lelaki terlihat sedang berunding di dalam pos satpam. Para lelaki beda usia itu mengelilingi sebuah kotak hitam berukuran sedang. Tak ada satupun diantara mereka yang membuka atau bahkan menyentuh benda kotak tersebut. Dua dari tiga lelaki tersebut tengah terlibat dalam sebuah adu mulut yang memanas. Perselisihan yang dimulai dari sebuah kotak hitam yang menjadi pusat perhatian. Kaisar bersikeras ingin menyerahkan kotak hitam itu kepada Anton, sedangkan Vano justru berkeinginan untuk membukanya. Adu mulut itu terjadi karena Kaisar menolak ucapan Vano, karena khawatir isi dari kotak tersebut adalah barang berbahaya. Vano dengan rasa penasarannya merasa bahwa sangat penting untuk membuka kotak tersebut. Baginya, mungkin saja isi dari kotak tersebut adalah barang berharga atau bahkan misteri yang menarik. Namun Kaisar dengan tegas mengatakan bahwa membuka kotak itu bisa berakibat fatal, dan lagipula Anton sudah berpesan kepadanya semenjak kejadian pertama kali ada kotak di rumah i
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

Bab 40

Anton memang sudah terbiasa pulang malam, tapi entah kenapa hari ini rasanya sangat melelahkan. Tawaran rekan kerjanya untuk ngopi bersama pun ia tolak. Karena ia ingin secepatnya mengistirahatkan tubuhnya. Untung saja Anton masih bisa mengendarai mobilnya. Jalanan malam ini tidak ramai jadi Anton tidak terjebak macet. Satpam perumahaan menyapa Anton dan hanya dibalas dengan klakson, karna Anton benar-benar malas untuk berbicara, energinya sudah habis seharian. Komplek perumahan sudah terlihat sepi, hanya terlihat dua orang lelaki yang berjalan sambil membawa kantong plastik di tangannya. Rumah Anton ada diujung, di sekelilingnya terdapat pohon-pohon besar yang menutupi area rumah. Kalau ada orang baru yang masuk diperumahan ini tak akan tahu jika ada rumah mewah diujung jalan. Letaknya memang lebih terpencil dibanding rumah yang lain. Anton memang sengaja memilih rumah ini karena ia tidak ingin keluarganya terekspos. Bisa dibilang keluarga Anton sangat tertutup dan tidak mau berbau
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status