"Satu. Dua. Tiga." Blitz kamera terus menimpa tubuh pribadi ramping yang sedang berpose di depan sana. Nur Walis Pelita. Siapa pun tahu, gadis muda yang bekerja sebagai model itu sangat cantik. Manik madunya, alis lebatnya, bulu mata yang lentik, bibir ranum berwarna merah muda, hidung mancung dengan tulang hidung tinggi, janggut lancip dan wajah memukau. Seperti tersihir, orang bisa menatapnya tanpa berkedip dalam jangka waktu lama. "Satu, dua, tiga. Satu, dua, tiga." Pelita terus mengganti posenya dengan blitz kamera yang tiada henti menyambar ke arahnya. Fotografer yang memotretnya tidak banyak menyuruhnya melakukan pose ini dan itu. Dengan profesional, Pelita bisa membawa dirinya sendiri. Bergaya sesuka hati yang mana posenya selalu memuaskan dan sesuai. Dug! "Udah dong, Bang! Jangan dilihatin terus!" Sebuah suara centil mengudara di samping seorang laki-laki tinggi dengan setelan kasual tak jauh dari Pelita melakukan pemotretan itu, June Aldrian Adams, sahabat kakak Peli
Terakhir Diperbarui : 2024-05-17 Baca selengkapnya