"Dia begitu baik. Setara sepertiku yang notabenenya orang biasa. Di saat-saat seperti ini, aku masih diberi pertolongan," bantin Aruna. Lalu menertawakan dirinya sendiri. Aruna menunduk, duduk di sebelah pria itu. Mereka sama-sama menunggu hujan reda. Sampai waktu menunjukkan pukul sebelas malam, mereka masih di sana. Aruna berkali-kali menatap jam pada ponselnya. Tak ada satu pun pesan atau panggilan dari Aksa. Pikirannya mulai tak karuan. Hari sudah malam, sedang apa kah pria itu. Sampai-sampai tak sempat memberi kabar. Padahal, janjinya pagi tadi bakal mengabari setiap kali istirahat. Aruna menekan kontak Aksa. Namun, tak dapat tersambung. Panggilan kedua 20 kali itu tak ada satu pun yang diangkat, bahkan selalu tertolak. Hatinya gelisah, teringat foto yang sempat ia dapatkan tadi. "Ya Allah."Fahmi menoleh, merasa ada yang aneh dengan gadis itu. Ia pun lekas bertanya, "Ada apa, Run? Kamu kenapa? Kedinginan?""Enggak, Bang. Aku cuman ... pengen cepet-cepet pulang.""Masih hujan
Terakhir Diperbarui : 2024-01-30 Baca selengkapnya