“Aku terima syarat perceraianmu. Asalkan kau tidak menghambat dan benar-benar kooperatif saat gugatan tersebut masuk ke pengadilan.” Mata Deva membaca pesan tersebut sambil menahan senyuman di bibirnya.“Akhirnya, kau masuk juga dalam perangkapku, istriku,” gumam Deva dan segera turun menemui Lusi dan menggendong anaknya.“Saka, terima kasih atas kerja samamu, Nak. Mama akan tinggal dengan kita mulai besok,” ucap Deva membuat Lusi terbelalak dan segera memeluk menantu dan cucunya.“Benarkah?! Oh Tuhan, terima kasih,” lirih Lusi terharu.Deva mengangguk bahagia. “Bunda, kita harus bersabar. Kalau Ratih sudah bersama kita nanti, barulah aku akan meminta bantuan pak Alan untuk menangkap Rangga. Tapi, untuk saat ini, biarkan saja dulu dia melakukan apa yang hendak dia buat,” ucap Deva menahan rasa geramnya.Lusi mengangguk. “Semua, bunda percayakan sama kamu, Nak. Bunda hanya minta, jangan menyerah dengan istrimu,” lirihnya.“Tidak akan pernah, Bunda,” jawab Deva memberi kepastian.Tidak
Read more