Semua Bab Terjerat Mantan Kekasih Ibu Tiriku: Bab 81 - Bab 90
186 Bab
Aku Bisa Lebih Keji
"Tunggu, Angel!” ujar Olivia setelah dia berada di dekat Angel. Dia melihat Angel berhenti melangkah dan membalikkan tubuhnya. Olivia pun menatap wanita itu dengan saksama. Di dalam benaknya dia tidak ingin jika wanita itu menikah dengan Dean. “Aku mohon padamu. Hentikan rencanamu untuk menikah dengannya. Bukankah kamu tahu jika dia adalah orang yang sangat percaya dengan, Miranda.” Olivia pun mengatakan beberapa hal yang membuatnya tidak percaya sepenuhnya pada Dean. Dia yakin jika pria itu memiliki rencana lainnya setelah Angel dan Dean menikah. “Percayalah padaku.” “Sudah cukup! Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Kamu tidak perlu memikirkan aku lagi. Aku tidak peduli jika dia masih dekat dengan Miranda dan juga memiliki rencana buruk padaku,” jelas Angel. “Aku tidak ingin kamu semakin menderita.” “Menderita ... aku sudah menderita. Sekarang apa lagi yang aku harapkan dengan hidupku ini? Mungkin inilah salah satu jalan untukku tetap hidup,” sambung Angel lalu dia meninggal
Baca selengkapnya
Jangan Membukanya!
Olivia merasakan Nolan yang menghela napas panjang. Sehingga membuatnya semakin yakin pria itu tahu sesuatu tentang rencana ibu tirinya bersama dengan Dean. “Olivia, apakah ayahmu menghubungimu dan mengatakan jika ibu tirimu kecelakaan?” tanya Nolan pada Olivia. Yang masih penasaran dengan rencana Miranda dan Dean. “Apakah itu salah satu rencana, Miranda?” “Dia memang kecelakaan tetapi aku tidak tahu apakah semua itu rencananya atau memang benar-benar kecelakaan.” Olivia terdiam sejenak setelah mendengar jawaban Nolan. Dia masih memikirkan semua hal yang sudah dikatakan ayahnya dan juga semua hal yang dilakukan oleh Miranda. “Sudahlah jangan memikirkan masalah Miranda dan yang lainnya. Bagaimana jika kita menikmati malam ini dengan tenang?” ucap Nolan sembari memegang tangan Olivia. “Kamu benar.” Olivia pun tersenyum dan dia menikmati suasana malam ini. Dia melihat sepasang kekasih yang berhenti di depannya. Dia sedikit terkejut melihat apa yang dilakukan oleh sepasang kekasih
Baca selengkapnya
Kamu Tidak Apa-apa?
Olivia menempelkan tubuhnya di pintu dan mendorongnya. Sembari terus berbicara dengan Nolan yang ada di ujung telepon. Orang yang ada di balik pintu terus berusaha untuk membuka pintu kamarnya. “Baiklah. Aku tidak akan membukanya,” Olivia berkata pada Nolan lalu menutup sambungan teleponnya. Tidak berselang lama terdengar suara keributan dari luar. Dia pun melihat ke luar dari lubang kecil di pintu. Dia melihat beberapa orang yang sedang berkelahi. Dia berpikir jika Nolan sudah tiba bersama orang-orangnya. Dia pun membuka pintu kamar. Dia terus melihat empat orang pria berkelahi tetapi dirinya tidak melihat Nolan atau Ian. Ada sesuatu yang aneh dengan perkelahian mereka. “Akhirnya dia keluar juga,” ucap seorang pria sembari menyeringai. Olivia hendak masuk kembali ke dalam kamar. Akan tetapi, seorang pria membekapnya dari belakang. Dia berusaha untuk melepaskan diri tetapi tenaga pria itu sangat kuat. Dia tidak melawan lagi dan berusaha untuk tenang. Akhirnya dia menginjak k
Baca selengkapnya
Kamu Sudah Tidak Waras
"Apa hak kamu menyuruh aku untuk melepaskan, Olivia?” tanya Nolan pada orang yang ada di depannya itu. “Dia tidak bisa membuatmu bahagia.” “Lantas siapa yang bisa membuatku bahagia?” tanya Nolan sembari duduk kembali di kursi. Dia kembali menatap orang itu. Dia tidak habis pikir mengapa orang itu bisa meminta hal seperti itu padanya. Padahal selama ini dirinya sama sekali tidak perah ikut campur dengan urusan orang itu. “Miranda atau ....” “Dean, apakah kamu sudah tidak waras?” sela Nolan setelah mendengar nama wanita yang disebutkan oleh pria yang ada di depannya. “Aku masih waras. Apakah kamu tidak tahu seberapa besar pengorbanan yang dilakukan olehnya untukmu? Dia begitu menderita dan anehnya hingga detik ini dia masih sangat mencintaimu.” Nolan terdiam dan mendengarkan perkataan Dean yang terus saja mengatakan jika Miranda begitu menderita dan sudah banyak berkorban untuknya. Dia menggelengkan kepalanya seraya tidak habis pikir dengan pria yang ada di depannya itu. “Dean
Baca selengkapnya
Aku Tahu Kamu Tidak Percaya
Olivia langsung menekan nomor ponsel Nolan. Dia mendengar suara nada sambung dan tidak berselang lama terdengar suara Nolan yang ada di ujung telepon. “Nolan, aku harus kembali ke Jakarta,” ucap Olivia pada Nolan yang ada di ujung telepon. Dia pun kembali mengatakan alasannya mengapa dirinya harus kembali ke Jakarta hari ini juga. Namun, dia juga tidak ingin mengganggu aktivitas Nolan untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. “Aku bisa kembali sendiri atau bersama dengan, Adel.” Olivia menutup sambungan teleponnya setelah mendapatkan izin dari Nolan untuk kembali lebih dulu. Dia pun berjalan mengambil tasnya dan ke luar dari dalam kamar. Dia menuju ke kamar Adel yang ada di sebelahnya. Dia mengetuk pintunya dan tidak begitu lama Adel membukakan pintunya. Dia menatap wanita yang ada di depannya yang terlihat sudah siap untuk pergi. “Kamu mau pergi ke mana?” tanya Olivia pada Adel. “Bukankah kita akan kembali ke Jakarta.” “Kamu tahu? Bukankah aku belum mengatakannya padamu.” Adel
Baca selengkapnya
Sudah Ada Istrimu
Olivia menatap orang itu dengan tajam. Orang itu pun mendekat ke arah dokter. Dia tersenyum kecut saat mendengar kesedihan dan kekecewaan dari nada bicara orang itu yang tidak lain adalah ibu tirinya. “Katakan padaku! Dia tidak apa-apa, ‘kan?” tanya Miranda pada sang dokter. Olivia terus memperhatikan Miranda yang terlihat sedih dengan kesehatan suaminya. Entah mengapa dia sama sekali tidak percaya dengan wanita itu. Di dalam benaknya berkata jika Miranda adalah pemain sandiwara yang handal. “Tenangkan dirimu! Bukankah dokter yang merawatmu memintamu untuk tetap di kamar?” Sang dokter berkata pada Miranda. “Aku tidak ingin berada di kamarku! Aku ingin bersama dengan suamiku! Izinkan aku untuk bertemu dengannya!” “Jangan keras kepala! Saat ini kamu masih belum pulih sepenuhnya. Biarkan suamimu ada di kamar untuk beristirahat.” “Izinkan saja dia bertemu dengan suaminya. Biarkan dia mengurus suami yang sangat dicintainya itu,” sela Olivia yang sudah tidak tahan lagi mendengar perk
Baca selengkapnya
Saya Percaya
Saat ini Olivia sudah ada di ruang kerjanya. Dia duduk sembari memeriksa beberapa dokumen yang ada di mejanya. Dokumen itu diberikan oleh asisten ayahnya. “Masuk!” perintahnya pada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerjanya. Dia melihat Adel yang berjalan masuk. Terlihat Adel membawa beberapa map lalu menyerahkan kepadanya. Dia pun menyimpan map itu di atas meja untuk diperiksanya nanti. “Apakah kamu sudah tahu alamat orang itu?” tanya Olivia pada Adel. “Sudah. Kapan kita akan menemuinya?” “Jam makan siang. Kita akan pergi ke sana.” Adel pun mengangguk dan dia mengatakan beberapa hal yang harus dilakukan oleh Olivia pada map yang baru saja diberikan olehnya. Setelah mengatakan itu dia pun pergi menuju ke ruangannya yang tidak jauh dari ruangan Olivia. Olivia setelah selesai memeriksa dokumen yang diberikan oleh asisten ayahnya. Barulah dia memeriksa dokumen yang diberikan oleh Adel barusan. Dia membacanya dengan perlahan dan teliti lalu mengambil bolpoinnya. “Akhirnya sudah
Baca selengkapnya
Aku Serius
"Ada apa?” tanya Adel setelah melihat Olivia menutup sambungan teleponnya. “Aku harus pergi! Apakah kamu bisa mengurusnya?” “Apa perlu aku temani?” Olivia terdiam sejenak. Dia memikirkan tentang proses pengiriman pasangan suami istri yang ada di depannya. Apakah bisa tanpa dirinya atau tanpa Adel. Sebab di dalam benaknya masih ada rasa khawatir. “Adel, apakah kamu bisa menjaga mereka sampai tiba di tujuannya? Aku hanya percaya padamu.” “Kamu yakin?” “Aku yakin.” “Baiklah kalau begitu,” sambung Adel sembari menyerahkan kunci mobil miliknya. Olivia mengambil kunci mobil milik Adel. Dia pun pamit kepada pasangan suami istri itu. Setelah itu dia pergi meninggalkan mereka dan langsung menuju ke mobil. Dia sudah ada di dekat mobil dan langsung masuk ke dalam mobil. Lalu menjalankannya. Dia mempercepat laju mobilnya dan harus segera tiba di tempat yang ingin ditujunya. Jalanan yang ditempuhnya lumayan padat sehingga dia tiba di rumah sakit sedikit lama. Dia pun akhirnya tiba
Baca selengkapnya
Bukti Kuat
Olivia tersenyum kecut saat mendapatkan ancaman dari Paula. Dia dengan cekatan mengambil senjata tajam itu dan sekarang keadaan berbalik. Dia mulai memain-mainkan senjata milik Paula. “Apa kamu yakin ingin melukai wajahku? Apakah kamu tidak takut jika aku yang melakukan itu pada wajahmu?” “Kamu ....” “Kamu pikir aku wanita lemah? Aku tahu jika kamu adalah orang yang ada di balik penculikan itu?” “Lakukan saja! Aku sama sekali tidak takut denganmu! Aku juga tidak peduli jika kamu melukai wajahku,” “Kamu pikir aku wanita sepertimu?” Olivia membuka kaca pintu mobil dan melempar pisau itu ke luar. Dia pun membuka pintu mobil lalu ke luar dari dalam mobil. Sebelum pergi meninggalkan Paula dia menatap wanita itu dengan tajam. “Jangan mengancamku karena kamu bukan lawanku,” Olivia berkata pada Paula. Dengan nada meremehkan. Dia kembali tersenyum tatkala melihat rasa kesal dari raut wajah wanita itu. Setelah itu dia berjalan meninggalkan Paula. Dia terus berjalan meski tidak tahu a
Baca selengkapnya
Aku Tidak Terima
"Mengapa masih menyembunyikan sesuatu dariku,” Olivia kembali berkata pada Nolan. Olivia terus menatap pria itu dengan tatapan penuh selidik. Dia yakin jika Nolan memang merencanakan sesuatu hal yang tidak diketahuinya. Rasa ingin tahunya begitu besar dan pria itu masih tetap saja diam. “Aku takut kamu akan terkejut dan merasa jijik denganku. Bahkan kamu akan membenci aku.” “Jelaskan padaku! Sebenarnya apa yang akan kamu lakukan?” Olivia terus saja bertanya pada Nolan. “Aku berencana untuk ....” Sebelum Nolan melanjutkan kalimatnya ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Olivia mengabaikan itu dan dia menunggu Nolan melanjutkan kalimatnya. “Sebaiknya aku pergi! Jika tidak mereka akan terkejut dan membuat keributan,” Nolan berkata lalu dia berjalan menuju balkon. Olivia hanya memandangi kepergian Nolan. Dia benar-benar yakin jika pria itu menyembunyikan rencana yang sangat besar. Dia semakin kesal karena orang yang ada di balik pintu kamarnya terus saja mengetuk. Dia pun t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status