All Chapters of SUKSES SETELAH DIKHIANATI SUAMI: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

PENGANCAM YANG TERANCAM

"Ibu Yunita! Tolong hentikan, atau saya akan panggil petugas keamanan untuk menyeret paksa anda keluar!" Suara Pak Angga sedikit meninggi, membuat Yunita segera melepaskan tangannya dari rambutku.Gila saja, bahkan saat aku tengah diserang si Kunti ngamuk, Bang Arlan justru menyeringai puas. Dia sama sekali tidak menolongku, padahal akulah wanita yang delapan tahun menemaninya dalam suka dan duka. Wanita yang sudah melahirkan anak untuknya dan mengabdikan diri padanya. Semua itu rusak hanya karna cintanya yang berpaling kepada Yunita. Dadaku tiba-tiba sesak memikirkan hal itu. Kenapa hatiku terasa sakit. Ah, tapi kini aku sudah mati rasa. Cintaku pada Bang Arlan benar-benar sirna seketika. Kini hanya kebencian yang membelenggu hatiku."Sekarang silahkan keluar! Dan untuk Pak Arlan, saya tunggu keputusan anda," ucap Pak Angga. Dia berdiri sejenak, lalu berjalan menuju kursi kerjanya.Bang Arlan mengacak rambut dengan kasar. "Kita harus bicara serius di rumah," desisnya padaku dengan ma
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

OMONG KOSONG ATAU BUKAN?

"GUE TUNGGU DENGAN SENANG HATI!!!"Tinggallah aku berdua dengan Pak Angga. Aku merapikan rambut yang sejak tadi acak-acakan akibat ulah Yunita. Sesekali memegangi kedua pipiku yang terasa perih."Pak Angga, terima kasih atas bantuannya. Saya permisi pulang dulu," ucapku berpamitan."Tunggu, Mbak Gita!" Pak Angga mendekat. "Jangan sungkan untuk menghubungi saya jika Mbak memerlukan bantuan saya," ujarnya dengan wajah tanpa ekspresi.Aku mengangguk dan mengucapkan terima kasih, lalu pergi dari sana.****Sampai di rumah, aku melihat Bang Arlan duduk dengan tangan terlipat ke dada. wajahnya bagaikan singa yang siap menerkam mangsanya.“Ngapain dia masih kesini? Dasar gak tau malu!” rutukku dengan suara berbisik, lalu menghampirinya yang sedang menatap TV yang tidak menyala. “Apa aku harus memperjelas kalau ini rumah pemberian orang tuaku?”Aku berdiri di sisi sofa yang dia duduki.“Ngapain kamu masih disini? Pergi sana bersama kekasihmu itu! Aku akan menggugat cerai dalam waktu dekat.”B
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

MENCOBA BANGKIT

“Aku akan pergi ke rumah Mama dan tinggal disana untuk sementara sampai hasil tes itu keluar.” Bang Arlan berujar setelah keluar dari kamar, dia mengemas beberapa pakaian ke dalam ransel miliknya. Sedang aku, duduk di ruang tengah menatap TV yang tidak menyala.Setelah melakukan tes di rumah sakit tadi, Dokter Haris mengatakan hasil tesnya akan keluar paling cepat setelah dua puluh empat jam atau paling lama seminggu.“Baguslah kalo kamu sadar! Lagian rumah ini milikku, seharusnya kamu pergi dari sini sebelum aku usir,” cetusku dengan suara agak keras agar dia mendengar.“Kita lihat saja nanti, apakah kamu akan tetap mengusirku, atau justru mempertahankanku!” ucapnya percaya diri.Aku tertawa meremehkan. “Bagiku, tidak ada kesempatan kedua untuk pengkhianat, Bang! Mungkin aku bisa memaafkan perbuatanmu, tapi untuk bersama lagi … maaf.”Bang Arlan mengangguk dengan sudut bibir tertarik, lalu pergi meninggalkan rumah ini. Kini hanya aku seorang diri. Aku merindukan Chika. Aku rindu suar
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

BERTEMU LAGI

“Ada apa, Mbak?” tanyaku penasaran.Mbak Ranti masih terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu itu, tapi aku terus mendesaknya. “Aku baik-baik aja, Mbak. katakan saja!”“Tapi kamu jangan terkejut, ya?”Aku mengangguk dan tersenyum meyakinkannya.“Minggu lalu, waktu Mbak pergi refreshing ke sebuah tempat wisata, Mbak melihat suami kamu dengan perempuan lain,” tuturnya.Aku terdiam. Lalu tersenyum simpul, melihat kesungkanan Mbak Ranti dalam menyampaikan berita ini.“Maafkan Mbak kalau lancang dan ikut campur urusan rumah tangga kamu, Git, tapi rasanya Mbak gak tega untuk menyembunyikan ini. kamu berhak tau dan membicarakan hal itu dengan suamimu,” sambung Mbak Ranti. Tangannya mengusap bahuku dengan lembut.Aku semakin mengembangkan senyum membalas kehangantan yang Mbak Ranti berikan.“Aku udah tau semuanya kok, Mbak. Dan sekarang aku sedang mengurus proses perceraian,” ungkapku.Mbak Ranti tampak terkejut, tapi kemudian berekspresi prihatin.“Apa karena kamu berteman dengan Mbak, sehing
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

HASIL

“Ibu gak punya simpanan sebanyak itu, Nak.”Aku bersalah, kenapa aku harus menanyakan uang pada ibuku. Bukankah seharusnya aku yang memberinya uang karena telah mengurus Chika. Aku mengacak rambutku hingga berantakan.Berani membuka usaha, ya berani menanggung resiko. Tetapi, jika aku tidak memulainya sekarang, kapan aku akan menghasilkan. Tidak ada yang menafkahiku lagi, aku harus menjadi satu-satunya orang tua yang bertanggung jawab dan membesarkan Chika dengan baik.“Maafin Gita, Bu. Gak seharusnya Gita menambah beban ibu,” sahutku dari seberang telepon.Karena tidak fokus mengendarai motor sambil menelepon, aku hampir menabrak seseorang yang akan menyeberang dari depan minimarket. Aku harus menggunakan kekuatan rem tiga dimensi, yaitu rem depan, rem belakang dan juga kedua kakiku ikut turut serta. Namun, tetap saja aku menabrak seseorang itu.“Maaf, Mas. Ya Allah…” Aku turun dari motorku yang juga ikut terguling. Kubiarkan saja motor itu, aku berlari menghampiri korban yang kutabr
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

KEDATANGAN MAMA MERTUA

“Bang Arlan mengidap Oligospermia, dimana kondisi tersebut membuat jumlah sp*rma sangat sedikit. Maka, kemungkinan untuk membuahi sel telur sangatlah kecil. Jadi, Chika anak siapa ya Allah?”Aku menangis sesenggukan di sudut kamar. Ada rasa kasihan pada Bang Arlan karena kondisinya itu, tapi aku juga tidak bersalah. Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi sehinggta Chika bisa terlahir.Kubuka laci nakas dan mengambil helai rambut Bang Arlan yang waktu itu dia berikan padaku, sudah kusimpan rapi dalam plastik OPP untuk berjaga-jaga, meski sebenarnya aku malas melakukan tes yang satu ini. ada rasa takut yang menyelimutiku.Bang Arlan sudah menunjukkan hasil tes DNA Chika dengan dirinya, tetapi aku masih tidak percaya, bisa saja itu hanya akal-akalannya. Penyakit yang dia derita itu hanya kemungkinan saja tidak bisa memiliki keturunan. Namun, tidak ada yang tidak mungkin, kan?“Aarrggg!” Kuremas rambutku karena kepalaku semakin berdenyut.Tiba-tiba lelaki yang sedang kupikirkan menelepon.
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

INFO DARI LARAS

“Mama gak mau tau! Kamu sekarang sudah sukses, punya butik besar dan mewah. Masak untuk melakukan permintaan seenteng itu saja ndak bisa, tho?!”Ah, sial! kata-kata Mama tadi siang masih saja terngiang dan menggangguku. Wanita itu sama sekali tidak mau peduli bahwa aku juga dirugikan atas perbuatan Bang Arlan. Bagaimana bisa keluarganya memintaku untuk membiayai hidup mereka yang selalu ingin terlihat mewah di depan orang, padahal yang aku tahu, mereka bahkan rela makan hanya dengan ikan asin demi bisa membeli tas dan baju mewah.“Aku bisa benar-benar gila!” gumamku sambil meremas tangan. Rasa kesal dan amarah yang membuncah membuatku ingin sekali meluapkan emosi.[Kalau hasil tes DNA yang kamu lakukan sudah keluar dan terbukti bahwa Chika bukan anak kandungku, lebih baik kamu turuti kemauan Mama sebelum aib kamu aku bongkar!] ancaman Bang Arlan masuk melalui pesan dari aplikasi hijau.“Git… Gita!” Seseorang memanggil dari luar sana. pintu pagar memang aku kunci jadi suaranya terdenga
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

APA MAKSUDNYA?

“Alhamdulillah,” ucapku sambil mengusap kedua tangan ke wajah. Sungguh bahagia hari ini, akhirnya aku bersama tim yang sudah diatur oleh Mbak Ranti, memotong pita pembukaan Butik Pakaian Batik.Antusias masyarakat juga tak disangka, mereka bersemangat datang memeriahkan acara pembukaan ini dan menyerbu harga diskon.“Semoga apa yang sekarang kamu jalani berjalan lancar ya, Git. Mbak hanya bisa bantu memantau, selebihnya kamu yang mengatur,” ucap Mbak Ranti mengusap bahuku setelah memberikan selamat.“Semua ini berkat Mbak Ranti. Kalau gak ada Mbak, gimana aku bisa bangkit. Terima kasih Mbak sudah mempercayakan usaha ini sama aku yang sama sekali gak ada pengalaman apa-apa. Aku justru banyak belajar dari Mbak Ranti,” kugenggam tangan wanita anggun itu dengan perasaan sayang.Aku merasa mempunyai seorang kakak. Dia wanita kuat yang mampu bangkit dari luka masa lalunya. Aku juga harus bisa seperti dia.Namun, sejak tadi aku tidak melihat seseorang yang juga sudah berjasa padaku. Kebaikan
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

DARAHKU MENDIDIH

“Apa-apaan kamu?!” Seorang lelaki dengan tangan kekarnya menahan tangan Yunita yang masih terangkat ke atas.Angga dengan sigap mencegah Yunita yang akan melayangkan tamparan mautnya padaku. Tidak tahu bagaimana jadinya jika Angga tidak datang. Mungkin sekarang pipiku sudah memar. Namun, seharusnya jika itu terjadi, aku bisa melaporkannya ke polisi. Angga tidak hanya menyelamatkanku, tapi juga menyelamatkan Yunita.Yunita menepis tangan Angga dengan kasar. Wanita itu mendengus kesal.“Mbak Gita gak apa-apa?” tanya Angga dengan raut cemas. Tangannya seolah ingin menggapai kedua bahuku namun aku sedikit mundur.“Saya baik-baik aja, Pak,” jawabku.“Syukurlah saya datang tepat waktu,” keluhnya sambil mengelus dada, lalu mengalihkan tatapan dingin kepada Yunita. “Kamu ada keperluan apa kesini?” tanya Angga pada Yunita dengan nada ketus.Yunita membalas tatapan Angga dengan tajam. “Bukan urusan anda!” Wanita dengan sepatu heels hitam itu bergegas meninggalkan butik dengan perasaan kesal, ka
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

HATIKU HANCUR

“Selamat pagi, benar ini dengan ibu Gita Lisrani?” Suara seorang lelaki menyapa saat aku menjawab panggilan dari nomor asing.“Benar, saya sendiri,” sahutku dengan kening bertaut.“Ini ada surat dari Rumah Sakit, Bu. Saya sudah di depan rumah,” ucap seseorang yang ternyata adalah kurir.Hari ini, aku tidak ingin berlama-lama di rumah. Setelah subuh tadi, aku langsung bergegas ke Butik. Kuabaikan Bang Arlan yang tidur di kamar Chika. Gawat, jika surat itu sampai ke tangan bang Arlan.“Oh, itu. Mas! Tolong jangan panggil orang di rumah itu, bisa antarkan ke alamat ini?” Aku agak panik dan buru-buru mengirim alamat Butikku pada sang kurir melalui pesan. “Cek pesan ya, Mas! Saya sedang tidak di rumah. Surat itu penting dan tidak boleh diterima orang lain, kecuali saya,” ujarku menjelaskan.“Baik, Bu. Saya segera kesana.”Aku mengusap dada dengan perasaan lega. Aku tidak akan membiarkan Bang Arlan melihat hasilnya lebih dulu.Setelah tiga puluh menit, akhirnya sang kurir tiba di Butik. Aku
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status