Ketika sedang dalam perjalan menuju rumah sakit, ponsel Liam tak hentinya berdering. Dia sudah berulang kali meminta ijin tetapi tetap tidak diperbolehkan oleh Eric. Hingga pada dering yang terakhir, perasaannya tidak bisa dibohongi. "Tuan, maafkan saya ...."Liam segera menekan sebuah tombol di earphone yang sedang dia kenakan. Sementara Eric, menatapnya dengan kesal. Sebenarnya sejak tadi juga dia merasakan getaran di ponselnya yang tersimpan di saku jas. Tetapi dia hiraukan karena pasti hanya sebuah omelan yang dia dapatkan. "Maafkan saya, Tuan." "Baik.""Saya mengerti." Hanya tiga kata itu, setelah dia segera melepas earphone dan kembali menyetir. "Tuan, kita harus kembali, ayah Anda sudah menunggu di kantor," Liam melaporkan."Sudah kubilang jangan diangkat! Tapi kau sama sekali tidak menuruti perkataanku! Kau itu orangnya atau orangku?" Eric memalingkan wajah, terkadang Liam bisa begitu menyebalkan seperti sekarang. Setelah beberapa saat terdiam, "Ikuti saja keinginan pri
Terakhir Diperbarui : 2024-02-28 Baca selengkapnya