All Chapters of Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat: Chapter 11 - Chapter 20

145 Chapters

Mon Tresor

Setelah peristiwa tak menyenangkan di lounge D'Artz milik keluarga Angkasa tempo hari, Putri kembali bekerja di toko barang branded bernama Mon Tresor seperti biasa. Mon Tresor sendiri sebenarnya masih berlokasi di Angkasa Plaza. Karena ini pula, terkadang Putri seusai bekerja di toko langsung bergegas ke D'Artz. Kala Putri tengah sibuk mengatur tas yang menjadi tanggung jawabnya di display, suara feminin yang akrab tiba-tiba menyapa telinganya. "Sayang, aku cuma mau beli satu tas aja, please... ."Meski agak berbisik, suara itu masih terdengar agak jelas. Agar privasi pelanggan tersebut tidak terganggu, Putri pura-pura menunduk seraya sibuk menekuni kegiatannya. "Tapi kamu baru beli dompet kemarin. Jangan berlebihan dong matrenya... ."Suara parau pria yang menemani sang wanita tampak tak ikhlas. Bahkan sebagai pendengar saja Putri jadi tak enak hati. Namun rupanya, perempuan bersuara empuk itu belum mau menyerah.
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Meeting

Begitu urusan dengan Sophia usai, senyum di wajah manajer toko langsung lenyap. Dengan tatapan menusuk, dia mulai menginterogasi Putri. "Jadi, masalah apa lagi kali ini? Kemarin dengan Putri Marion sekarang dengan Lady Sophia." Mata Putri mengerjap sesaat. Tak percaya jika manajer toko yang selalunya ramah kini bersikap sangat dingin. Tanpa bertanya apapun, secara tak langsung sudah memberinya vonis sebagai pembuat onar. "Pak, kaki saya agak pegal sebab berkali-kali mesti meraih tas yang letaknya cukup tinggi. Kebetulan produk terakhir yang diminta bu Sophia ada di box, makanya itu saja yang saya tunjukkan sama beliau," tutur Putri lemah. Hatinya berharap ada sedikit empati dari sang atasan. Alih-alih mendengar penjelasan Putri, manajer toko justru menoleh pada pramuniaga yang memanggilnya barusan. "Ceritakan apa yang kamu lihat tadi," ujarnya tegas. Pramuniaga bernama Cindy itu menatap Putri sekilas, lalu berkata lirih," saya juga kurang jela
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Diluar dugaan

Umpatan Aryo rupanya tak bikin Arya bergeming. Seulas garis miring tercetak di bibirnya yang indah. "Kenapa harus marah? Memangnya ada yang salah dengan kata-kataku? Justru aku yang harus kesal karena sampai detik ini, sahamku yang tertanam di Bharata Textile belum menghasilkan laba yang berarti."Brakk!! Fakta seterang cahaya yang baru saja dikemukakan Arya, sangat melukai ego Aryo. Tanpa sadar dirinya menggebrak meja lalu sekonyong-konyong bangkit dan menarik kerah kemeja adiknya. "Kamu mau menantangku sekarang, hah?"Alih-alih terpancing, Arya dengan tenang menatap lurus wajah kakaknya. Murka yang nyata tampak berkobar-kobar di sana bagai lidah api yang siap menyambar apapun yang ada di depannya. "Kurasa cara barbar ini tak sesuai untukmu," ujar Arya menepis cekalan Aryo dari kerah bajunya. "Atau kamu memang sudah turun serendah ini?" tantangnya lagi tanpa mengalihkan pandangan dari sang kakak. Sejak dulu kakaknya memang selalu impu
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Waspada

Setelah menata hatinya, Putri mulai fokus mengikuti perkuliahan. Meski demikian, dia agak kecewa karena dosen favoritnya digantikan oleh asisten. Katanya, perempuan muda berotak cerdas itu tak bisa mengajar lantaran ada urusan mendadak. "Jadi, titik keseimbangan tercapai ketika besarnya permintaan sama dengan penawaran. Dalam istilah matematika, ini dikenal sebagai titik potong dari dua garis linier." Asisten dosen menutup penjelasannya dengan menebalkan titik yang merupakan pertemuan kurva permintaan dan penawaran pada Interactive Whiteboard. Beberapa mahasiswa tampak serius menekuni sedangkan sebagian lainnya sibuk menguap demi mengurai rasa kantuk yang mendera. Resiko yang sudah pasti terjadi ketika seseorang mengambil kuliah kelas karyawan. "Lantas apa yang terjadi jika titik keseimbangan tidak terpenuhi, Kak?" Seorang pria yang dikenal Putri sebagai Koordinator Tingkat di kelasnya mulai bertanya. Asisten muda, seperti biasa tidak langsung
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Asing

Mendadak Putri merasa sesak nafas. Ternyata tepat hari ini dia dilahirkan dua puluh satu tahun silam. Dan pada momen ini pula wanita yang melahirkannya selalu mengirimkan pesan singkat yang isinya nyaris sama setiap tahun. "Apa ibu tahu usiaku berapa tahun sekarang?" bisiknya lirih. Diluar kendali, air mata Putri mulai jatuh. Biasanya dia selalu merindukan sekaligus membenci hari jadinya. Karena pada saat inilah dia ingat bahwa masih ada sosok ibu untuknya walau nyaris tak pernah hadir dalam momen hidupnya. Saking nihilnya peran Dahlia, Putri bahkan tak yakin kalau beliau masih ingat berapa usianya saat ini. "Hi young Lady, you will attend my class, right?"Suara feminin yang lembut mendadak terdengar dari sisi tubuhnya hingga Putri buru-buru mengusap matanya yang berair. "Yes, Miss. I just need to finish this call." Putri menyahut lalu pura-pura mengetikkan sesuatu pada layar gawainya. Perempuan muda ber-softlens abu-abu it
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Terdesak

Seminggu berlalu sejak berita makan malam yang menggemparkan itu, tak ada lagi kehebohan yang berarti. Berita yang semula santer bagai petasan, tiba-tiba lenyap ditelan bumi hingga netizen yang selalunya aktif mulai lupa lantaran sibuk mengurusi gosip lain. Begitu pula dengan Arya. Setelah memerintahkan Bram menyelesaikan masalahnya, dia kembali fokus pada bisnis yang dia jalani. Tetapi bukan berarti, janji makan malam tadi bisa dibatalkan begitu saja. Demi menghargai Dewa Mahendra, terpaksalah dia hadir sekarang di ruang makan keluarga ini. "Akhirnya kita bisa bertemu dengan layak," ujar Dewa memulai basa-basinya setelah bersalaman dengan Arya.Selain Dewa dan Putri, si sulung Deva serta ibu mereka juga turut hadir. Jadi total ada lima orang dewasa duduk di sekeliling meja bundar berkapasitas delapan kursi itu. "Iya Om, kemarin ada urusan mendesak hingga jadwalnya harus diundur hari ini."Jawaban Arya sukses mengundang gelak tawa Dewa
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Rencana

Bualan Deva yang narsistik membuat Arya menatapnya tajam. Dia nyaris tak mempercayai pendengarannya. Bagaimana mungkin, duo ayah dan anak ini begitu lancang menyodorkan putri mereka? Apa harga diri sudah tak ada artinya? "Seharusnya kamu duluan yang menikah, tuan Mahendra. Usiamu lebih tua daripada Putri." Arya menangkis datar. Kesabarannya makin menipis. "Tidak segampang itu, Dude. Sebagai pewaris tunggal, banyak hal yang perlu kupertimbangkan."Tangan Arya mengepal. Ucapan Deva secara tersirat sudah menyindirnya sebagai pewaris 'ban serap'. Selama ini, dia memang terkenal suka menyombongkan statusnya sebagai anak tunggal. Sedangkan untuk Putri sendiri, tidak pernah masuk pertimbangan dalam bursa pewaris. Pasalnya, Putri cuma anak yang diadopsi Dewa dari seorang sosialita asal Amerika yang kini menetap di Bali, bernama Marion Shelby. "Cukuplah untuk malam ini." Akhirnya Dewa menengahi seraya menghembuskan asap cerutunya. "Kurasa Arya
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Dipecat

Putri tengah sibuk merapikan tas-tas mewah yang jadi tanggung jawabnya, ketika kasak-kusuk terdengar di sekelilingnya. "Hei ada inspeksi dadakan." Suara pramuniaga yang bertugas di sebelah Putri terdengar lirih. Tentu saja peringatan ini tak ditujukan padanya melainkan pada pramuniaga laki-laki yang bertugas di seberang. "Tapi kenapa? Emangnya ada masalah apa?"Pramuniaga laki-laki yang ditegur tadi bertanya balik, namun wanita yang memberi peringatan cuma mengedik tak acuh. Walaupun agak risau, Putri tetap fokus melakukan tugasnya hingga suara manajer toko tiba-tiba memanggil mereka berkumpul di ruangan yang kerap dipakai untuk briefing. "Selamat sore semuanya," ujar manajer memulai percakapan. Seisi ruangan menyahut lemah, tidak ramai seperti biasa. "Jadi, hari ini ada inspeksi dadakan karena sebuah dompet seharga delapan juta rupiah hilang dari toko."Serempak semuanya saling tatap. Ada kebingungan juga rasa takut kalau sampai insiden ini bakal membuat mereka dipecat. Mendapat p
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Oriental Palace

Berbekal petunjuk seadanya, Putri berhasil menemukan restoran khas makanan oriental bernama Oriental Palace itu. Namun dia jadi ragu lantaran desainnya yang kelewat mewah. Tebakan Putri pastilah harga minimal seporsi makanan di sini menyamai gajinya sehari. "Selamat sore Kak, ada yang bisa dibantu?" Seorang resepsionis berpakaian rapi menyapanya ramah. Putri yang agak celingak celinguk sejak tadi jadi tersipu malu. "Maaf Kak, bisa bertemu dengan manajernya?""Sudah ada janji sebelumnya?"Putri mengangguk yakin. Berbekal surat rekomendasi di tangan, dia sangat yakin kalau atasannya yang lama sudah mengatur segalanya. "Boleh saya tahu nama Kakak siapa?" Resepsionis tadi bertanya lagi dan kembali Putri menyebutkan namanya dengan mantap. Resepsionis meminta Putri duduk di ruang tunggu dan tak lama kemudian seorang wanita berpenampilan menarik datang menemuinya. Putri langsung bangkit, memberikan senyum terbaik lalu meng
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Konfirmasi

Seminggu berlalu dan Putri sudah bekerja kembali seperti biasa. Mulanya dia ragu bakal dipecat dari D'Artz, namun diluar perkiraan, manajernya malah memberi cuti dua hari agar dia bisa istirahat. Dan sekarang, di sinilah Putri bergelut dengan worksheet Excel yang dipenuhi angka-angka. Pembukuan restoran sebelumnya banyak yang keliru hingga Putri harus rela berputar-putar demi mendapatkan angka balance yang sempurna. "Eh, ada artis datang ke restoran kita." Salah satu pramusaji yang bertugas tiba-tiba mencetus pada salah satu temannya. "Jangan norak, ah. Artis memang sering mampir kemari."Kedua gadis muda itu kembali melanjutkan percakapan mereka dengan nada lirih sementara Putri tetap menunduk memeriksa angka demi angka pada layar monitornya. Pekerjaannya makin berat karena dia juga merangkap jadi kasir. Pada saat pegal di pundaknya tak tertahan lagi, Putri menengadah, melakukan sedikit peregangan pada otot-ototnya yang kaku. Matanya memindai sekeliling restoran dalam sekejap dan
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status