Diam sejenak, Feli tidak langsung menimpali penuturan Andrea. Ia termenung, tanpa mengalihkan sedikitpun pandangan.Sejurus kemudian, wanita cantik itu berdehem sembari mengerjap. "Entah. Mungkin bisa saja dia marah." Feli membuang napas kasar. "Sudahlah, jangan membahas soal pamanku. Aku sedang marah padanya. Mendengar namanya saja, aku kesal."Andrea menatap Feli, nanar. "Apa gara-gara ini, matamu sembab? Kau habis menangis, karena sedang bertengkar dengan paman Nathen ya?"Feli mengindikan bahunya, acuh. "Ya, bisa dibilang begitu.""Kenapa kalian bisa bertengkar?""Dia menuduhku sudah bermesraan dengan pria lain." Feli mendengkus. "Sudahlah, Andrea. Ini masalah pribadiku dengan pamanku. Selain karena aku kesal jika membahasnya, aku juga merasa, tidak seharusnya aku membicarakan masalah rumah tanggaku dengan orang lain.""Wah!" Andrea menyedekapkan kedua lengannya di dada. Mata gadis itu memicing, menatap Feli, kecewa. "Orang lain, katamu? Jadi kau menganggapku orang asing? Sampai-s
Last Updated : 2023-12-22 Read more