Suara desisan pelan menguar dari mulut Feli, manakala lukanya tengah diobati oleh Nathen. Padahal, suaminya itu sudah memastikan, jika setiap gerik yang dilakukan adalah selembut dan sepenuh kehati-hatian mungkin."Paman sakit!" Feli mengerang kesal sambil menahan tangan Nathen yang terlurur di dekat wajahnya. Manik mata yang terbingkai dalam pelupuk yang sembab dan bengkak itu mendelik, menatap Nathen, dongkol. "Pelan-pelan sedikit," rengeknya."Aku sudah melakukannya dengan sepelan mungkin," ujar Nathen seraya menatap Feli, khawatir.Wajah tampannya ikut mengernyit, manakala ia melihat Feli meringis, sebab menahan sakit."Tapi masih sakit," rengek Feli lagi sembari melepaskan tangan Nathen dari genggaman."Lebih enak ketika kita sedang berciuman kan, daripada terluka seperti ini?"Feli mengernyitkan kening, sampai membuat kedua alisnya yang bersebrangan, hampir jadi saling bertautan. Matanya memicing, menatap Nathen, geli. "Paman kenapa tiba-tiba berkata seperti itu sih?"Pelupuk mat
Last Updated : 2024-02-04 Read more