Home / Fantasi / Mengubah Takdir Putri yang Malang / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mengubah Takdir Putri yang Malang: Chapter 11 - Chapter 20

118 Chapters

Episode 11

Rambut hitam Ran Xieya tergerai bebas dengan panjang. Ran Xieya tak memerdulikan riasan. Dia hanya memakai balutan jubah sederhana berwarna biru muda dengan motif anggrek putih disetiap ujung jubahnya. Ran Xieya sudah duduk berjam-jam didalam perpustakaan Ran. Ran Xieya mempelajari dunia yang dia tinggali saat ini.“Aku bahkan baru tahu nama kalau nama kerajaan ini Shizhu Ran Aiya ... kasihan sekali Ran Xieya harus menanggung malu karena semua kebodohanku jika orang lain sampai tahu.” Ran Xieya berucap sambil meringis kecil. Dia menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Ran Xieya kembali membaca buku itu. Satu tumpukan gunung buku-buku lain yang ada disebelah kanan sudah menunggunya. Ran Xieya masih betah untuk duduk disana. Kini kedua mata magentanya sedang serius menatap satu halaman yang memuat informasi mengenai Kerajaan Shizu Ran. 'Klan Ran satu-satunya klan yang mempelajari ilmu alam dan pengobatan kemudian mempraktekkannya didalam kehidupan sehari-hari.”'Kerajaan Shizhu Ran
Read more

Episode 12

“Kau mau bilang jika Sang Kekacauan Malam Tak Berakhir, kembali muncul?” Han Xue Tian mengangguk. "Benar, Yang Mulia." “Kenapa dia tiba lebih cepat dari ramalan Shizhu Ran?” Kini Raja menjadi panik usai mendengar ucapan Han Xue Tian. Disaat hiruk pikuk keriuhan pada saat itu. Han Xue Tian langsung menduduki tubuhnya lagi ditengah-tengah aula utama. Kedua lututnya yang menghantam kerasnya lantai umbin sampai terdengar Bruk dengan keras. Seluruh mata tengah menatap ksatria langit bersalju yang tengah membungkuk menghadap sang kaisar Shizhu Ran. “Xue Tian ... tak perlu membungkuk.” Kaisar berucap sembari menatap heran Han Xue Tian. “Yang Mulia, izinkan aku untuk membawa Ran Xieya ke He Hua Han," ucap Han Xue Tian berlutut pada Kaisar. Sang Kaisar membelalakkan kedua matanya tak percaya dengan ucapan Han Xue Tian. Ran Rinyou juga tak kalah terkejutnya sementara sisanya para petinggi Klan hanya terbatuk kering berbeda dengan Ran Xieya hanya diam dengan raut wajah yang tenang. “Tak
Read more

Episode 13

Ran Xieya usai bergulat pendapat dengan para Tetua di Aula Istana kemudian memilih kembali ke perpustakaan. Gadis manis itu sedang menyoret-nyoret sesuatu menggunakan kuasnya. Kedua alisnya mengkerut. Tampaknya Gadis itu tengah menyelami aktivitasnya itu. “Hm, seingatku seperti ini sih,” gumam Ran Xieya seorang diri sembari terkekeh kecil. Tak berapa lama Lin May tiba dengan membawakan nampan berisi seteko teh yang mengepul dan beberapa cemilan kue beras. "Yang Mulia Putri Xieya," ucap Lin May seraya meletakkan kue beras itu. “Ah, Lin May, Kebetulan sekali aku lapar!” Ran Xieya menjerit girang. seraya menyunggingkan senyuman manisnya. Lin May yang saat itu baru meletakkan nampannya diatas meja belajar hanya bisa menggeleng. “Tuan Putri melewatkan makan siang maka dari itu, Permaisuri mencari tuan Putri kemana-mana?” Lin May menuangkan teh hangat pada cangkir keramik. Ia suguhkan untuk Ran Xieya. Tadinya Ran Xieya hendak menyuapi sepotong kue beras kedalam mulutnya. Tiba-tiba saja
Read more

Episode 14

“Dia juga melindungi siluman jadi-jadian,” imbuh Yuu tak mau mengalah. Ia tersenyum dengan seringai diwajahnya. "Memelihara siluman seperti teknik ilmu iblis, apakah kau berusaha membelot lagi?" tuduh Yu.“Ayah tidak lupa bukan jika Ran Xieya menolak perjodohannya dengan Han Xue Tian lima tahun yang lalu. Paman Han Changyi sendiri yang akan menjodohkan Han Xue Tian denganku.” Satu lagi tuduhan Alin dengan suara cemprengnya membuat suasana jadi semakin runyam untuk Ran Xieya. Ran Xieya tersenyum canggung sembari menoleh kepada Sang Permaisuri “Ibu ... apakah semua perkataan mereka itu benar?” tanya Ran Xieya yang tak punya ingatan Ran Xieya asli ini.“Xieya jelaskan!” bentak Sang Raja. Aih? apa ... apa yang mau aku jelaskan? ingat saja tidak, batin Ran Xieya. Ran Xieya mendeham sementara ia sudah menatap kesal saudara-saudar tiri dari Selir yang sedang menertawakannya dengan puas. Kedua putra dan kedua putri dari Selir tampak puas dengan kekalahan Ran Xieya ini. “Baiklah," ucap Ran
Read more

Episode 15

Di lain tempat. Ran Xieya bersama Han Xue Tian yang tengah bergulat dengan pikiran masing-masing tapi kemudian Ran Xieya angkat bicara. Ia memiliki ide untuk membuatnya berbincang berdua saja dengan Han Xue Tian. “Baise, bisakah kau carikan Lin May untukku, katakan padanya untuk membuatkanku teh hangat lagi," suruh Ran Xieya. Pemuda manis itu segera mengangguki ucapan Ran Xieya. "Baik, Yang Mulia." Disinilah mereka sekarang. Ran Xieya duduk diseberangan Han Xue Tian yang duduk bersila dengan tegap. Tampan dan berwibawa, itulah sosok ksatria langit bersalju yang selalu memasang raut wajah datarnya. “Aku sengaja menyuruh Baise pergi agar kita bisa berbincang berdua. Sejujurnya ada hal yang ingin kutanyakan padamu.” Ran Xieya memainkan ujung tusuk rambut gioknya. Dia sendiri sedikit malu untuk menatap paras tampan Han Xue Tian yang menatapnya. “Katakan," perintah Han Xue Tian. Ran Xieya langsung bertanya. “Apa yang dikatakan Alin itu benar?” “Hn.” Terdengar Han Xue Tian yang ber
Read more

Episode 16

“Lin May jika Ayah dan ibuku atau kakaku yang cerewet mencariku bilang saja aku sedang membujuk Han Xue Tian," ucap Ran Xieya yang sudah menunggangi rubahnya. Kini Ran Xieya tengah termenung sendiri sembari memengangi punggung berbulu Baise. Gadis itu hanya diam dengan pikirannya sendiri. Ran Xieya hanya diam diatas punggung Rubah itu yang melayang dengan mudah diangkasa, sebentar lagi akan mencitrus dengan terang. Tanda senja akan tiba. Kedua mata magenta Ran Xieya menangkap sosok yang dicarinya. Ran Xieya menatap Han Xue Tian yang berada di hutan tepat di depan Istana Ran. “Itu Han Xue Tian, ayo kita hampiri," perintah Ran Xieya. "Baik Yang Mulia." Angguk Rubah raksasa itu. Angin yang berhembus kencang mengganggu rambut hitamnya yang lurus. Semula dia berjalan dengan tegap sembari memengangi pedangnya. Kemudian angin kalut berhembus kencang namun Han Xue Tian meredamnya dengan raut yang datar. Kedua mata biru Han Xue Tian menatap seorang gadis yang baru turun dengan lompatan yan
Read more

Episode 17

Ran Xieya duduk bersipu bersama Pemuda Es itu. Ran Xieya hanya menatap dengan santai sementara Han Xue Tian yang duduk bersipu dengan elegannya, diam tak bergeming. Semua ini terjadi usai Ran Xieya dan Han Xue Tian mendatangi tempat Alin berteriak tapi ketika mereka tiba di sana, Yu sudah tewas mengenaskan. “Yang Mulia dia pasti membuat membunuh Yu, dia juga pasti membuat Alin gila. Dasar gadis terkutuk!” tuduh Selir Amani itu mulai menangis histeris. Jika tak dipegangi oleh Jian Li mungkin saja wanita itu akan menyerang Ran Xieya yang menatap dengan bingung.“Dia pasti membunuh puteraku?! Oh Yu anakku yang malang.” Lanjut Selir Amani lagi sembari memengangi dadanya.“Yang Mulia hukum dia seberat-beratnya, aku tak terima Alin menjadi gila karena ulah gadis terkutuk ini," sahut Selir Mye berapi-api.Sang Raja menghela nafas. Dia pun beralih menatap Han Xue Tian yang ada ditempat kejadian sekaligus mendampingi Ran Xieya. “Han Xue Tian, aku lebih percaya dengan apa yang kau lihat, cerit
Read more

Episode 18

Matahari baru terbit diufuk timur. Gadis itu tak tidur semalaman usai menerima kedatangan ibunya. Pagi-pagi buta itu juga digunakannya untuk segera berkemas. Ketika dirinya berjalan disebuah koridor, gadis itu pun berpapasan dengan Han Xue Tian yang sudah rapi dengan jubah biru tuanya.“Aku akan pergi," ucap Ran Xieya. Han Xue Tian langsung bertanya. “Kemana?”“Menyelidiki semuanya," jawab Ran Xieya sembari menatap kedua mata biru Han Xue Tian yang menatap datar. “Kau sendiri kenapa pagi-pagi sudah kemari. Apa kau sudah mendapatkan petunjuk?” Ran Xieya buru-buru memalingkan tatapannya. “Hm.” Han Xue Tian mengangguk. “Aku berencana untuk ke Kota Teratai Putih," ucap Han Xue Tian.Ran Xieya terdiam sejenak karena sedang menimbang sesuatu. “Anu ... Xue Tian. Maukah kau menungguku? kudengar dari Lin May jika pagi ini akan melaksanakan upacara kematian Yu.” Ran Xieya berucap dengan nada sendu dari ucapannya yang lirih.Han Xue Tian langsung mengangguk paham. “Ayo bersama," ajak Han Xue
Read more

Episode 19

"Hidupku benar-benar berubah ya?" tanya Ran Xieya pada dirinya sendiri. Ia membayangkan betapa sulitnya hidupnya dulu. Banting tulang bekerja untuk biaya kuliah dan pengobatan neneknya belum lagi belajar disenggang waktu kerjanya. Ran Xieya tak sadar jika sudah menghela napas.Dia pun duduk dipinggiran jendela sembari memperhatikan sang dewi malam yang mendominasi kelam dikala itu bersinar dengan terang. "Aku ... benar-benar bereinkarnasi ya? tak kusangka hidup saat ini lebih mudah dibandingkan dulu," ucap Ran Xieya sembari memandangi bulan. Pikirannya melayang pada kehidupan lamanya. Ran Xieya harus berusaha keras untuk uang. Ia bahkan sering dicaci oleh orang-orang disekitarnya usai tahu lahir dari Wanita yang kini raib tidak jelas. "Tapi Ibu malah muncul di dunia ini, ah ... apalagi masalahku?" Ran Xieya menghela napas cukup panjang. Tak lama dia pun mendengar alunan Erhu yang digesek dengan merdu. Kedua alis Ran Xieya bertautan bertemu satu. “Siapa yang memainkan alat musik Erhu
Read more

Episode 20

"Bagaimana jika Anda jadi kekasihku saja?" tanya Lian Xia Tian.Ran Xieya tertegun. Kepalanya dipaksa memproses hal yang sulit ia cerna. Lian Xia Tian tadi bersikap pemaksa padanya namun tiba-tiba jatuh cinta padanya. "Cih, Pria tebar pesona sepertimu?" Ran Xieya mengarahkan telunjuknya pada Lian Xia Tian."Xieya, bangun ... kau bisa mendengarku bukan?" ucap suara Han Xue Tian tanpa raganya. Ran Xieya sontak melirik ke kiri dan ke kanan. Dia tak mendapati Han Xue Tian kecuali dirinya di sebuah tempat yang tak dikenali. Ran Xieya mulai mengingat-ingat dirinya yang terlempar kemari usai bertemu dengan Lian Xia Tian. "Oh, jadi ini masa lalu Ran Xieya?" Ran Xieya mulai dapat mencerna. Sementara itu Han Xue Tian memasuki kamar Ran Xieya karena mampu merasakan Energi asing dalam kamarnya. "Xieya!" teriak Han Xue Tian ketika menatap Ran Xieya yang tengah tak sadarkan diri dalam dekapan Lian Xia Tian."Ya, hai, Didi," ucap Lian Xia Tian saat itu tengah mencampuri alam bawah sadar Ran Xieya
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status