Semua Bab Terikat Cinta Saudara Angkat : Bab 81 - Bab 90

96 Bab

Belum Juga Luluh.

"Daddy!" teriak Kejora seraya berlari menghampiri sang Daddy. Mereka kini telah sampai di bandara, dan dengan tidak sabaran Kejora berlari sambil berteriak memanggil sang Daddy yang tengah berdiri sambil memainkan ponselnya. "Sayang! Hei pelan-pelan Nak." Damar langsung menyambut pelukan hangat sang putri tercinta. Sementara Wulan dan Bintang, mereka berdua berjalan di belakang Kejora dengan langkah santainya. "Daddy, aku tidak terlambat kan? Daddy tidak menunggu terlalu lama kan Daddy?" tanya Kejora mencecar dengan nafas memburu pada sang daddy. Gadis kecil itu begitu khawatir dan takut jika kedatangan mereka menjemput sang daddy terlambat dan membuat daddy-nya menunggu lama. "Hei, pelan-pelan sayang, daddy baru saja keluar, kalian tidak pernah terlambat ok." Damar menjawab putrinya seraya menggendong dan mencubit gemas pipi chubby sang putri. "Hai Daddy," panggil Bintang seraya menyalami punggung tangan Damar. "Hai, Boy apa kabar jagoannya daddy?" "Baik Dad, bagaimana ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-17
Baca selengkapnya

Tekad Si Kembar.

Malam hari pun tiba, setelah sedari tadi siang, anak-anak bermain bersama Damar. Kini tiba waktunya mereka untuk tidur. Karena besok mereka harus bersekolah. "Daddy, mau apa?" tanya Bintang pada Damar yang tengah bersiap untuk berbaring tidur. Iya, setiap Damar datang ke Paris pria itu memang selalu tidur di kamar Kejora dan Bintang. Damar selalu beralasan jika dirinya begitu kangen dan ingin selalu berada didekat mereka.Anak-anak selalu mengijinkan karena mereka kala itu belum tahu tentang hubungan kedua orang tuanya. Dan setelah mereka tahu, sekarang, mereka baru mengerti alasan sesungguhnya mengapa sang daddy tidak tidur dengan mommy mereka. Itu karena ternyata sang mommy dan daddy-nya memiliki hubungan yang tidak baik-baik saja."Daddy kami sudah besar jadi, mulai malam ini dan seterusnya, kelak jika Daddy mengunjungi kami, kami tidak mau lagi tidur dengan Daddy lagi ok," tegas Bintang pada sang Daddy."Iya Daddy benar yang dikatakan Bintang, kami sudah besar jadi kami tidak bol
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-18
Baca selengkapnya

Keyakinan Damar.

Bibir mereka kini saling menempel, tak mendapatkan penolakan dari Wulan. Damar perlahan mulai memperdalam ciumannya. Wulan seperti terhipnotis begitupun Damar, mereka berdua seakan sama-sama sudah terbawa suasana.Baik Damar maupun Wulan sama-sama tak bisa membohongi tubuh mereka. Terutama Wulan, meski selama ini sikapnya begitu dingin pada Damar. Namun nyatanya, tak dapat wanita itu pungkiri jika dirinya begitu merindukan setiap sentuhan yang Damar.Kini, tangan Damar mulai menjalar ke setiap jengkal tubuh Wulan. Dengan bibir yang masih menyatu bertaut saling menyesap satu sama lain.Cklek!"Nak, tumben kamu belum bang-un, ya ampun maaf sayang mommy tidak tahu kalau Damar tidur di kamarmu!" ujar Nyonya Nesa tiba-tiba saja datang dan seketika mengagetkan kedua insan yang tengah bermesraan. "Mommy!" Wulan berteriak kaget seraya mendorong tubuh Damar hingga pria itu terjungkal kebawah. "Akhhh!" teriak Damar kesakitan saat tubuhnya terjungkal ke bawah dan menyentuh lantai. "Ya ampun K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-20
Baca selengkapnya

Terkejut!

"Da ... Mommy!" "Da ... Daddy!" ucap si kembar seraya melambaikan tanganya kearah kedua orang tuanya. "Da ... Sayang, belajar yang baik dan jangan nakal, nurut apa kata ibu guru ok." Wulan membalas seraya memperingatkan putra putrinya. "Ok, anak-anak Daddy yang cantik dan tampan, Daddy pergi dulu ya, nanti siang Daddy jemput kalian, ingat pesan Mommy," ucap Damar yang juga memberikan nasehat pada kedua anaknya sebelum mereka pergi meninggalkan sekolah si kembar. "Siap Mommy, Daddy." Kejora dan Bintang lagi-lagi menjawab dengan kompak. Damar dan Wulan akhirnya pergi, meninggalkan sekolah sang anak. "Lan, kau mau aku antar kemana?" "Ke rumah sakit Kak, aku harus mendampingi dokter mengoperasi pasien usus buntu," ujar Wulan fokus menatap layar ponselnya. "Lan, Apa kau sudah bisa mengoperasi pasien sendiri?" "Belum Kak, aku baru magang 7 bulan yang lalu jadi, aku hanya sebagai dokter pembantu, yang membantu dokter senior." "Oh, semangat ya suatu hari nanti kau pasti akan jadi do
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-20
Baca selengkapnya

Kecemburuan.

"Abang!!" teriak Wulan begitu lantang. Wanita beraparas cantik itu langsung masuk ke bilik dimana Damar sedang mendapat perawatan oleh seorang suster. Napak, suster itu tengah meniup-niup seraya mengenakan perban dengan gerakan yang sangat sensual kebahu Damar yang terluka. Wajah suster tersebut tepat di dada bidang Damar. Sementara, Damar yang tak mengerti apa-apa hanya diam saat lukanya diobati. "Maaf suster Catlin, dia suami saya! Jadi biarkan saya yang merawat lukanya, Anda boleh pergi dan kembali bertugas dan iya untuk batuannya tadi saya ucapkan terima kasih." Wulan berujar dengan wajah yang terlihat begitu marah. Rupanya wanita berparas cantik itu tengah merasakan cemburu. "Ba-baik Dok maaf, saya hanya membantu karena melihat luka pasien sepertinya cukup dalam jadi saya putuskan untuk mengobatinya," ujar suster Catlin seraya tertunduk takut. "Ya sudah biar saya yang teruskan." Wulan lagi-lagi menjawab seraya melangkah mendekat pada Damar. Tak bisa dipungkiri jika wanita i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-25
Baca selengkapnya

Siasat Rayan.

Damar akhirnya meninggalkan rumah sakit tanpa mengambil resep obatnya. Pria itu langsung bergegas ke sekolah Bintang dan Kejora guna menjemput putra putrinya. Damar sama sekali tak mengabari Wulan jika dia sudah keluar dari rumah sakit. Karena Damar merasa percuma mengirimi Wulan pesan dan memberi tahu jika dirinya sudah pulang. Sebab saat ini Wulan pasti sedang sibuk dengan Dokter Ardan. Satu jam kemudian Damar telah sampai di sekolah si kembar. Waktu belajar masih satu jam lagi alhasil pria itu harus menunggu putra putrinya di halaman sekolah. Damar terdiam sendiri di dalam mobil. Pria itu kembali mengingat momen dimana Wulan pergi meninggalkannya tanpa pamit, padahal ia sedang terluka. "Lan, apa memenag sudah tidak ada lagi cinta untuk ku? Apa sekeras itu kau ingin memusnahkan cinta kita?" gumam Damar merasakan sesak saat menyadari jika ternyata ada pria lain dalam hidup sang istri. Sungguh, pria itu begitu bingung harus bagaimana kali ini membuat sang istri bisa kembali. "Da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-26
Baca selengkapnya

Kemarahan Damar.

"Iya Kak, aku akan mencoba membuka hati ku tolong beri aku waktu untuk mencintai mu," ucap Wulan dengan nada tertahan. Sontak saja pernyataan Wulan membuat dokter Ardan terdiam sedetik kemudian senyum manis tersungging di bibirnya. Rasa bahagia seketika membuncah, kala jawaban yang telah ia tunggu selama enam tahun kini terjawab sudah. "Terima kasih Lan, aku janji akan berusaha menjadi pria yang terbaik untuk mu dan anak-anak." Ardan berucap penuh ketulusan. "Tapi aku mohon jangan terlalu memaksaku biarkan semua mengalir apa adanya," ujar Wulan tertunduk ada rasa yang entah apa. Ketika mengiyakan pernyataan cinta dokter Ardan. Ada rasa bersalah pada kedua putra putrinya termasuk rasa bersalah pada Damar. Namun, jika ia menolak lagi pernyataan cinta dokter Ardan. Wulan merasa akan menjadi wanita paling jahat. Karena telah menyakiti pria yang sudah sangat tulus padanya. Wulan kembali mengingat saat-saat bersama dokter Ardan, saat wanita itu dalam keadaan tersulitnya. Itulah yang men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-26
Baca selengkapnya

Malam Panas.

Malam ini adalah malam yang begitu indah bagi Dokter Ardan. Karena malam ini rencanaya menyatakan cinta pada Wulan wanita pujaannya berakhir bahagia. Enam tahun yang ia tunggu akhirnya mengalami kemajuan. Karena Wulan, kini sudah menjadi kekasihnya. Itu semua tak luput dari campur tangan Rayan, sahabat sekaligus kakak Wulan. Iya, Rayan yang tidak menyukai Damar merencanakan semua skenario drama penyakit Ardan. Karena Rayan yakin Wulan akan percaya dan menerima Ardan. Benar saja rencana mereka akhirnya berhasil. Wulan akhirnya mau menerima dokter Ardan. "Thanks Bro, kalau nggak gara-gara lu pasti nggak akan terwujud," ujar Ardan pada Rayan. Kini mereka tengah mengobrol lewat panggilan telepon. "Ya Dan, aku harap kau bisa menjaga Wulan dan membahagiakannya." Rayan meminta pada Ardan dengan tulus. "Itu sudah pasti Vi, kau jangan khawatir," jawab dokter Ardan bersungguh-sungguh. Sementara di kamar Wulan, Damar yang tengah emosi begitu bringas. Damar tidak peduli lagi jika Wulan akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-26
Baca selengkapnya

Pengeroyokan.

Ardan mengepalkan tangannya. Amarahnya membuncah kala melihat Wulan yang pergi bersama Damar dan anak-anaknya. Sungguh tadinya Ardan sudah merasa menang namun, ternyata pria itu justru semakin menelan kekalahan. Bagaimana tidak, Ardan berpikir ketika ia mempublikasikan hubungannya dengan Wulan. Itu akan membuat Damar menyingkir perlahan. Alih-alih membuat Damar menyingkir. Rupanya pria itu justru malah semakin menunjukan kepemilikannya atas Wulan. Alhasil kini Ardan begitu kecewa. Karena nyatanya statusnya sebagai kekasih Wulan tidak bermakna apa-apa semua tidak ada artinya. Sementara di dalam mobil Wulan, Damar dan si kembar sedang menempuh perjalanan ke sekolah. Damar mengantarkan si kembar terlebih dahulu setelah itu barulah ia akan mengantar Wulan kerumah sakit. "Mommy, Mommy leher Mommy kenapa? Kok merah-merah? Apa Mommy sedang alergi?" tanya Kejora polos ketika melihat tanda merah di leher sang mommy. "Humm ...." Senyum Damar tertahan mendengar pertanyaan polos dari san
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Baca selengkapnya

Sosok Gadis Penolong.

Rayan tengah mendapat penanganan insentif. Sebab luka di kepala terus mengeluarkan darah. Rupanya ada luka robek pada kepala bagian belakangnya membuat darah segar terus keluar. Sementara gadis yang mengantar Rayan juga masih setia menunggu pria itu. Gadis berambut indah itu, bahkan belum mengganti seragam sekolahnya yang kini terlihat kotor karena noda darah Rayan yang menempel disana. "Keluarga pasien! teriak dokter yang baru saja keluar dari ruang tindakan. "Em ... saya Dok, saya yang membawa Om itu kesini," ujar gadis berambut indah itu menjawab panggilan sang dokter. "Nona, pasien membutuhkan transfusi darah kebetulan stok darah sedang habis jadi kami mencari keluarga pasien agar bisa mendonorkan darah mereka untuk pasien." Dokter itu berkata pada gadis berambut indah itu, jika Rayan sedang membutuhkan transfusi darah. "Em ... Golongan darahnya apa Dok? Mungkin saya bisa menyumbangkan darah saya untuk Om itu?" ujar sang gadis menawarkan diri. "Golongan darahnya AB."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status