Home / Romansa / Mbak, I Love You / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mbak, I Love You : Chapter 41 - Chapter 50

60 Chapters

Part 37 (2)

"Itulah pertanyaan yang juga aku ajukan padanya. Atas dasar apa dia menyebut Bunda pembunuh. Azanie mengatakan kalau Bunda dengan sengaja membunuh ibu dan adiknya supaya Bunda bisa bersama dengan Ayah Parsa. Menurutnya, Bunda dan Ayah selingkuh dan karena ingin bersama, Bunda dengan sengaja melakukan sesuatu pada mendiang ibu Azanie sampai ibu Azanie dan bayi dalam kandungannya berakhir meninggal.""Itu tidak mungkin." Ucap Halil tak percaya."Ya, aku juga berpikir seperti itu pada awalnya." Jawab Innara lirih yang membuat Halil mempertanyakan jawabannya. Tentu saja Halil merasa bahwa seharusnya Innara tidak meragukan ibunya sendiri. Tapi Innara juga remaja yang masih labil saat itu. Dia hanyalah gadis muda yang masih bisa terpengaruh oleh ucapan orang lain sekalipun itu tentang keburukan ibunya sendiri."Lalu, apa yang terjadi?""Ayah menuntut Azanie untuk bicara. Bertanya padanya siapa yang sudah mengatakan hal gila semacam itu padanya. Tapi Azanie tida
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Part 38

"Kenapa Mbak mau buru-buru pulang sih? Padahal kita masih bisa menghabiskan waktu untuk liburan. Abi aja udah ngasih ijin." Rajuk Halil yang entah untuk keberapa kalinya. Innara hanya menanggapi pertanyaan itu dengan memutar bola matanya. Innara sudah menjelaskan alasan kenapa mereka harus kembali. Ini masalah nama baik dan tanggung jawabnya pada pekerjaan. Halil boleh saja berlibur kapanpun dia mau, toh dia pemilik resort tempat mereka bekerja. Dia tidak perlu peduli pada gunjingan karyawan lain, beda halnya dengan Innara.Innara tidak bisa memberikan bebannya pada orang lain begitu saja. Ya, kecuali alasannya karena ada keadaan darurat yang membuatnya benar-benar harus ijin mendadak seperti sakit, tentu Innara tidak akan memaksakan diri. Tapi ini adahal hal yang berbeda.Iya memang sekarang status Innara sudah menjadi istri dari pemilik resort, tapi tetap saja statusnya hanyalah istri siri. Di mata hukum dia belum memiliki hak untuk mengklaim apapun. Sek
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Part 39

Satu botol minuman dingin digoyangkan tepat di depan wajah Innara. Innara mendongakkan kepala, mencoba melihat siapa yang mencoba menggodanya dan melihat senyum cerah Azanie yang terarah kepadanya. Innara mengerutkan dahi, bertanya tanpa suara akan maksud pemberiannya itu. "Aku gak kasih racun." Ucap Azanie seraya meletakkan botol yang diabaikan Innara di samping kanan kakak tirinya itu sebelum menjatuhkan dirinya di bangku yang sama dengan yang Innara duduki sambil membuka tutup botol dengan merk yang sama dengan santainya.Innara masih memilih untuk mengabaikan keduanya. Si botol dan juga pemberinya. Meskipun  Azanie kini bersikap ramah padanya, otaknya tidak bisa berhenti untuk curiga. "Cuaca disini cukup panas. Apa Mbak gak takut kulit Mbak jadi gosong?" Tanya wanita itu berbasa-basi yang lagi-lagi tidak Innara tanggapi. "Katakan saja apa ingin kamu katakan, setelah itu pergilah. Aku tidak mau waktu istirahatku terganggu." Ucap
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Part 40

Innara melambaikan tangan pada nenek, orangtuanya dan juga kedua adik kembarnya. Dengan atusias Innara memeluk mereka bergantian dan berakhir dengan menggelayut manja di lengan sang nenek."Kakak kelihatan lebih bahagia." Komentar Neneknya seraya mengusap rambut Innara dengan sayang."Untung aja Nin gak bilang kakak jadi gemukan." Keluh Innara dengan ekspresi cemberut."Emang gemukan kok." Komentar ibunya seraya mencubit pinggang Innara cukup keras hingga wanita itu mengaduh."Bunda ih, apaan?" Innara menepis tangan ibunya kesal."Halil ngasih kamu makan apa kak, sampe badannya segede gini?" Tanya Nyonya Sita, memandang putrinya dengan tatapan jahil."Gak ada, Bun. Halil kasih makan makanan yang biasa aja. Justru Halil juga heran kok malah jadi gemukan padahal kita olahraganya rutin." Jawab Halil menanggapi komentar ibu mertuanya."Iyakah?" Tanya Nyonya Sita ragu seraya menatap sang putri dengan sorot menilai."Iya." Halil mene
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Part 41

Rapat Umum Pemegang Saham yang akan dilaksanakan di resort menjadi salah satu alasan kenapa para tetua Levent berkumpul di Bali. Meskipun laporan perkembangan resort diberikan setiap bulannya melalui email pribadi dan email para asisten. Dan rapat seringkali dilakukan lewat video conference. Tapi perkumpulan itu tetap dilaksanakan sebagai ajang kumpul keluarga. Istilahnya aji mumpung. Kerja dapat, liburan pun dapat. Sekali mengudara, dua acara mereka isi.Beda di resort, beda juga di villa. Beberapa hari sebelum rapat akan dilaksanakan, Innara dengan gugup menyambut kehadiran paman tertua Halil sekaligus pemilik Coskun Company yakni Tuan Adskhan Ahmed Levent dan istrinya Nyonya Caliana Levent. Pasangan paruh baya itu datang bersama balita perempuan berusia satu tahun bernama Ilsya Zaina Levent yang tidak pernah lepas dari pengasuh belianya yang bernama Ajeng Yashmina. Saat Innara bertanya dimana orangtua Ilsya, Innara turut bersedih kare
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Part 42

"Apa Bunda gak bisa minta Kak Nara buat ngajakin Zanie juga? Emangnya Zanie gak dianggap keluarga?" Suara itu terdengar dari pengeras suara ponsel milik Tuan Parsa. Nyonya Sita memandang suaminya dan menggelengkan kepala. "Zanie ada di Bali tapi ayah juga kayak gak ada niat buat ketemu. Ayah gak sayang kagi sama Zanie?""Zanie, Sayang. Bukannya Bunda atau Ayah gak anggap kamu keluarga. Tapi ini rumahnya Halil. Mana bisa kita seenaknya ngundang orang sementara kita sendiri tamu. Lagipula Innara juga menantu, dia gak punya kuasa untuk mengundang siapa-siapa di aacara keluarganya Halil. Halil yang punya kuasa. Lagipula selama ini kalau keluarga Rayka ada acara, Innara gak pernah minta kamu ajak dia." Ucap Tuan Parsa apa adanya. "Ya bukannya Zanie gak mau ngajak. Kan Ayah sendiri tahu gimana Mas Rayka ngebetnya sama Kak Nara. Yang ada nantinya sama aja Zanie ngasih peluang Mas Rayka buat balikan lagi Kak Nara. Emangnya Ayah rela gitu kalo M
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Part 43

"Tumben, ngundang orang kesini."  Komentar Falisha saat para perempuan berkumpul di dapur. Ia melirik sepupunya Hanira dan juga sepupu iparnya Innara yang saat ini tengah membantu Syaquilla membuat kue."Meneketehe. Dia kan orangnya begitu, sulit ditebak." Jawab Hanira dengan tak acuh seraya menekan plastik berisi fla ke dalam kue sus yang sudah dingin. "Kamu gak tahu apa-apa?" Falisha masih pantang menyerah dan menatap Innara yang tengah menata buah di atas kue sus model lainnya. "Kurang tahu juga kak." Jawab Innara bingung. Pasalnya ia sendiri tidak menyetujui keinginan Halil untuk mengundang Azanie, Rayka dan orangtua Rayka ke villa keluarga suaminya karena takut menimbulkan ketidaknyamanan. Namun suaminya itu malah bersikukuh mengundang mereka dengan alasan supaya bisa saling mengenal keluarga masing-masing. "Dia mau pamer kali." Jawab Ayla, putri Syaquilla yang berusia dua puluh tahun itu tampak asyik mengemil buah strawberry y
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Part 44

Innara terbangun dengan tubuh yang terasa begitu lelah.Semalam, Halil mempermainkannya habis-habisan. Setelah memuaskan Innara di halaman belakang, Halil melanjutkan percintaan mereka yang belum selesai di dalam kamar. Menelanjangi Innara dengan begitu cepat dan kembali memicu gairah Innara sampai dia berkali-kali mencapai klimaks.Dan sekarang, Innara merasa tak mampu menopang tubuhnya sendiri karena lututnya yang terasa melemah bagai jeli.Melihat jam di ponselnya, Innara terbelalak. Jika tidak selesai membersihkan diri dalam waktu sepuluh menit, Innara jelas akan terlambat berkumpul untuk sarapan.Tanpa membereskan tempat tidur, Innara bergerak cepat menuju kamar mandi tanpa menggunakan sehelai benangpun. Tak sampai sepuluh menit, Innara sudah kembali berpakaian. Mengenakan kaus lengan pendek berwarna putih milik Halil yang sembarangan ia ambil dan celana jeans yang ia kenakan kemarin sore yang untungnya belum ia masukkan ke keranjang cucian karena ti
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Part 45

Innara kembali ke resort untuk membawa beberapa perlengkapan yang tertinggal. Ia cukup terkejut ketika datang kesana semua orang tampak sibuk bekerja. Bahkan saat melihat para tamu, Innara merasa seperti berada dalam musim liburan.Ah, ya. Ini memang musim liburan. Bagaimana bisa Innara melupakan itu hanya karena ia pun sedang berlibur? Tanyanya dalam hati.Innara berjalan ke arah mes tanpa peduli lagi dengan para pengunjung dan juga rekan-rekannya yang sibuk bekerja sampai saat ia melangkah mendekati pos satpam, pria yang tengah berjaga itu menyapanya."Dipanggil kerja, Mbak?" Tanyanya yang tahu kalau Innara sedang cuti.Innara mengerutkan dahi. Dipanggil bekerja? Dia? Innara menggelengkan kepala   atas pertanyaan penjaga keamanan dan juga pertanyaannya sendiri."Wah, kok bisa." Ucap pria itu setengah heran."Memangnya kenapa, Pak?" Tanya Innara mendadak ingin tahu. Selama ini dia memang tidak bermain ponsel apalagi membuka chat g
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Part 46

"Gak ada gaun." Ucap Innara seraya memandangi isi koper yang nyatanya hanya berisi pakaian santai dan pakaian formal karena memang bukan dia yang berkemas melainkan entah siapa. Ya, Innara hanya digiring untuk pergi dengan dijanjikan semua keperluannya sudah tersedia. Mana dia tahu kalau dia akan menerima undangan pernikahan secara tiba-tiba. Dan Innara tidak mau terlihat mempermalukan keluarga mertuanya jika memang orang yang melangsungkan pernikahan itu adalah salah satu orang penting bagi keluarga Levent. "Apa di kapal ini ada butik yang menjual gaun?" Tanya Innara pada Halil yang tengah mengecek pekerjaannya. Innara tahu dia tidak seharusnya mengganggu suaminya untuk hal yang tidak penting seperti ini, tapi dia bisa mengajak bicara siapa lagi? "Nanti aku tanya Kak Nira." Ucap Halil seraya mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Katanya ada dia bawa beberapa gaun di kamarnya. Dia udah bawa gaun cadangan juga." Ucap Halil tak sampai semenit kemudian. Ter
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status