Home / Romansa / Mbak, I Love You / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Mbak, I Love You : Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

Part 29

Halil datang ke kediaman Innara pada pagi hari mengikuti permintaan Tuan Parsa. Semalam, setelah mendapatkan pesan dari Innara, Halil ingin berjingkat kegirangan karena jelas jawaban ‘Ya’ yang diberikan Innara adalah apa yang sangat ia inginkan.Bayangan tentang pesta pernikahan yang megah, malam pertama yang indah dan juga masa depan yang cerah sudah menari-nari di pelupuk matanya.“Jadi, apa yang membuat Mbak berubah pikiran sampai mau menikah denganku?” Tanya Halil langsung kepada Innara lewat telepon setelah ia pergi meninggalkan sepupu-sepupunya.“Kau benar tentang Azanie dan juga Rayka.” Jawab Innara dengan lirih.Senyum di wajah Halil mengembang. Ia ingin menyombongkan diri atas ketepatan prediksinya, namun ia menahan diri karena ia tahu hal itu akan menyakiti perasaan Innara.“Aku melihat kebencian di matanya. Aku tidak tahu kenapa dan aku tidak sanggup mengatakannya karena aku takut me
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Part 30

Halil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia mencoba menghubungi ponsel kedua orangtuanya namun tidak satupun dari mereka mengangakatnya.“Ayolah..” Geram Halil seraya kembali mencoba menghubungi nomor ayahnya lagi. Kesal, Halil hampir saja membanting ponselnya.Sial! Kenapa harus sekarang?! Gumamnya pada diri sendiri seraya menghubungi nomor lain yang sebenarnya enggan ia mintai bantuan.“Hmmm?” Jawab seseorang di seberang sana.“Dimana Mama sama Papa?” Tanya Halil tanpa basa-basi.“Kok nanya sama gue? Gue bukan old sitter mereka kali.” Jawab kakaknya ketus.“Gue tahu. Tapi biasanya kan loe kontekan sama nyokap. Masa loe gak tahu dimana mereka?”“Kenapa? Mau gue kasih tahu?” Tanya Innara dengan nada mengejek yang membuat Halil mengepalkan tangan kanannya karena kesal. Kalau saja kakak perempuannya ada disini, dia akan mencubit wanita itu karena gemas.
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Part 31

Halil mencoba membujuk Tuan Parsa untuk bicara empat mata dengan Innara. Awalnya Tuan Parsa  tidak menyetujuinya. Pria paruh baya itu takut Halil melakukan tindakan seperti yang semalam ia lakukan. Namun Halil menjanjikan kalau itu tidak akan terjadi. Bahkan kalau perlu, mereka berdua bisa bicara di tempat terbuka dan Tuan Parsa serta Nyonya Sita yang menjadi saksinya.Tuan Parsa awalnya menyarankan keduanya untuk bicara di halaman belakang rumah mereka, namun Halil menolaknya. Dia mengatakan kepada Tuan Parsa kalau di kediaman mereka, ada orang yang selalu melapor gerak-gerik mereka kepada Azanie dan itulah alasan kenapa Azanie bisa muncul tadi malam. Dan mendengar penuturan Halil, Tuan Parsa yang meskipun kecewa dan berusaha menyembunyikan kekecewaannya itu akhirnya setuju dan menjadikan makan siang diluar sebagai alasan mereka bisa pergi keluar rumah.Dan disinilah mereka, duduk di sebuah restoran dengan meja terpisah. Nyonya Sita, Tuan Parsa dan Nin Saidah di
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Part 32

“Muhammad Halil Levent?” Innara mengulangi dan Halil menganggukkan kepala. “Levent? Apakah itu Levent yang sama dengan pemilik Levent House?” Tanyanya lagi dan Halil kembali menganggukkan kepala. “Pemilik Ask Tatil Yeri?” Lagi, Halil menganggukkan kepalanya tanpa melepas pandangannya dari Innara. “Jangan bercanda.” Innara menepis tangan Halil begitu saja setelah ia berhasil mengendalikan kekagetannya. Innara kembali menyandarkan punggungnya di kursi dan menatap Halil dengan tatapan tajamnya.Halil menggelengkan kepala. “Aku gak bercanda, Mbak. Namaku memang Muhammad Halil Levent. Aku hanya menyembunyikan nama keluargaku selama ini.” Ucap Halil apa adanya. Dia mengeluarkan kartu tanda penduduk elektronik berwarna oranye pucat kepada Innara.“Ka-kamu?” Innara memandang pria itu dengan tatapan tak percaya.“Aku, Muhammad Halil Levent. Kewarganegaraanku Turki, atau Turkiye saat in
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Part 33 (1)

Halil berjalan hilir mudik di kediaman kakak sepupunya, Akara.Gugup? Ya, Halil benar-benar gugup. Di kediamannya, Halil tahu kalau Innara sedang didandani dan mungkin beberapa waktu lagi akan selesai. Tapi masalahnya bukan tentang make-up Innara. Melainkan tentang orangtuanya.Halil merasa sedang mengikuti permainan Fear Factor karena tantangan yang diberikan Azanie pada Innara.Ya. Pada akhirnya Innara dan Azanie berseteru tentang pernikahan Halil dan Innara. Sepulangnya dari makan siang, Halil mengantarkan keluarga Innara kembali ke kediaman mereka. Dan ternyata, tanpa mereka duga Azanie sudah menunggu mereka disana. Tatapan wanita itu terarah pada Innara, Halil, Nin Saidah dan Tuan Parsa serta Nyonya Sita. "Jadi, bagaimana? Kapan pernikahannya berlangsung?" Tanya Azanie dengan nada menantang bahkan sebelum kedua orangtuanya masuk ke dalam rumah. “Pernikahan akan dilangsungkan kalau keluarga Halil sudah datang kesini.&
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Part 33 (2)

“Tante…” Halil mencoba menyanggah ucapan wanita itu. Jelas ia tidak mau wanita yang sudah  melahirkan gadis yang dipujanya itu beranggapan kalau Innara tidak layak menjadi menantu. “Ibu saya tidak akan menolak Innara.” Ucap Halil dengan yakin. “Itu menurut pendapatmu. Tapi bagaimana dengan ibu kamu?” Tanya Nyonya Sita pada Halil. “Siapa yang tahu kalau ibu kamu sebenarnya sudah memiliki calon lain untuk dia nikahkan sama kamu.”“Gak ada. Mama gak pernah ikut campur masalah jodoh aku.” Ucap Halil meyakinkan. “Siapa bilang?” Hanira memandang Halil dengan sebelah alis terangkat. Halil memandangnya, jelas kakaknya itu sedang ingin mempermainkannya. Karena semua orang tahu kalau kedua orangtuanya tidak pernah ikut campur dengan siapapun jodoh pilihan anak-anaknya. “Abla?!”“Ibu saya berniat menjodohkan
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Part 34

Suara musik mengalun masuk ke kamar Innara yang memang berada di lantai satu kediaman Nyonya Sita dan Tuan Parsa. Innara mengerutkan dahinya. Apakah normal melaksanakan pernikahan siri dengan musik tradisional mengalun seperti ini layaknya pernikahan resmi?Innara pikir, pernikahan siri hanya berlangsung seadanya saja. Cukup dengan akad dan diakhiri dengan foto sebagai dokumentasi. Tapi sebagaimana dirinya yang dirias secantik mungkin dan rumahnya di dekorasi, dimainkannya musik tradisional ini seharusnya bukan hal yang aneh untuk Innara. Karena momen ini termasuk sakral dan tidak akan diulang untuk kedua kalinya, jadi ya, mungkin Halil dan keluarganya ingin membuat kesan spesial dengan membuat dokumentasi acara untuk mereka kenang di masa depan.Samar Innara mendengar suara seorang pria dari pengeras suara yang entah diletakkan dimana. Jujur saja, semenjak perseteruannya dengan Azanie tadi siang, Innara tidak pernah meninggalkan kamarnya. Selain karena ia tidak ingin
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Part 35

Halil menarik napas panjang entah untuk keberapa kalinya. Senyum lebar tak luntur dari wajahnya. Sejak mengetahui kehadiran orangtuanya yang ternyata dijemput secara misterius oleh Hanira dan Razan, Halil tidak bisa berhenti merasa bahagia. Kini, ia tidak perlu malu mendatangi calon mertuanya karena keluarga intinya dan keluarga besarnya turut hadir untuk mengambil Innara sebagai istrinya. Dada membusung dan dagunya menegak, bersiap untuk bertemu dengan calon mertuanya. Halil tahu kalau keluarganya—khususnya Innara dan sepupu-sepupu perempuannya—bekerja sama untuk mempersiapkan semuanya. Dekorasi, gaun, catering dan lain-lainnya semuanya disulap oleh mereka dalam waktu singkat. Mudah? Halil tahu semuanya tidak mudah. Butuh berkali lipat orang untuk mengerjakan segalanya dibandingkan dengan pernikahan biasa karena apa yang seharusnya dikerjakan dalam waktu satu-dua hari terpaksa harus disulap supaya jadi dalam waktu beberapa jam. Tapi jelas, Halil tidak mau ta
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Part 36

"Saya terima nikah dan kawinnya Innara Ashalina..." Kata sah menggema di kediaman Nyonya Sita dan Tuan Parsa. Semuanya mengangkat tangan dan mengaminkan doa yang dilantunkan penghulu. Nyonya Sita dan Nin Saidah tampak saling berpegangan tangan sambil sesekali mengusap airmata yang tak henti jatuh di kedua pipinya. Innara, gadis yang kini sudah sah menjadi istrinya itu pun tengah menunduk dan berusaha untuk menghentikan tangisnya. Halil tersenyum, dalam hatinya dia sangat ingin memeluk sang istri dan menenangkannya. Namun ia tahu, akan ada waktunya ia melakukan itu. Nanti, saat mereka hanya berdua dia tidak akan melepas pelukannya pada gadis mungil yang kini duduk di sampingnya. Pernikahan mereka sempat tertunda selama setengah jam lamanya. Halil sudah meyakinkan Nyonya Sita dan Tuan Parsa kalau baginya tak masalah jika Innara merasa belum siap dan ingin menghentikan pernikahan mereka. Namun Nyonya Sita meyakinkan Halil kalau Innara siap untuk menikah hanya meminta se
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Part 37

Hari sudah berubah menjadi malam. Innara sudah menyerah meminta Halil untuk membawanya kembali ke Bali. Pasalnya, Halil masih ingin menikmati masa bulan madunya di hotel sekaligus melakukan riset akan pelayanan yang diberikan oleh pesaingnya itu. Innara tahu itu hanya alasan, karena nyatanya semenjak masuk kemarin malam, mereka tidak pernah meninggalkan kamar super mewah itu. Segala sesuatu yang mereka butuhkan, entah itu makanan, pakaian dan termasuk film dan apapun yang Halil inginkan justru diantar oleh karyawan hotel yang tentunya tak mengeluh meskipun Halil memburunya karena mereka keluar dengan tips yang cukup besar. Masalah pekerjaan? Innara juga seharusnya tidak mencemaskannya. Toh sekarang dia menikahi atasannya sendiri, jadi masalah perijinan tentu bukan hal yang sulit dia dapat. Tapi tetap saja, yang Innara antisipasi selanjutnya adalah sikap rekan-rekannya nanti saat ia sudah kembali bekerja. Mereka tentu akan terkejut saat Halil kembali dan mengu
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status