Kini, Ara, Aiden, Daren, dan juga Danisa sedang duduk bersama di sebuah ruang yang dikhususkan untuk penerimaan tamu yang berkunjung.Seperti biasa, Danisa sangat mampu bersikap profesional dan mengontrol diri untuk tidak menunjukkan keterkejutan dan sekuat tenaga menekan diri agar tidak larut dalam debaran jantung yang sedang tidak baik-baik saja saat ini. “Ini minumnya, Bun,” ucap seorang pegawai laki-laki yang bekerja dalam menjaga kebersihan Yayasan miliknya tersebut.Sebelumnya, Danisa meminta untuk dibuatkan minum untuk para tamunya. Dan minuman yang dia minta itu pun sudah jadi dan disuguhkan. “Makasih ya, Pak.” Danisa menjawab ramah pada pekerjanya tersebut. “Seharusnya, tidak perlu repot-repot seperti ini.”Kalimat yang diberikan oleh darah itu berhasil membuyarkan perhatian Danisa yang kembali menatap pada pria yang sedang duduk bersamanya tersebut.“Tidak masalah. Ini tidak merepotkan, Pak.”Danisa memberikan jawaban ramahnya, dia pun segera mengalihkan tatapan matanya a
Last Updated : 2024-06-27 Read more