Home / Pendekar / Legenda Pendekar Pedang Ganda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Legenda Pendekar Pedang Ganda: Chapter 81 - Chapter 90

119 Chapters

81. Ke Seribu Bunga

"Kak Yu Zhen itu ... eemmh, dia adalah orang yang memiliki perjanjian pernikahan denganku." Shen Ji berkata jujur dengan rona muka memerah. Sejujurnya, Shen Ji merasa sedikit enggan untuk mengatakan hal yang sebenarnya cukup memalukan ini, tetapi ia juga tak harus menutupi masalah tersebut di hadapan Qing Yuan, gurunya."Perjanjian pernikahan? Jadi, gadis sepertimu juga memiliki perjanjian bodoh semacam itu?" Qing Yuan merasa tak habis pikir dengan pemikiran orang-orang di luar sana."Itu sudah diatur oleh orang tua kami semenjak Ji'er belum lahir. Kami sebagai anak-anak juga merasa tidak berdaya dengan pengaturan semacam ini." Shen Ji berucap dengan suara sedih.Namun ia segera mengalihkan pembicaraan yang membuat hatinya semakin tercabik-cabik. "Shifu, maafkan Ji'er karena telah mengatakan hal yang sangat tidak penting." "Memang tidak penting." Qing Yuan tak begitu memedulikan hal yang bukan urusannya. "Dan lagi pula aku tidak mengenal siapa itu Yu Zhen, calon suamimu. Tapi siapa
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

82. Perintah Pertama

Yang Yuan mendengus kesal sambil menggeser posisinya dan membentak, "Menyingkir dariku!" "Ah!" Wanita pelayan bertingkah genit itu seketika terhuyung, tapi ia juga sudah kehilangan suratnya dan berganti menjadi mangkuk berisi kacang biji lotus sangrai yang ada di tangannya.Secepat itu gerakkannya?Wanita pelayan menjadi bergidik ngeri. Pemuda semacam ini tentu bisa membuatnya mati dalam hitungan detik dengan tanpa mengeluarkan suara. Ia bahkan tak tahu, apakah tuan mudanya ini masihkah berjenis manusia?"Lain kali jangan bertingkah kurang ajar kepadaku!" Anak muda tampan telah berpindah tempat dan terlihat berjalan sembari menggenggam surat rahasia."Maaf, Tuan Muda! Ampunilah saya!" Wajah wanita itu seketika menjadi pucat pasi dan perasannya dicekam rasa takut yang berlebihan.Mata Yang Yuan melirik tajam bak menikam jantung wanita itu laksana belati. Namun pemuda itu kembali fokus kepada surat yang baru saja ia terima."Yang Shui?" Yang Yuan bergumam lirih. "Surat ini dari Kakak Sh
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

83. Ji Mei Hua

"Ketua, biarkan Ah Wei ini mendampingi Ketua. Ah Wei akan memberi kesaksian pada nyonya dan Tuan Yang Hua, agar mereka tidak terlalu menyalahkan Ketua!" Qing Wei berlutut di hadapan Qing Yuan. Gadis itu sungguh takut jika Yang Hua akan menghukum tuan mudanya.Suara Qing Wei berhasil membuyarkan lamunan Qing Yuan."Tidak perlu, Ah Wei. Kamu harus tetap bersamanya, membimbing dan lakukan semua yang telah aku catat di sini." Qing Yuan lalu mengeluarkan selembar kertas berwarna cokelat muda dari balik hanfunya."Apa ini, Ketua?" tanya Qing Wei tak mengerti saat menerima kertas dari tangan Qing Yuan."Bacalah baik-baik dan ingatlah untuk melakukannya. Aku akan berangkat sekarang, agar aku bisa sampai di kota sebelum senja tiba." Qing Yuan berkata sambil menepuk bahu Qing Wei."Oh ya. Jika suatu hari nanti bertemu dengan ayahku, jangan sebut nama gadis itu dengan Marga Shen, karena itu akan membuat laoshi marah. Panggil dia dengan nama yang aku
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

84. Penggombal Kecil

"Qian-Qian, apakah kamu sungguh tak tahu siapa aku?" Yu Ling dengan suara lirih bertanya."Kalau tidak salah, Tuanlah yang telah menolongku tempo hari." Shi Qian mencoba menerka-nerka.Kepala Yu Ling tertunduk. Ada rasa bersalah dan malu dalam hati ketika mengingat dirinya yang ketakutan dengan sosok hantu. "Bukan aku yang menolongmu. Tetapi, adikku ... Yu Zhen.""Yu Zhen adikmu?" Shi Qian terkejut hingga tanpa sadar dia berdiri dari duduknya. Jika adiknya adalah Yu Zhen, maka bukankah pria muda ini adalah ....Shi Qian menatap lekat pemuda di hadapannya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki pria yang kini juga sedang membalas menatapnya pula. Shi Qian tak bisa untuk tidak bertanya, "Jadi ... kamu ini?""Jadi itu kamu!" Shi Qian langsung berbalik badan dan seperti tak ingin melihat Yu Ling yang dikabarkan selalu menghindari dirinya.Terlebih lagi, dengan adanya kabar tentang kebiasaan buruk Yu Ling yang suka mabuk, pemalas dan s
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

85. Ke Seribu Bunga 2

Di tempat lain. Kota Luohan adalah salah satu kota yang menjadi pusat perdagangan dari berbagai daerah di Kekaisaran Chu. Begitu banyak orang yang datang dan pergi untuk melakukan jual beli berbagai macam barang. Mulai dari makanan siap saji, berbagai jenis kain, bahan obat, bahan pangan, barang pecah belah dan benda-benda pusaka hingga tempat-tempat hiburan ada di kota itu. Hal itu juga yang membuat Kota Luohan sangat terkenal dan menjadi sebuah pusat berita.Pada siang hari itu, seorang pemuda tampan tampak memacu kuda hitamnya dengan sangat cepat menerobos keramaian kota. Semua orang menyingkir dari jalanan saat melihat kuda hitam besar dan sang penunggang yang sudah mereka kenal.Tak ada seorang pun berani menghalangi laju kuda hitam yang memiliki tubuh dan tinggi dua kali lebih besar dari kuda pada umumnya.Penunggang kuda itu memasuki pelataran rumah bordil yang berpapan nama 'Seribu Bunga' sebuah rumah hiburan termegah di Kota Luohan. Seorang wanita cantik berpakaian elegan dan
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

86. Terima Kasih, Shi Xiong!

"Hei Bodoh, diamlah! Jangan menangisiku seolah aku mau mati saja!" Qing Yuan menggerutu dengan suara lirih. "Aku masih bisa memukulimu sampai babak belur, meskipun keadaanku seperti ini.""Baiklah, Tuan Muda. Aku tak akan menangis lagi." Pelayan itu berkata sambil menyeka air matanya dan berusaha menenangkan diri, tetapi tiba-tiba saja dia malah meraung dengan suara keras. "Tuan Mudaaaa! Aku tidak bisa untuk tidak merasa bersedih melihat Tuan Muda seperti ini!" "Diam, Ah Kun! Justru suara berisikmu itu yang bisa membunuhku!" rutuk Qing Yuan pada pelayan sekaligus salah satu murid dari gurunya ini."Iya, iya. Tapi, berjanjilah kalau Tuan Muda akan baik-baik saja," ucap pria pelayan itu sambil berusaha menghentikan tangisnya."Ah Yuan!" Yang Hua telah tiba dengan membawa beberapa botol kecil."Ah Yuan, cepat minum pil ini!" Yang Hua mengeluarkan beberapa butir pil berwarna merah dan segera memasukan paksa ke dalam mulut Qing Yuan.
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

87. Bagai Dewi Chang'e

Yang Shui menghormat dengan cara mengepalkan kedua tangannya dan sedikit membungkuk ke depan. "Lapor, Ketua. Seharusnya ini adalah hari terakhir untuk masa terapinya dan kita sudah bisa melihat perubahannya."Qing Yuan bersedekap sambil menyentuh dagu. Matanya sedikit menyipit akibat terpaan sinar matahari. Pandangan pemuda itu tak lepas dari pintu gua yang menganga di hadapannya. Senyum kecil terkembang manis di wajah tampannya yang sangat jarang diketahui oleh orang kebanyakan. Bahkan pada saat ke pusat kota pun, dirinya masih menyamar dengan mengenakan topeng khusus yang menyerupai kulit manusia asli."Kalau begitu, mari kita lihat dia sekarang!" Qing Yuan berucap mengajak sambil melangkah pergi menuju gua."Silakan, Ketua!" Yang Shui menggerakkan tangannya ke depan, tanda memberi jalan. Dia juga mengangguk kecil ke arah Qing Wei."Aiyaa, Kakak Shui. Kita ini kakak beradik, tetapi mengapa sikapmu masih saja kaku dan membosankan seperti gadis bodoh itu?" Qing Yuan berkata dengan tanp
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

88. Kecantikan Seribu Malam

Aaah! Ini hanya perumpamaan yang tak perlu dipikirkan atau dipusingkan. Jelasnya, saat ini Shen Ji sudah berubah drastis dan tidak seperti gadis gemuk buruk rupa seratus hari yang lalu. Garis wajahnya tidak menyerupai Huo Lin, ibunya ataupun Shen Xu, sang kakak. Gadis ini lebih memiliki rupa Shen Ming yang dulu saat muda juga terkenal sangat tampan dan menjadi perebutan bagi banyak gadis dari keluarga kaya. "Shifu! Benarkah ini wajahku? Tubuhku dan--dan kulitku juga sembuh?" Ji Mei Hua atau Shen Ji merasa tak percaya hingga mulutnya sampai ternganga saat melihat bayangan gadis cantik dalam cermin tembaga di hadapannya."Ya. Itulah wajah Ji Mei Hua muridku, yang kecantikannya melebihi wanita tercantik di Kekaisaran Chu ini." Qing Yuan berkata sambil membelai rambut panjang Shen Ji yang jatuh lembut hingga melebihi batas pinggangnya."Dan itu adalah Kecantikan Seribu Malam yang akan menggemparkan dunia persilatan." Qing Yuan berbisik lembut tetapi tegas di telinga muridnya."Menggempark
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

89. Perampok Hutan

Shen Ji menganggukkan kepala. "Murid cukup mengerti, Shifu!""Baguslah." Qing Yuan lalu berkata dengan nada pasti. "Dan mulai besok, Aku akan mengajarimu jurus-jurus pedang rahasiaku." Mendengar hal tersebut, Shen Ji seakan tak percaya. "Benarkah itu, Shifu? Aku bisa mempelajari jurus-jurus hebat milik Shifu.""Mmhh. Sekarang kamu adalah Muridku. Tentu saja sudah seharusnya kamu belajar ilmu bela diri dan menjadi praktisi bela diri yang kuat dan hebat." Qing Yuan menjawab dengan serius."Terima kasih banyak, Shifu!" Ji Mei Hua menjura beberapa kali di hadapan sang guru.Qing Yuan membalikkan badannya membelakangi Shen Ji dengan kedua tangan menyatu di belakang pinggangnya. Sebuah seriangaian licik terkembang di sudut bibir pria muda itu. Dalam hati Qing Yuan berkata, "Tentu saja, Hua'er. Dan jurus itu kelak yang harus kamu gunakan untuk membunuh ayahmu sendiri!"Yang Shui dan Qing Wei tidak banyak bersuara kali ini. Bagi mereka, apa pun yang dilakukan oleh Qing Yuan pasti ada maksud t
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

90. Dilema dan Dendam

"Entahlah, Kakak Li. Mungkin mereka para perampok yang biasa berkeliaran di wilayah hutan ini." Yu Zhen juga menjawab dengan suara setengah berbisik sambil meraba salah satu gagang pedang Batu Bintang Merahnya. "Bersiaplah, Kakak Li!""Perampok hutan?" Huan Li berpikir ini cukup masuk akal.Pemuda itu lalu kembali menatap tajam ke arah para manusia bertopeng yang tidak bersuara sama sekali. "Berhati-hatilah, Tuan Muda. Saya khawatir mereka memang berniat jahat pada kita."Yu Zhen mengangguk. "Kakak Li juga harus berhati-hati. Sekarang, biar aku yang bertanya kepada mereka.""Baiklah." Huan Li mengangguk pelan.Yu Zhen dan Huan Li kembali mengarahkan pandangan kepada para manusia bertopeng yang masih berdiri mematung seperti sebarisan pohon bambu yang gelap dan misterius. Keduanya masih tidak mengetahui, tanpa adanya aba-aba dari sang pimpinan, jangan harap mereka akan bergerak atau berbicara kepada lawan. "Siapa kalian, dan apa
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status