Share

90. Dilema dan Dendam

Penulis: Serpihan Salju
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-19 21:00:16

"Entahlah, Kakak Li. Mungkin mereka para perampok yang biasa berkeliaran di wilayah hutan ini." Yu Zhen juga menjawab dengan suara setengah berbisik sambil meraba salah satu gagang pedang Batu Bintang Merahnya. "Bersiaplah, Kakak Li!"

"Perampok hutan?" Huan Li berpikir ini cukup masuk akal.

Pemuda itu lalu kembali menatap tajam ke arah para manusia bertopeng yang tidak bersuara sama sekali. "Berhati-hatilah, Tuan Muda. Saya khawatir mereka memang berniat jahat pada kita."

Yu Zhen mengangguk. "Kakak Li juga harus berhati-hati. Sekarang, biar aku yang bertanya kepada mereka."

"Baiklah." Huan Li mengangguk pelan.

Yu Zhen dan Huan Li kembali mengarahkan pandangan kepada para manusia bertopeng yang masih berdiri mematung seperti sebarisan pohon bambu yang gelap dan misterius. Keduanya masih tidak mengetahui, tanpa adanya aba-aba dari sang pimpinan, jangan harap mereka akan bergerak atau berbicara kepada lawan.

"Siapa kalian, dan apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   91. Lawanmu Adalah Aku!

    Dua melawan banyak orang memang sangat tidak seimbang, tetapi keduanya juga bukanlah praktisi bela diri yang mudah ditundukkan. Mereka melompat turun dari atas punggung kuda dan dengan sengaja membuat hewan-hewan berlari menjauhi arena pertempuran."Pergilah!" Huan Li menepuk bokong kuda-kudanya agar berlari menjauhi tempat tersebut. Setelah itu, ia langsung meluncur ke arah Yu Zhen yang saat ini hanya memegang cambuk pendeknya.Empat orang manusia bertopeng langsung menyerbu maju menyerang Huan Li yang baru saja sempat mendaratkan sepasang telapak kaki di tanah berumput. Napasnya bahkan masih sedikit tersengal, tetapi dia sudah harus kerepotan menangkis empat bilah pedang yang mengarah langsung ke beberapa bagian tubuh pemuda tersebut. Huan Li memutar-mutar tombak sepanjang lima kaki atau sekitar satu setengah meter, untuk menangkis serangan dari arah samping kanan dan terdengarlah suara ledakan keras tiga senjata saling berbenturan.Kuatnya te

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   92. Aturan Tak Masuk Akal

    "Tidak masalah siapa lawanku sekarang dan aku pasti akan segera menyingkirkan kalian semua!" Yu Zhen menggertak dengan suara sedingin es yang menyentuh kulit, tajam seperti pisau yang baru diasah."Menyingkirkan kami? Mudah sekali bicaramu, Pembual!" Shen Ji tiba-tiba tertawa jahat, suaranya menggema di antara pepohonan, sambil berjalan memutari tubuh Yu Zhen dengan sikap berpura-pura meremehkan. "Aku khawatir itu akan menjadi kenyataan lain yang tidak Tuan harapkan.""Apa maksudmu, Nona?" Yu Zhen bergerak mengikuti ke mana Shen Ji melangkah, langkahnya ringan namun penuh kewaspadaan. "Mengapa kalian mencegat perjalanan kami, sedangkan kami hanya lewat dan tidak memiliki urusan apa pun dengan kalian semua!"Shen Ji merasa geram. Ia berteriak dalam hati, suara hatinya bagai guntur yang bergema di dalam dada. "Tidak punya urusan apa pun denganku? Huh, kamu memang tidak akan mengerti untuk sekarang ini!""Ini daerah kekuasan kami, dan dengan melewati

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   93. Kalian Curang!

    Yu Zhen tak menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Dia mengayunkan cambuknya dengan keras hingga tali itu membelit leher Shen Ji. Pemuda itu lalu melompat ke belakang tubuh si wanita bertopeng, mendekatkan wajahnya ke sisi telinga sang lawan dengan sikap mengancam.Shen Ji membiarkan lehernya terbelit tali cambuk. Para pengikutnya terbelalak dan bergerak maju, tetapi Shen Ji memberi isyarat supaya mereka tetap diam di tempat. Belitan itu memang tidak kencang, tetapi jika Shen Ji bergerak gegabah atau Yu Zhen menariknya, maka dia pasti akan tercekik sampai mati dengan mata melotot dan lidah terjulur.Namun bagi Shen Ji, ancaman Yu Zhen tidak terlalu menakutkan. Gadis itu bahkan tersenyum di balik topengnya. Suara napas Yu Zhen yang sedikit tersengal terasa bagaikan lagu. Kehangatan embusan angin dari lubang hidung pemuda itu terasa nyaman."Sial! Apa yang sedang kamu pikirkan, Hua'er? Ingatlah untuk tidak berlunak hati terhadap orang ini!" Suara batin lain mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   94. Menundukkan Gunung Es

    Gadis itu kemudian berjalan mendekati Yu Zhen, lalu dengan cepat mengangkat kakinya dan mendaratkan tendangan keras di perut pemuda itu. Dalam benak Shen Ji, hanya ada rasa sakit hati atas perbuatan Yu Zhen di masa lalu yang menyebabkan dirinya dicemooh oleh Shen Xu, kakaknya sendiri.Yu Zhen merasakan sakit yang luar biasa menyerang perutnya, pandanganya berkunang-kunang disertai keringat dingin, tetapi ia bahkan tak mampu mengeluarkan suara jeritan lirih sekalipun.Apakah tendangan ini akan merusak dantiannya?Yu Zhen mengeluarkan dengusan lirih. Tatapan sepasang mata elangnya seakan ingin menelan Shen Ji hidup-hidup. Namun ia tak berdaya, dan hanya mampu mendesis kecil di sela ringisan bibirnya. meski sekujur tubuh mulai lemah, dingin dan tidak bertenaga sama sekali."Kamu!" Yu Zhen menunjukkan tatap mata tajam mendendam dan pemuda itu pun seketika ambruk di atas tanah dalam keadaan tidak sadarkan diri."Bagus!" Ji Mei Hua bertepuk tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   95. Menghukum Shen Xu

    Shen Xu tak bisa mengelak lagi, ia segera menjatuhkan dahi di lantai dan membenturkannya keras-keras sambil menangis. "Ayah! Ayah, maafkan aku!" Shen Xu sungguh takut menghadapi kemarahan ayahnya saat ini. Sebelumnya, dia benar-benar tak memikirkan ada hal semacam ini terjadi. Gadis itu hanya mengira, jika sang ayah akan memercayai bahwa hilangnya Shen Ji adalah murni karena kekacauan dan tak ada penyebab lainnya."Xu'er, sekarang tegakkan badanmu dan lihat ayah!" Shen Ming membentak dengan suara dingin.Shen Xu mengangkat wajahnya dengan lesu dan perasan takut. Dia merasa seperti sedang menghadapi seorang hakim pengadilan kerajaan yang siap menimpakan hukuman mati untuknya. Memikirkan hal ini, tubuh gadis itu seperti sudah kehilangan daya kekuatan pada seluruh jalur ototnya.Adakah jalan dan kesempatan untuk melarikan diri secepatnya?Itu sungguh tidak ada dan Shen Xu hanya bisa pasrah pada keputusan hakim nomor satu sekaligus raja di k

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   96. Perayu Kecil

    Gadis itu beberapa kali bertepuk tangan guna membersihkan telapak tangannya yang kotor. Ia merasa puas setelah menyimpan semua hewan hasil buruannya di dalam sangkar bambu. Shen Ji lalu berdiri sambil berkacak pinggang, menatap sangkar bambu dan membayangkan esok hari akan menjadi sangat menyenangkan. "Paman Shui pasti senang dengan ayam-ayam ini." Gadis itu tersenyum senang. Wajahnya berseri-seri ketika ia menatap binatang buruannya hari ini. "Besok aku akan meminjam dapur di rumah paman untuk membuat sup kacang merah dan meminta Paman Shui untuk memasak ayam panggang pengemis yang nikmat.""Shifu pasti akan merasa terkejut dengan keahlian memasakku." Gadis cantik di bawah bayangan cahaya bulan terlalu sibuk membayangkan makanan lezat yang sudah lama dia impikan. "Untung saja aku bisa membuat sup kacang merah kesukaan ayah." Setelah menyebut kata 'ayah' tiba-tiba saja wajah cantik itu menjadi kelam. Matanya mulai terasa panas, lalu mendatangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   97. Rasanya Menjadi Paman

    "Mengapa sikap paman menjadi sedikit berubah saat menyebutkan Qiangyang. Ada hubungan apakah dia dengan wilayah itu?" Shen Ji membatin dan kian merasa penasaran dengan perubahan sikap Yang Shui."Jadi kamu menangkap orang-orang Qiangyang?" Yang Shui kembali bertanya dengan nada sedikit lirih. "Bukan. Mereka mengatakan dari Jiu Zhuan, namun mereka sering berkunjung ke Qiangyang untuk kepentingan bisnis." Shen Ji menjawab apa adanya, karena pada awal ditunangkannya dia dengan Yu Zhen memang untuk membangun suatu aliansi dua keluarga sama-sama bergerak di bidang perdagangan."Oohh." Yang Shui menganggukkan kepalanya, meskipun dia tak begitu mengerti apa maksud Shen Ji."Baiklah. Karena malam sudah semakin larut, aku hendak masuk dan membuat minuman yang tadi Paman Shui sarankan." Ji Mei Hua alias Shen Ji merasa harus melarikan diri secepat mungkin, karena ia tidak ingin Yang Shui mengorek lebih jauh tentang tawanannya. Gadis itu berbalik dan melamba

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   98. Merasa Terhina

    Mungkinkah mereka akan dijadikan tumbal berikutnya, dan mayat-mayat keduanya kemudian digantung pada cabang pohon seperti para korban yang selama ini menggemparkan wilayah tersebut.Huan Li merasa tertekan oleh ketakutan saat memikirkan ini, sedangkan Yu Zhen terlihat pasrah hingga matanya sesekali terpejam. "Tuan Muda Kedua, bagaimana dengan keadaanmu? Apa Tuan Muda terluka?" Huan Li bertanya dengan bisikan kepada orang yang ditempatkan di balik dinding penjara yang disandarinya.Ada kekhawatiran dalam nada suara Huan Li.Yu Zhen duduk memeluk lutut dan menjawab dengan suara bisikan pula. "Aku sudah tidak apa-apa, Kak Li. Hanya saja tubuhku masih terasa sangat lemah dan juga ... aku sedikit haus.""Haus?" Mata Huan Li menatap ke arah Qing Sha yang diam seperti patung pada luar penjara. "Aku akan meminta air kepada orang itu." "Mmhh." Yu Zhen bergumam lemah sambil melihat sepasang pedang kembar miliknya yang tergantung di dindi

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   118. TIGA HARI PENENTUAN (TAMAT)

    Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   117. Pikiran Kotor

    Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   116. Gagal Berduel

    Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   115. Pedang Ganda Ada Dua Pasang?

    Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   114. Dia Tahu Namaku?

    Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   113. Salah Paham

    "Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   112. Menyiksa Yu Zhen

    Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   111. Mainan Bagus

    "Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   110. Yang Shui Bimbang

    Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi

DMCA.com Protection Status