"Mengapa sikap paman menjadi sedikit berubah saat menyebutkan Qiangyang. Ada hubungan apakah dia dengan wilayah itu?" Shen Ji membatin dan kian merasa penasaran dengan perubahan sikap Yang Shui.
"Jadi kamu menangkap orang-orang Qiangyang?" Yang Shui kembali bertanya dengan nada sedikit lirih."Bukan. Mereka mengatakan dari Jiu Zhuan, namun mereka sering berkunjung ke Qiangyang untuk kepentingan bisnis." Shen Ji menjawab apa adanya, karena pada awal ditunangkannya dia dengan Yu Zhen memang untuk membangun suatu aliansi dua keluarga sama-sama bergerak di bidang perdagangan."Oohh." Yang Shui menganggukkan kepalanya, meskipun dia tak begitu mengerti apa maksud Shen Ji."Baiklah. Karena malam sudah semakin larut, aku hendak masuk dan membuat minuman yang tadi Paman Shui sarankan." Ji Mei Hua alias Shen Ji merasa harus melarikan diri secepat mungkin, karena ia tidak ingin Yang Shui mengorek lebih jauh tentang tawanannya. Gadis itu berbalik dan melambaMungkinkah mereka akan dijadikan tumbal berikutnya, dan mayat-mayat keduanya kemudian digantung pada cabang pohon seperti para korban yang selama ini menggemparkan wilayah tersebut.Huan Li merasa tertekan oleh ketakutan saat memikirkan ini, sedangkan Yu Zhen terlihat pasrah hingga matanya sesekali terpejam. "Tuan Muda Kedua, bagaimana dengan keadaanmu? Apa Tuan Muda terluka?" Huan Li bertanya dengan bisikan kepada orang yang ditempatkan di balik dinding penjara yang disandarinya.Ada kekhawatiran dalam nada suara Huan Li.Yu Zhen duduk memeluk lutut dan menjawab dengan suara bisikan pula. "Aku sudah tidak apa-apa, Kak Li. Hanya saja tubuhku masih terasa sangat lemah dan juga ... aku sedikit haus.""Haus?" Mata Huan Li menatap ke arah Qing Sha yang diam seperti patung pada luar penjara. "Aku akan meminta air kepada orang itu." "Mmhh." Yu Zhen bergumam lemah sambil melihat sepasang pedang kembar miliknya yang tergantung di dindi
Tak terasa, ada beberapa titik air bening nan hangat yang turun dari sudut mata Yu Zhen dan dia cepat mengeringkannya dengan beberapa kali usapan. Kisah perjanjian musim dingin yang diceritakan oleh Jia Mi, ibunya, sungguh terasa sangat menyakitkan. Dia merasa menjadi korban tunggal atas kesepakatan dua keluarga besar yang lebih mementingkan urusan bisnis daripada kebahagiaannya.Malam ini terasa sangat lambat bagi Yu Zhen dan Huan Li yang meringkuk dalam pengapnya ruang berjeruji besi di penjara gua milik Kelompok Topeng Iblis. Entah sampai kapan semua ini akan berlangsung, mereka pun tidak mengetahuinya.Hanya ada bayangan Qing Sha yang tampak sering mondar-mandir memeriksa penjara demi penjara. Sosoknya begitu menakutkan hingga tidak ada satu tawanan pun berani menatapnya lebih dari lima detik.Waktu terus berlalu hingga hari berganti dari gelap menjadi terang dan semua aktifitas di hutan tersebut masih tetap sama.*****Pada
Bagaimana bisa gadis ini menganggapnya kewalahan?"Tentu saja tidak." "Tapi Shifu kelihatannya kerepotan menghadapiku." Shen Ji sengaja mengatakan ini dengan tujuan agar sang guru tidak hanya menghindar."Shifu hanya tidak ingin melukaimu. Jadi, aku tidak perlu membalasmu, karena yang terpenting, kamulah yang harus mengenaiku." Tentu saja, Qing Yuan sengaja mengatakan ini supaya muridnya lebih serius dalam menyerangnya."Oh, jadi dia mencoba memancingku agar balas menyerang? Sepertinya, dia sedang merasa sangat bahagia atas kemajuan ilmu yang dia pelajari. Tidak ada salahnya juga, kalau aku sedikit menghiburnya." Qing Yuan berkata dalam hati. Di bibirnya ada sesungging senyum tipis yang teramat samar. Sangat tipis hingga seseorang bahkan tidak menyadarinya sama sekali.Qing Yuan melambaikan tangan, menantang. "Tunggu apa lagi?""Baiklah!" Pedang Shen Ji terangkat naik hingga di depan wajah cantiknya dengan posisi horizontal. Ia lalu berteriak sambil berlari dan mengarahkan senjatany
Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju' *****Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju'
Qing Yuan segera menarik tangan Shen Ji, menempatkan gadis itu di belakangnya. "Hati-hati, Hua'er. Jaga dirimu baik-baik!" Shen Ji tak habis pikir dengan peringatan sang guru. "Jaga diri? Apa maksudnya ini?" Shen Ji merasa bingung dengan datangnya hawa dingin ekstrim yang menyerang secara tiba-tiba. Aura pembunuh begitu kuat terpancar, menekan mental dan menjadikan ketakutan teramat sangat dalam perasaan mereka.Darah seakan membeku, lidah pun kelu dan bulu kuduk berdiri dengan sendirinya."Shifu, ada apa ini?" Shen Ji merapatkan diri ke dekat gurunya. Tangan gadis itu begitu gesit menyiapkan senjata."Sarungkan pedangmu, Hua'er. Ini bukan orang lain." Qing Yuan berbisik sembari mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu.Ada kekhawatiran yang dalam tergurat di raut wajahnya. "Tapi, Shifu ...." "Lakukan saja." Qing Yuan berbisik sambil menekan kuat tangan Shen Ji agar senjata tersebut masuk kembali ke dalam sarungnya. "Ingatlah! Apa pun yang terjadi nanti, jangan melawannya.""Melaw
"Ya, Laoshi. Maka dari itu, tolong lepaskanlah muridku, Laoshi!" Qing Yuan memohon sambil bersujud hingga beberapa kali di tanah. Kepalanya ia pukulkan tanpa ragu hingga kulit dahinya kotor dan sakit. Qing Yuan tak peduli. Dia harus menyelamatkan muridnya. Jika tidak, Shen Ji akan mati hari ini juga.Oh tidak! Tak lama lagi, gadis itu pasti tewas mengenaskan di tangan Yang Hua dan ini sangat tidak diinginkan oleh Qing Yuan.Pendengaran Yang Hua bagai disambar petir dari langit tanpa adanya tanda-tanda turun hujan. Dia sampai terbelalak. "Hua'er? Kamu bahkan menyebutnya dengan namaku!"Qing Yuan benar-benar tak memiliki kata-kata yang patut diucapkan. Dia hanya semakin tertunduk dalam rasa bersalah yang dalam. Pemuda itu sangat mengerti akan perasaan Yang Hua saat ini yang pastinya sedang dipenuhi gelora kemarahan."Memakai namaku untuk orang bermarga Shen dengan tanpa seijinku! Marga yang bertahun-tahun sudah sangat aku benci. Ah Yuan, k
Tidak ada raut kecewa di wajah Yang Shui, melainkan hanya melirik sesaat dan lalu kembali meneruskan membaca bukunya. "Kalau begitu, nanti kita ganti saja bahan itu dengan kompres kain basah, sedangkan jamur es dan daun mint segera kamu rebus dan antarkan padaku setelah siap." "Baik, Tuan Muda." Feng Shao mengangguk patuh, meskipun ada rasa janggal dalam hati. Saat ini tidak ada orang sakit panas datang ke pondok mereka, tetapi tuannya meminta ramuan pendingin secara mendadak dan obat tersebut harus diminum secepatnya tanpa harus menunggu hari berganti. Feng Shao sampai menghentikan langkahnya akibat berpikir, rasanya ini terlalu janggal. Untuk saat ini bahkan tidak ada satu orang pun datang mengeluh sakit panas atau demam, tapi mengapa tuan mudanya meminta ramuan pendingin? "Tuan Muda, bukankah obat pendingin harus diminum segera pada saat masih hangat? Jadi, sebenarnya ... ramuan ini untuk siapa?" Feng Shao memberanikan diri untuk bertanya. "Untuk siapa lagi menurutmu?" Yang Sh
Qing Yuan mengangguk pelan tanda mengiyakan.Yang Shui lalu membuka paksa mulut Shen Ji dan memasukkan sebutir pil pemulih yang sama dengan yang dimiliki oleh Qing Yuan.Pria itu juga menyalurkan tenaga dalam yang bersifat penyejuk hingga beberapa saat lamanya.Secara perlahan, wajah Shen Ji mulai sedikit memerah dan keadaan tubuhnya semakin membaik.Ini membuat Qing Yuan merasa lega. Namun, dia juga sedang merasakan penderitaan lain yang berusaha disembunyikan dengan baik.Perasaan Yang Shui lebih sedih lagi, ketika dia melihat jejak memar membiru pada leher gadis itu. "Memar ini takutnya akan semakin menyebar. Kita harus secepat mungkin menekan penyebarannya dengan rendaman air giok es.""Hanya saja, giok es ada di dalam gua milik paman. Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan benda itu dengan mudah?" Yang Shui menarik napas panjang-panjang."Apakah luka memar itu berbahaya?" Wajah Qing Yuan terlihat cemas.Yang Shui tak menjawab, melainkan berkata dalam hati. "Pembuluh darah besar d
Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang
Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha
Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal
Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan
Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u
"Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti
Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela
"Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu
Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi