Share

99. Berlatih

Penulis: Serpihan Salju
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-30 21:00:27

Tak terasa, ada beberapa titik air bening nan hangat yang turun dari sudut mata Yu Zhen dan dia cepat mengeringkannya dengan beberapa kali usapan. Kisah perjanjian musim dingin yang diceritakan oleh Jia Mi, ibunya, sungguh terasa sangat menyakitkan.

Dia merasa menjadi korban tunggal atas kesepakatan dua keluarga besar yang lebih mementingkan urusan bisnis daripada kebahagiaannya.

Malam ini terasa sangat lambat bagi Yu Zhen dan Huan Li yang meringkuk dalam pengapnya ruang berjeruji besi di penjara gua milik Kelompok Topeng Iblis. Entah sampai kapan semua ini akan berlangsung, mereka pun tidak mengetahuinya.

Hanya ada bayangan Qing Sha yang tampak sering mondar-mandir memeriksa penjara demi penjara. Sosoknya begitu menakutkan hingga tidak ada satu tawanan pun berani menatapnya lebih dari lima detik.

Waktu terus berlalu hingga hari berganti dari gelap menjadi terang dan semua aktifitas di hutan tersebut masih tetap sama.

*****

Pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   100. Firasat Buruk

    Bagaimana bisa gadis ini menganggapnya kewalahan?"Tentu saja tidak." "Tapi Shifu kelihatannya kerepotan menghadapiku." Shen Ji sengaja mengatakan ini dengan tujuan agar sang guru tidak hanya menghindar."Shifu hanya tidak ingin melukaimu. Jadi, aku tidak perlu membalasmu, karena yang terpenting, kamulah yang harus mengenaiku." Tentu saja, Qing Yuan sengaja mengatakan ini supaya muridnya lebih serius dalam menyerangnya."Oh, jadi dia mencoba memancingku agar balas menyerang? Sepertinya, dia sedang merasa sangat bahagia atas kemajuan ilmu yang dia pelajari. Tidak ada salahnya juga, kalau aku sedikit menghiburnya." Qing Yuan berkata dalam hati. Di bibirnya ada sesungging senyum tipis yang teramat samar. Sangat tipis hingga seseorang bahkan tidak menyadarinya sama sekali.Qing Yuan melambaikan tangan, menantang. "Tunggu apa lagi?""Baiklah!" Pedang Shen Ji terangkat naik hingga di depan wajah cantiknya dengan posisi horizontal. Ia lalu berteriak sambil berlari dan mengarahkan senjatany

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   Pemberitahuan Kesalahan Update

    Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju' *****Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju'

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   101. Kekecewaan Yang Hua

    Qing Yuan segera menarik tangan Shen Ji, menempatkan gadis itu di belakangnya. "Hati-hati, Hua'er. Jaga dirimu baik-baik!" Shen Ji tak habis pikir dengan peringatan sang guru. "Jaga diri? Apa maksudnya ini?" Shen Ji merasa bingung dengan datangnya hawa dingin ekstrim yang menyerang secara tiba-tiba. Aura pembunuh begitu kuat terpancar, menekan mental dan menjadikan ketakutan teramat sangat dalam perasaan mereka.Darah seakan membeku, lidah pun kelu dan bulu kuduk berdiri dengan sendirinya."Shifu, ada apa ini?" Shen Ji merapatkan diri ke dekat gurunya. Tangan gadis itu begitu gesit menyiapkan senjata."Sarungkan pedangmu, Hua'er. Ini bukan orang lain." Qing Yuan berbisik sembari mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu.Ada kekhawatiran yang dalam tergurat di raut wajahnya. "Tapi, Shifu ...." "Lakukan saja." Qing Yuan berbisik sambil menekan kuat tangan Shen Ji agar senjata tersebut masuk kembali ke dalam sarungnya. "Ingatlah! Apa pun yang terjadi nanti, jangan melawannya.""Melaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   102. Dua Beban Dendam

    "Ya, Laoshi. Maka dari itu, tolong lepaskanlah muridku, Laoshi!" Qing Yuan memohon sambil bersujud hingga beberapa kali di tanah. Kepalanya ia pukulkan tanpa ragu hingga kulit dahinya kotor dan sakit. Qing Yuan tak peduli. Dia harus menyelamatkan muridnya. Jika tidak, Shen Ji akan mati hari ini juga.Oh tidak! Tak lama lagi, gadis itu pasti tewas mengenaskan di tangan Yang Hua dan ini sangat tidak diinginkan oleh Qing Yuan.Pendengaran Yang Hua bagai disambar petir dari langit tanpa adanya tanda-tanda turun hujan. Dia sampai terbelalak. "Hua'er? Kamu bahkan menyebutnya dengan namaku!"Qing Yuan benar-benar tak memiliki kata-kata yang patut diucapkan. Dia hanya semakin tertunduk dalam rasa bersalah yang dalam. Pemuda itu sangat mengerti akan perasaan Yang Hua saat ini yang pastinya sedang dipenuhi gelora kemarahan."Memakai namaku untuk orang bermarga Shen dengan tanpa seijinku! Marga yang bertahun-tahun sudah sangat aku benci. Ah Yuan, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   103. Tak Bisa Disembunyikan

    Tidak ada raut kecewa di wajah Yang Shui, melainkan hanya melirik sesaat dan lalu kembali meneruskan membaca bukunya. "Kalau begitu, nanti kita ganti saja bahan itu dengan kompres kain basah, sedangkan jamur es dan daun mint segera kamu rebus dan antarkan padaku setelah siap." "Baik, Tuan Muda." Feng Shao mengangguk patuh, meskipun ada rasa janggal dalam hati. Saat ini tidak ada orang sakit panas datang ke pondok mereka, tetapi tuannya meminta ramuan pendingin secara mendadak dan obat tersebut harus diminum secepatnya tanpa harus menunggu hari berganti. Feng Shao sampai menghentikan langkahnya akibat berpikir, rasanya ini terlalu janggal. Untuk saat ini bahkan tidak ada satu orang pun datang mengeluh sakit panas atau demam, tapi mengapa tuan mudanya meminta ramuan pendingin? "Tuan Muda, bukankah obat pendingin harus diminum segera pada saat masih hangat? Jadi, sebenarnya ... ramuan ini untuk siapa?" Feng Shao memberanikan diri untuk bertanya. "Untuk siapa lagi menurutmu?" Yang Sh

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   104. Sama-sama Pusing

    Qing Yuan mengangguk pelan tanda mengiyakan.Yang Shui lalu membuka paksa mulut Shen Ji dan memasukkan sebutir pil pemulih yang sama dengan yang dimiliki oleh Qing Yuan.Pria itu juga menyalurkan tenaga dalam yang bersifat penyejuk hingga beberapa saat lamanya.Secara perlahan, wajah Shen Ji mulai sedikit memerah dan keadaan tubuhnya semakin membaik.Ini membuat Qing Yuan merasa lega. Namun, dia juga sedang merasakan penderitaan lain yang berusaha disembunyikan dengan baik.Perasaan Yang Shui lebih sedih lagi, ketika dia melihat jejak memar membiru pada leher gadis itu. "Memar ini takutnya akan semakin menyebar. Kita harus secepat mungkin menekan penyebarannya dengan rendaman air giok es.""Hanya saja, giok es ada di dalam gua milik paman. Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan benda itu dengan mudah?" Yang Shui menarik napas panjang-panjang."Apakah luka memar itu berbahaya?" Wajah Qing Yuan terlihat cemas.Yang Shui tak menjawab, melainkan berkata dalam hati. "Pembuluh darah besar d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   105. Qing Yuan Siap Dihukum

    "Bagaimana aku harus menjawabmu?" Yang Shui menundukkan kepalanya. "Aku juga merasa bingung dengan keadaan kita saat ini."Yang Shui menghentikan kegiatannya sejenak. Dia menundukkan wajahnya yang sedih dengan perasaan sakit teramat sangat dalam hati. "Jujur saja, di lain pihak aku menyayangi Hua'er, tapi di pihak lain aku juga memikirkan nasibku dan kematian kedua orang tuaku yang diduga dilakukan oleh Shen Ming." Bayangan masa kecil indah sekaligus suram kembali berlarian di matanya yang mulai digenangi air bening nan hangat. Qing Yuan dapat merasakan aura di ruangan tersebut menjadikan sedikit lain. Dia tahu jika orang di belakangnya sedang bersusah-payah mengatasi luka dalam hati. "Kakak Shui, maafkan aku." Qing Yuan juga menundukkan kepalanya. "Gara-gara aku mengambil Hua'er sebagai muridku, semuanya menjadi kacau. Seharusnya aku cukup menolongnya saja dan langsung mengirim dia keluar dari hutan ini. Tapi, entah mengapa hatiku be

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   106. Sangat Kecewa

    Qing Yuan mengepalkan tangannya sambil masih berlutut di atas lempengan batu altar. "Laoshi, aku akan menerima hukuman darimu malam ini. Aku tidak tahu, apakah aku masih dapat melihat matahari terbit esok hari."Yang Hua mengernyitkan kedua alis matanya dan bergumam dalam hati. "Anak bodoh ini, apa lagi yang dia katakan? Apakah dia pikir aku ini akan membunuhnya?" Raut wajah Yang Hua menyiratkan rasa heran, tetapi dia tetap menjaganya setenang mungkin.Di balik pinggangnya, jari-jari tangan pria itu masih memainkan mutiara biru miliknya sambil memikirkan beberapa kabar mengenai Qing Yuan dan Shen Ji.Sebelumnya, dia memasuki hutan ini dengan bertujuan untuk menjenguk keadaan Qing Yuan dan menanyakan perihal racun dalam tubuhnya dan juga ada hal penting lainnya yang ingin dia sampaikan.Namun, sewaktu di dalam perjalanan menuju kediaman bambu milik anak kesayangannya, secara tanpa sengaja pria itu mendengar pembicaraan para pengikut Qing

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   118. TIGA HARI PENENTUAN (TAMAT)

    Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   117. Pikiran Kotor

    Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   116. Gagal Berduel

    Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   115. Pedang Ganda Ada Dua Pasang?

    Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   114. Dia Tahu Namaku?

    Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   113. Salah Paham

    "Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   112. Menyiksa Yu Zhen

    Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   111. Mainan Bagus

    "Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   110. Yang Shui Bimbang

    Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi

DMCA.com Protection Status