Beranda / Urban / Warisan Utang Mertua / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Warisan Utang Mertua: Bab 21 - Bab 30

43 Bab

BAB 21

Kenapa kamu pindah rumah tak bilang ke aku dulu? Kamu menganggap aku selama ini Apa?” Arman berusaha meredam rindunya pada Gayatri karena tak ada kabar. “Bukan... Bukan itu maksud aku Yang! A-Aku, tidak mau merepotkan kamu.” “Aku kan calon suami kamu Gay, sudah seharusnya kamu merepotkan aku, ada apa dengan kamu sebenarnya?”tanya Arman. “ Tidak apa Mas, hanya aku ingin pindah rumah agar jarak rumah dan tempat kerjaku dekat," jawabnya asal. “ Kapan aku bisa bertemu denganmu lagi, Yang? Mas kangen! “ “Maaf Mas, untuk seminggu ini jangan pernah hubungi Gayatri atau bertemu dengan Gayatri dulu. Karena, Gayatri lagi sibuk. Banyak yang harus Gayatri persiapkan untuk pernikahan kita nanti. ” “Masa tak punya waktu sedikit pun untukku Gay? Apa kamu tak mengerti dengan perasaanku?” Telepon terputus. Arman menghubungi nomor Gayatri kembali. Namun, nomornya sudah tidak aktif. Kemudian dihubungi nya lagi berkali-kali. Tapi, hasilnya masih sama nomornya tetap tidak aktif. “Gayatri....! Awa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 22

“Sin, bagaimana kabarnya?” Sebuah pesan masuk dari Mas Heri di aplikasi hijau ponselku. “ Alhamdulillah, baik Mas," jawabku. “ Malam ini ada waktu? Kita, cari makan di luar yuk!“ ajak Mas Heri. “ Boleh! Tapi, aku ajak Mbak Novita Ya.”“Oke, jam berapa bisa kujemput?” tanya Heri kembali. “Jam Tujuh boleh,” Ketika malam tiba, Heri segera menjemput Sinta di rumah kontrakannya. Tak lupa Novita juga ikut. Sesampainya di tempat makan yang mereka datangi, segera memesan makanan. Beberapa saat kemudian Gayatri pacar Arman ada juga datang ke tempat itu. Kedatangannya ke situ bersama seorang lelaki sedang bergandengan tangan. Dari awal di pintu masuk secara tak sengaja Sinta lebih dahulu melihat kedatangannya.“ Mbak Nov, bukannya itu Si Wanita ondel- ondel?” tanyaku ke Mbak Novita. “ Iya Bu, itu dia si pengacau rumah tangga orang. Mengakunya, wanita tulen padahal berjakun," celoteh Mbak Novita. Setelah Gayatri duduk dengan pasangannya kami segera mendekatinya. Mas Heri yang ada di s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 23

Di usia pernikahanku yang baru seumur jagung kini diriku terbuai dengan cinta sesaat Gayatri. Aku tega menghianati wanita yang kukejar- kejar cintanya dahulu yang kini dia sudah berstatus istriku. Rasa bosan melanda melihat penampilannya yang dekil tidak pandai berdandan dan tidak mudah bergaul membuatku menjadi semakin bosan terhadapnya. “Sinta! Sudi kah dirimu memaafkan kesalahanku yang tega menyakitimu?" Tak terasa air mata ini mengalir. Sebisa mungkin kumenahannya namun tetap mengalir dengan sendirinya. Seketika kumengepalkan tangan karena teringat video Gayatri adalah seorang lelaki. Ku coba membasuh muka agar teta ptenang. Namun, hati ini tetap tersiksa akibat ulahku. “Gayatri! Awas kamu. Akan kutemukan dirimu secepatnya yang sudah berani menipuku.” Bersamaan dengan itu, aku terus mengingat Sinta yang tega mempermalukan Gayatri demi membuktikannya padaku. Dirinya yang begitu lincah dengan ilmu bela diri membuatku semakin tak percaya dengan sosoknya yang selama ini ku kena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 24

Akhirnya Kak Arman datang juga untuk membebaskan kami.” Aku yang masih bingung dengan pernyataan Kesya segera bertanya. “kalian ke sini mau apa?” tanyaku dengan penasaran.“Kami... Kami..., tadi di tangkap Kak! Karena terbukti sebagai pengedar dan pemakaian obat terlarang.” Aku yang mendengar pernyataan Kesya serentak kaget. “Apa? Ini tidak mungkin. Pasti kalian dijebak.” Kugelengkan kepala ini sebagai tanda tak Terima. Namun, keraguanku dibantah oleh Kesya dan Ibu yang berjalan mendekatiku. “ Maafkan Ibu Nak! Yang dikatakan Kesya itu memang benar.” Di peluknya diriku kemudian menangis. Syukurlah, Kak Arman datang kemari untuk membebaskan kami.” Kesya segera memelukku disusul tangisannya. “Ma-maksudnya, apa Key!” Kupeluk dirinya yang menangis di pelukanku. “ Selama ini kami terus- terusan meminta uang pada Kak Arman adalah untuk membeli obat terlarang itu. Begitu juga dengan uang Sinta yang diambil oleh Ibu.” “Apa!” Mataku hanya bisa terbelalak mendengar semuanya. Rasanya un
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 25

Kulajukan sepeda motor ini menyusulnya menuju rumah kontrakan. Masalah Ibu, biarlah dulu. Toh dia ditangkap atas kesalahannya yang mencoba membohongiku selama ini. Aku yang semakin kesal dengan ulah Gayatri, sekarang jadi makin kesal dengan ulah Ibu setelahku mengetahui sikapnya selama ini. Sinta, ternyata selama ini dia mengetahui semuanya. Tapi, kenapa aku tak pernah mengerti posisimu. Selama ini aku menjadi terpengaruh karena cinta Gayatri. Itu semua ku lakukan atas dasar kemauan Ibu juga yang berusaha memisahkan aku dengan Sinta. Akhirnya diriku sampai di kontrakan juga. Namun, mobil Sinta tak ada di sana. Kucoba masuk ke dalam, tampak suasana sangat berbeda dari waktu aku tinggal bersama Sinta di sini. “Cari siapa ya Pak?” Seorang lelaki yang bertubuh tegap keluar dari dalam. “Kamu siapanya Sinta ha?” Ku tarik kerak baju lelaki itu ketika melihat sosoknya keluar dari dalam kamar Sinta. Entah kenapa kali ini aku semakin emosi. Aku tak mau ada lelaki yang berani mendekati S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 26

“Kamu sudah beristri, kenapa harus cari wanita di luar sana? Ini semua karena Ibumu terlalu memanjakanmu dari dulu sehingga setelah menikah kamu masih saja bikin ulah.” Kali ini Ayah benar-benar marah dibuat olehnya. “A-Arman minta Maaf Pak, awalnya aku tak mempunyai perasaan apa pada Gayatri. Namun, karena bujukan Ibu aku berusaha membuka hati untuknya.” Kali ini Arman mencoba untuk jujur.“Plak!” Satu tamparan lagi mendarat di pipi Arman. Ayahnya juga makin emosi. “Anak tak berguna! di saat kumencoba mengadopsimu menjadi anak angkat, kukira dirimu akan membalas budi. Inikah yang kau balas pada kami sebagai orang tua angkatmu?” lanjut Ayahnya Arman. “Ma-maafkan Arman Yah! Arman janji tidak mengulanginya lagi dan akan berusaha membujuk Sinta untuk kembali,” jelas Arman mencoba meyakinkan Ayahnya. “aku tidak butuh penjelasanmu, kali ini bagaimanapun caranya, kembalikan sertifikat rumah kami. Setelah itu menjauhlah dari hidupku. Kamu juga sudah dewasa jangan berlindung di bawah keti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 27

Part 23POV SINTAMentari pagi kini menampakkan sinarnya yang mulai menyinari belahan bumi. Diriku yang masih lemah sekuat tenaga ingin bangun duduk bersila namun tak bisa. Perlahan pandanganku melihat sekeliling tumbuhan yang tumbuh di dasar tebing seakan menyemangati ku harus bisa. Kucoba menggerakkan tubuh yang kaku ini benar saja kepalaku masih terasa sakit akibat benturan semalam. Hal yang terakhir kuingat saat hendak berkunjung ke rumah Lani yang ingin membantuku melunasi utang mertuaku secara diam-diam di Bank tempat Mas Arman menggadaikannya sertifikat rumah. Ketika motor buntutku hendak mendaki jalan yang berbukit rewelnya kambuh lagi. Mogok tepat di tempat sepi hanya mengandalkan sinar rembulan. Tepatnya di jalan dekat tebing. Mas Heri yang selalu ada siap membantuku turun untuk memeriksa. Tanpa kami sadari mobil Mas Arman diam-diam membuntuti .Entah iblis apa yang merasukinya sampai dia mempunyai niat jahat ingin mencelakaiku dan Mas Heri. Meskipun diriku ingin ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 28

Asep adalah seorang asisten rumah tangga yang dipercayakan merawat rumah ini. Dibalik tingkahnya yang polos sebenarnya dia juga seorang laki-laki yang selama ini menyamar menjadi seorang wanita dengan nama Gayatri. Kini dirinya terlihat gugup, ketika Mas Arman datang lagi mencarinya. Beberapa saat kemudian Arman dipanggil oleh Bapak itu. Karena, melihat Asep yang tak kunjung keluar dari kamarnya. “ Sep! Kalau kamu tidak keluar kami dobrak pintunya ya. Kami takut kamu kenapa-kenapa di dalam.”Kini Arman dan Bapak itu sudah berdiri di depan kamar Asep. Bersiap untuk mendobrak pintunya. Baru memulai aksinya tiba-tiba Asep keluar dari kamarnya. Menggunakan sarung sebagai penutup wajah. “Loh Sep! Kenapa mukamu di tutup?” “Aku... Aku lagi demam Pak!” Sambil memegang kain penutup wajahnya. “Tapi... Tadi pagi kamu terlihat biasa saja. Aneh!” gumam Bos Asep. “Aku.. Demamnya baru Pak,” jawab Asep kemudian melangkah pergi ke kamar kecil. Arman yang melihat tingkahnya seperti tak bisa lan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 29

“Kalian sudah saling kenal rupanya,” canda Pak Santo. “Belum pak, ku mengira tamu Bapak adalah orang yang kukenal. Karena sepertinya kita pernah bertemu,” ucap Sinta. sambil menatap tajam ke arah Asep“Oh iya, Paman! Aku dan dia memang belum saling kenal,” jawab Asep membenarkan. Kali ini dirinya harus dipertemukan oleh takdir yang membuatnya hampir syok melihat keberadaan Sinta. Sinta! Kenalkan ini Asep ponakan saya, selama ini dia bekerja di kota dan ini Sinta wanita yang berapa hari ini membantuku dalam mengurus keperluan yang ada termasuk membantuku mengurus ternak. Sinta yang melihat keberadaan Asep hanya bisa Menatapnya dengan santai karena selama ini orang yang dicarinya dengan susah patah malah datang dengan sendirinya di hadapannya. “Oh ya Sin, bisakah kamu memasak untuk makan malam? Karena kata ponakanku dia akan tidur di sini.” “Ti-tidak paman! Asep tidak jadi tidur di sini. Karena, masih ada pekerjaan yang harus Asep selesaikan,” ujarnya. “loh! Kenapa berubah pikira
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 30

“Sa-saya paman!” ucap Asep dari dalam kegelapan. “Loh, ngapain kamu di sana Sep?” pak Santo sambil menggosok-gosok matanya yang masih setengah terbuka. “Aku... Aku lagi sakit perut paman. Mau buang air!” balasnya dari sana dengan ancaman Sinta. “Oh iya, paman masuk dulu. Kamu hati-hati karena di sini kadang berkeliaran anjing hutan.” Kemudian Pak Santo berlalu. Tanpa rasa curiga dia pergi meninggalkan Asep yang lagi dikerjai oleh Heri dan Sinta. Sinta melepaskan cengkeramannya di leher Asep sebagai ancaman. “Bagus anak pintar!” Ditepuknya pipi Asep yang merah akibat tamparannya karena emosi. Kini Sinta semakin menjadi akibat ulah Asep yang tak mau mengatakan di mana uang hasil penggadaian sertifikat rumah mertuanya tersebut. “Aduh Mbak, sudah kubilang uang yang Asep dapatkan hanya sepuluh juta. Itu sudah kukirim untuk orang tua Asep di kampung.” Tangisannya semakin pecah. “Terus uangnya ke mana? Jika kamu tak bisa mengatakannya akan kubuang dirimu di tengah hutan agar menjadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status