Home / Urban / Warisan Utang Mertua / Kabanata 31 - Kabanata 40

Lahat ng Kabanata ng Warisan Utang Mertua: Kabanata 31 - Kabanata 40

43 Kabanata

BAB 31

Ahk, Tolong!” Sinta menutup kepalanya dengan telapak tangan sambil meminta tolong. Pak Santo yang mendengar suaranya membatalkan Ayunan gobloknya di kepala Sinta. “Sinta! Kamu kah itu?” dirinya mendekat untuk memastikan. “I-iya Pak de, ini diriku. Maaf malam gini keluyuran.” “Kamu... Dari mana saja Sin? Apa kamu sebagai perempuan tak takut pergi keluar di tengah kegelapan malam begini?” “Sebenarnya takut pak De. Tapi... Sinta keburu mau buang air.” Wajah polosnya mulai beraksi untuk meyakinkan Pak Santo. “ini Asep mana juga, tak ada pulang sejak tadi,” sesekali pandangannya menjauh ke arah luar. Pak, saya mau pamit ke dalam dulu ya mau kembali ke tempat peristirahatan.” Sinta masuk ke kamarnya yang sudah disediakan Pak Santo sejak kedatangannya ke tempat itu. “Iya, jangan lupa jendela kamu ditutup rapat. Nanti ada hewan biasanya masuk tanpa sepengetahuanmu.” Kini Pak Santo juga berbalik arah kembali ke tempat peristirahatannya. Kali ini Sinta hampir saja ketahuan. M
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 32

“Aku akan melunasi hutang Mas Arman di bank. Tapi, Mas Arman siap aku ceraikan,” ucapnya dengan tegas. “Aku tak mau bercerai denganmu Sin! Sampai kapanpun aku tak mau!” ujarnya. “siapa yang mau punya suami yang sudah berselingkuh sama Banci?” Aneh kan!” “Lagi pula... Aku bisa menuntut bahkan dirimu bisa dipenjarakan karena sudah berani mencelakaiku jatuh dari tebing. Tapi... Tidak untuk saat ini aku akan menuntutmu Mas. Aku harus ceraikan kamu dulu!” lanjutnya. “Ma-maaf kan aku Sin! Kini aku sudah mendapatkan karmanya.” Kali ini Arman semakin terhina akibat ulah yang dilakukannya. “Masalah itu, Ayah serahkan semua padamu Nak! Lagi pula... Ayah juga malu punya anak seperti dia. Tak punya balas budi padahal status cuma anak angkat.” Ayah mertuanya semakin murka dengan perkataannya. “ Ayah! Hentikan!” Arman berusaha bangun dari pembaringannya. Namun, kali ini tetap tak bisa. “ persyaratan yang kedua. Apa kalian mau tahu?” ucap Sinta lagi sambil memandang keduanya. “Apa s
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 33

Dari mana saja kamu neng Sin? Sudah ku ingatkan jangan main jauh-jauh. Di sini banyak anjing hutan berkeliaran.” Sambil berjalan mendekati Sinta. “Eh Bapak! Maaf Pak, saya... Tadi keluar sebentar. Mau membeli perlengkapan dapur yang semakin kurang,” jawabnya sambil menggaruk-garuk kepala. “Tapi kan kamu bisa pamit dulu ke Bapak. Nanti Bapak atau Heri yang bisa temani kamu ke sana.” “Tidak usah Pak. Lagi pula... Sinta juga hafal jalan-jalan di sini kok! Jadi... Jika ada anjing hutan pasti Sinta bersembunyi,” ucapnya untuk meyakinkan Pak Santo. “Terserah kamulah. Anak muda sekarang susah dikasih tahu,” ucapnya dan meninggalkan Sinta yang masih duduk untuk menghilangkan lelahnya. Sementara Heri hanya diam menatap kedatangan Sinta. Setelah melihat kepergian Pak Santo didekatinya Sinta. “Sin! Kondisi kamu dan aku sudah mulai stabil. Bagaimana kalau kita meninggalkan tempat ini. Aku tak mau terus-terusan menyusahkan Pak Santo.” “Aku juga begitu Mas. Tapi, sekali-sekali kita tengo
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 34

“Mas Heri rese!” Ketiganya seraya tertawa. Pak Santo yang melihat tingkahnya serasa berjiwa mudah kembali. “Kami pamit ya Pak De! Ingat, Pak de jaga diri baik-baik. Kami pasti selalu merindukan Pak de.” Di peluknya kedua anak muda itu kemudian diantarnya sampai ke dekat jalan. Kali ini tujuan utama Sinta setelah dari rumah pak Santo adalah pergi berkunjung ke Sel tahanan di mana Tedi berasal. “ Bagaimana kabar? Apakah masih betah di sini?” tanyanya pada Tedi yang meliriknya dengan sinis. “ Apa tujuanmu kemari?” “Saya hanya ingin menengokmu dan ingin mencari tahu kabar Ibu mertuaku yang menjadi selingkuhanmu selama ini. Salahnya di mana?” Kali ini Sinta berusaha baik karena ingin mengambil hati Tedi. “Oke langsung saja kukatakan padamu tanpa bertele-tele. Kamu mau bebas atau tidak?” lanjut Sinta. “Oh mau dong aku juga sebenarnya tidak betah di sini.”Kali ini raut wajahnya, sedikit berubah. “Baguslah kalau mau bebas. Tapi ada syaratnya?” “Apa? Katakan padaku,” tanya Tedi
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 35

Kali ini Sinta membawa pulang uang lima puluh juta tersebut dengan aman meskipun nyawa taruhannya. Bersyukur dirinya selamat dari serangan orang-orang Tedi. Keesokan harinya Sinta pergi bertemu Lani sahabatnya yang bekerja di salah satu bank tempat Arman menggadaikan SK rumahnya. “Lan, aku menuju ke situ ya! Aku akan menebus hutang Mas Arman setelah itu rumah tersebut akan menjadi milikmu seutuhnya,” ucapnya. “Oke! Aku menunggumu Sin. Eh, jangan lupa segera melengkapi persyaratannya. Biar perjalanan mulus.” Lani mengingatkan Sinta. “Oke, tenang saja. Semua sudah beres. Kamu menungguku dengan duduk manis.” Beberapa saat kemudian mobil Sinta berhenti di depan Bank tempat Lani bekerja. Dirinya segera melangkah masuk kemudian mengurus semua berkas yang dibutuhkan saat akan melunasi hutang Arman. “Terimakasih ya Lan, kamu... Sudah sangat membantuku. Kali ini tak sabar menunggu sertifikat rumah itu di tanganku.” Sambil memeluk sahabatnya itu. “Kamu yang sabar ya Sin, jika serti
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 36

Hari ini sidang cerai Sinta dengan Mas Arman. Sebagai wanita yang pernah disakiti oleh suami dan keluarganya yang hanya memanfaatkannya, dirinya menjadikan ini sebagai pelajaran agar tidak salah pilih lagi dalam mencari pendamping hidup. Setelah perceraian mereka dinyatakan sah, hatinya lega ketika semua harus berakhir seperti ini. Meski bukan perceraian yang diinginkannya. Namun, niat dan tekadnya sudah bulat untuk memberikan pelajaran pada keluarga Arman. Setelah status mereka dinyatakan sah kini keduanya segera berjabatan tangan. Sinta, yang pada saat itu ditemani oleh kedua orang tuanya dan Heri juga ada di sana. “Maaf ya Sin, selama menjadi suami kamu...aku selalu menyakitimu. Sungguh aku memang pantas mendapatkan hukuman yang setimpal,” ucapnya sambil menjabat tangan Sinta. “Aku juga minta maaf, jika selama menjadi istri Mas mempunyai salah.” Dibalasnya jabatan tangan lelaki yang baru saja sah menjadi mantan suaminya itu. Hari itu Sinta menggunakan baju berwarna pink sen
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 37

Hari-hari telah berlalu. Kesendirian Sinta mulai terasa sepi. Sosok Arman mantan suaminya selalu saja terngiang di ingatannya. “ Oh, Tuhan! Singkirkan perasaan bodohku ini pada mantan suami yang pernah menyakitiku,” gumamnya dalam hati.kali ini dirinya masih kurang fokus mengerjakan tugas administrasi kepala sekolah. karena di ingatannya sosok Arman selalu menghantui.Beberapa saat kemudian terdengar suara kurir yang mengantarkan paket di depan rumahnya.“Paket...Paket!” “Mbak Nov,! Mbak Nov! Di depan ada kurir Mbak. Siapa tahu yang diantar itu paket Mbak Nov,” ucapnya sambil menikmati makanan ringan yang ada di tangannya.Kemudian dicobanya lagi memanggil nama Mbak Novita.“Mbak Nov, paketnya datang! Namun, tak ada balasan dari Mbak Novita. Akhirnya Sinta memutuskan untuk keluar menghampiri kurir tersebut.“ I-iya sebentar,” balasnya dari dalam sambil menuju keluar.“ Paket dari siapa Pak? Perasaan saya tak punya Paket.” Kurir yang datang membawa paket menggunakan masker dan to
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 38

Malam harinya Heri sudah bersiap menjemput Sinta untuk pergi ke tempat yang sudah mereka sepakati. Dress berwarna pink senada dengan warna jilbab yang dikenakannya membuat penampilan Sinta kali ini semakin cantik mempesona.“Yuk, Sin!” Dipersilahkannya Sinta masuk ke dalam mobilnya. Kali ini Sinta duduk di depan samping Heri mengemudi.Kali ini mobil yang mereka naiki segera melaju ke Cafe. Beberapa saat kemudian mereka telah sampai.Sebuah meja yang dihiasi dengan lilin dan musik yang menambah keindahan suasana Cafe malam itu. Sengaja Heri menyiapkan ini semua, karena dia ingin mengutarakan isi hatinya ke Sinta yang selama ini dipendamnya.“Mau...makan apa Sin?” Diperlihatkan menu yang tersedia.“Aku...mau makan yang seperti Mas Heri pesan,” jawabnya dengan senyum.“Sin, aku...aku mau bilang sesuatu sama kamu!” Dipegangnya hari Sinta yang terasa dingin itu.“Mau bilang apa Mas? Tumben Mas serius seperti ini. Biasanya...Mas Heri kebakaran bercanda.” Sambil sesekali melihat pemandang
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 39

Sesampainya di rumah Sinta segera turun dari mobil tanpa menunggu Heri membukakan pintu.“Mas, aku turun. Maaf karena ulah Mas Arman makan malam kita kali ini jadi kacau.” Kemudian dia melangkah masuk ke rumahnya.“Sinta! Tunggu dulu,” ucapnya sambil menahan lengannya.“ Kenapa Mas?” Rianti berbalik.“Aku...aku...” Namun tak dilanjutkannya lagi.“Kenapa dengan Mas?” tanya Rianti penasaran.“Tidak jadi. Aku takut nanti kamu tersinggung,” balas Heri.“ Ya sudah. Rianti masuk dulu ya Mas.” Dirinya berbalik kemudian segera meninggalkan Dibaringkan tubuhnya di tempat pembaringan kemudian tidur terlelap.Keesokan harinya setelah pulang dari sekolah Sinta segera menuju ke sel tahanan menuju mantan Ibu mertuanya. Meskipun status mereka kini hanya mantan tapi, dirinya masih saja menganggap Ibunya sebagai mertuanya.“Maaf pak polisi kedatangan saya kemari ingin menengok Ibu Mertua saya. Apakah bisa?” tanya Sinta pada salah satu polisi yang kebetulan berjaga.“Atas nama Bu siapa mertua Anda.” po
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

BAB 40

Kini Sinta sudah tersadar kembali setelah beberapa lama dirinya sempat tak sadarkan diri akibat ulah Gayatri. Dilihatnya sekeliling tampak ruangan tertutup yang pengap udara dan sedikit gelap layaknya di dalam sebuah gudang yang sudah lama tidak terpakai .Baru saja mau menggerakkan kakinya namun terasa kaku karena lilitan tali yang mengikatnya.“ Ah! Sialan, berani macam-macam ke aku rupanya,” gumamnya dalam hati.Mulutnya yang ditutup dengan sebuah kain hitam Begitu juga dengan kaki dan tangannya membuat dirinya kesulitan dalam bergerak.“Siapa yang berani macam-macam denganku? Apakah itu memang Gayatri? Kalau memang dia kenapa dia masih hidup?” lanjutnya.Dirinya yang kini masih bertanya dalam hati seakan-akan ini suatu hal yang menjadi teka-teki bagi dirinya yang harus dipecahkan.“Oh Tuhan! Tolong aku. Semoga semuanya akan baik-baik saja,” lanjutnya memohon.Terdengar suara langkah kaki diluar membuat denyut jantungnya semakin kencang. Kini di pura-pura tidur kembali agar bisa
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status