All Chapters of Ternyata Suamiku Miliarder: Chapter 781 - Chapter 790

915 Chapters

Bab 781

Kalau sampai dia ketahuan menguping, suasananya pasti akan canggung. Secara refleks, Celine langsung berbalik dan pergi ke belokan untuk bersembunyi di balik dinding.Dia mendengar suara langkah kaki yang menjauh.Setelah sengaja menunggu sebentar, Celine baru berjalan keluar dari belokan.Dia mengira mereka sudah pergi, tapi ternyata begitu dia keluar, dia melihat Sheryn yang berdiri di samping pintu tangga darurat.Celine tertegun sejenak, dan di saat ini, Sheryn menoleh dan mereka pun bertatapan.Suasana di sekitar sangat aneh.Untungnya Celine segera bereaksi, dia tersenyum dan berusaha untuk menyapa Sheryn senatural mungkin. "Sheryn, kamu juga di sini?"Setiap kali dia dan Nicholas gantian, Sheryn selalu menemani Nicholas.Dia seperti seorang istri yang bijaksana, selalu menjaga Nicholas di sisinya.Sheryn yang sadar kembali refleks mengelap air mata di wajahnya.Sambil mengelap, sambil tersenyum senang."Kak Celly, maaf membuatmu melihatku menangis. Sebelumnya aku dengar orang bi
Read more

Bab 782

Sheryn bisa kuliah di Universitas Binara dengan bantuan finansial dari Celine.Di Binara, dia bekerja paruh waktu di restoran mewah, sudah sering sekali melihat orang kaya. Dia tahu hanya karena kesalahan kecil, dia mungkin akan dimarahi habis-habisan.Dia sudah terbiasa bersikap hati-hati.Saat ini, suara klakson mobil itu seakan-akan memancing refleksnya."Maaf ...." Sheryn menunduk dan terus meminta maaf.Dia tidak sanggup menyinggung orang kaya di Binara, apalagi di Mastika.Jendela mobil mewah itu turun secara perlahan, Fera melihat Sheryn dan seketika tertegun, dia seakan-akan melihat dirinya yang dulu.Namun, dalam sekejap, Fera sadar kembali.Dia melirik Sheryn sekilas lalu seketika tersenyum dan turun dari mobil menghampiri Sheryn."Nona, kamu nggak terkejut, 'kan?" Fera tersenyum penuh perhatian.Suaranya terdengar sangat baik hati, membuat Sheryn tertegun sejenak.Dia perlahan-lahan mendongak. Waktu melihat nyonya kaya di depannya, dia terlihat terpesona. Dia tidak bergerak
Read more

Bab 783

"Berteman mana mungkin lihat pantas atau nggak? Aku merasa sangat cocok denganmu, aku suka sekali denganmu." Fera menepuk-nepuk tangan Fera.Perlahan-lahan, Sheryn jadi lebih rileks.Dia melihat Fera dan bertanya, "Kamu perlu bantuan apa?""Sangat simpel, aku dengar Celine bisa desain perhiasan, aku mau minta dia desain satu set perhiasan untukku. Malam ini aku kebetulan ada waktu, apa kamu bisa tolong bawa dia ke alamat ini?"Fera menyerahkan sebuah kertas ke Sheryn."Gunung Salma nomor 1?"Sheryn tidak tahu tempat apa ini.Tanpa menunggu Sheryn mengatakan sesuatu, Fera menepuk tangannya dengan lembut. "Aku yakin kamu bisa. Malam ini jam tujuh, aku tunggu di sana."Sampai ketika Sheryn sudah turun, dia masih tetap bengong.Mobil mewah tadi sudah tidak terlihat, tapi kertas yang ada di genggamannya mengingatkannya kalau kejadian tadi benar terjadi."Gunung Salma nomor 1 .... Celine ...."Sheryn melihat alamat yang tertulis di kertas.Selain alamat, tertulis sebuah nomor telepon.Dia ti
Read more

Bab 784

Sheryn?Sheryn kenapa bisa menelepon dia?Setidaknya di ingatan Celine, mereka sudah sangat jarang berhubungan lewat telepon.Terutama saat bertemu di Mastika, Celine merasa Sheryn seakan-akan berubah jadi orang yang berbeda.Setelah terkejut sesaat, mendengar Sheryn sedang menangis, Celine segera menenangkannya. "Sheryn? Apa yang terjadi? Kamu jangan takut, jelaskan pelan-pelan."Perhatian Celine tulus dan bertenaga.Kalau saat ini Sheryn benar-benar sedang dalam bahaya, pasti bisa merasa tenang.Sheryn tertegun sejenak, tapi hanya dalam sekejap, dia membuang suatu emosi dan kembali menangis dengan panik."Kak Celly, maaf, aku membohongimu. Tadi pagi di rumah sakit, aku bukan menangis karena bahagia.""Acara pernikahan kami harusnya di lusa, aku meminta Nicholas pulang ke Binara bersama untuk menikah, tapi dia menolak. Dia bilang mau mengundur acara pernikahannya ...."Celine tidak menyangka Sheryn akan mengungkit hal ini.Sementara saat ini suara Sheryn masih terdengar di telepon."A
Read more

Bab 785

Kalaupun Celine mau mencari bukti, dia hanya akan mendapat notifikasi kalau ponsel Nicholas mati.Sheryn mengelus perutnya sambil tersenyum sinis."Kak Celly, maaf ya."Meski dia meminta maaf, di matanya sama sekali tidak ada tanda-tanda merasa bersalah.Setelah beberapa saat, dia teringat dengan nyonya itu dan segera menelepon nomor yang tertulis di kertas.Panggilan hanya berdering dua kali sebelum diangkat."Halo?" Terdengar suara dari seberang telepon.Sheryn berkata dengan penuh hati-hati, "Ini aku, Nyonya.""Oh, Nona Sheryn. Sudah selesai?" Suara Fera terdengar seperti sedang tersenyum, tapi matanya penuh dengan kedinginan."Nyonya, aku hanya bisa menyuruh Celine melewati tempat yang kamu bilang. Aku ... aku hanya bisa membantu sampai sini."Sheryn sudah memikirkan berbagai macam cara, tapi hanya satu ini yang kemungkinan dia ketahuan paling kecil.Dia tahu, dari penampilan nyonya itu, dia punya cara untuk membuat Celine pergi ke sana!Seperti yang dia duga, Fera segera berkata s
Read more

Bab 786

"Nenek, waktu aku syuting, aku pernah bertemu dengan seorang senior yang sudah veteran. Dia sangat suka bunga peony, juga sangat ahli dalam menanam bunga peony.""Peony kuning ini dia tanam dengan sangat susah payah, aku bujuk sekian lama dia baru rela memberikannya ke aku.""Terus bunga magnolia ini juga koleksi seorang ahli botani, dia sangat menyukainya.""Terus yang ini ...."Bella menjelaskan setiap bunga seakan-akan sedang memberi harta berharga ke Yuni.Setelah hari itu dia dan Andreas "tidur bersama" di hotel, sikap Yuni sangat dingin. Dia terus mencari kesempatan untuk memperbaiki kesan Yuni terhadapnya.Oleh karena itu, dia sudah mencari tahu hobi Yuni.Namun, sebelumnya dia tidak punya kesempatan, sekarang akhirnya dia mendapat undangan dari Yuni ke jamuan keluarga.Kebetulan, dia pun membawa bunga-bunga terkenal yang sebelumnya sudah dia dapatkan untuk menyanjung Yuni.Melihat Yuni yang mengamati tanaman-tanaman ini, Bella tahu kalau kali ini dia sudah berhasil.Seperti yan
Read more

Bab 787

Sedangkan Inez ... sudah mulai tidak tahan lagi!Dia mau menggunakan segala cara untuk mengeluarkan Timothy dari kantor polisi.Oleh karena itu, malam ini dia memutuskan untuk datang."Kata Nenek, Tuan Andreas mau membawa tamu ke sini. Apa maksudnya?"Waktu masih di taman bunga Bella sudah sangat penasaran.Dia dari tadi menebak-nebak. Sekarang sudah pindah ke ruang tamu, di sana ada Inez, juga ada Fera, jadi Bella akhirnya bertanya."Andreas mau membawa tamu?"Fera terlihat terkejut, seakan-akan tidak tahu sama sekali tentang ini.Bella melirik Fera sekilas, sikapnya terhadap Fera terlihat dingin.Meski Fera adalah istrinya Omar, dengar-dengar Andreas tidak suka dengan ibu tiri muda ini. Dia adalah calon istrinya Andreas, dia tentu saja juga tidak suka dengan Fera.Bella sengaja geser ke samping Inez dan berkata, "Tante, apa kamu tahu siapa yang mau dibawa Tuan Andreas?"Inez mana mungkin tahu?Suasana hati Inez sedang buruk, nada suaranya juga jadi terdengar ketus. "Nggak tahu."Reak
Read more

Bab 788

"Aku memberi beberapa tanaman ke Nyonya Tua, semua itu tanaman-tanaman terkenal, aku sampai menghabiskan banyak uang. Untungnya Nyonya Tua suka, kesannya terhadapku juga sudah jauh lebih baik!"Namun, baru saja dia selesai bicara, di dapur sebelah terdengar suara orang mengobrol."Tadi Nona Bella tanya aku, siapa tamu yang mau dibawa Tuan Andreas hari ini.""Kamu jawab?""Aku mana berani? Di sini kediaman Keluarga Jayadi! Apalagi Nyonya Tua sudah berpesan, terus ini menyangkut Tuan Andreas. Kalaupun punya sepuluh nyali, aku juga nggak berani memberi tahu orang luar masalah tuan rumah!"Orang luar?Bella merasa seakan-akan ditampar mendengar kata-kata ini.Beda kalau tadi Inez yang mengatainya, sekarang mendengar orang lain mendiskusikannya di belakang, gengsinya membuatnya ingin langsung pergi memberi orang-orang itu pelajaran.Bella mengepalkan tangannya, tapi baru saja melangkah, Inez sudah menariknya kembali.Bella terdiam.Dia langsung berbalik, tapi sebelum sempat mengatakan sesua
Read more

Bab 789

Di saat yang sama, di persimpangan jalan di luar kediaman.Di pinggir jalan berhenti sebuah mobil. Di dalamnya, Carla sedang duduk di kursi pengemudi matanya terlihat tidak fokus, hatinya sedang mengalami dilema yang sangat dalam.Dia melihat kegelapan yang menyelimuti jalanan sambil menggigit bibirnya. Akhirnya dia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang."Tante Fera ...."Suara Carla bergetar.Di seberang telepon adalah Fera yang tadinya duduk di ruang tamu. Setelah Bella dan Inez pergi, dia juga naik ke lantai dua.Saat ini, di kamar dia berada, dia bisa melihat ke jalanan di luar kediaman.Mendengar suara Carla, Fera tersenyum tipis. "Kenapa? Kamu tegang?"Tegang!Carla memang merasa tegang.Karena hal yang akan terjadi nanti juga berbahaya untuknya.Kalau tidak dikendalikan dengan baik ...."Tante Fera, aku takut, bisa ... pakai cara yang lain?" mata Carla berkelebat.Namun, baru saja dia bertanya, orang di seberang telepon sudah bertanya lebih banyak."Kamu mau membuatnya dat
Read more

Bab 790

Di lantai dua, Fera tersenyum puas."Apa yang terjadi?" tanya Omar yang baru saja keluar dari ruangan melukis.Begitu tahu Omar ada di belakang, Fera langsung menyimpan kembali senyumannya lalu berbalik menghadap Omar dengan ekspresi khawatir. "Coba kita pergi lihat."Pergi lihat sekalian bawa orangnya masuk!Mereka berdua pun turun.Sementara di bawah, Inez dan Bella yang baru saja masuk juga terkejut setengah mati karena suara keras itu."Sepertinya ... ada yang tabrakan ...."Bella berbalik melihat ke arah asal suara.Baru saja dia bicara, dia melihat Fera dan Omar berjalan keluar dengan terburu-buru.Dia bertatapan dengan Inez lalu ikut berlari keluar.Di dalam ruang baca Yuni.Waktu suara keras itu terdengar, Andreas merasa hatinya sakit, lalu dia juga jadi susah bernapas.Ada apa dengannya?Andreas mengelus dadanya, kelopak matanya terus berkedut.Hanya Yuni yang sedang memegang perjanjian kerja sama Grup Jayadi dan Grup Tjangnaka yang sama sekali tidak terpengaruh oleh suara itu
Read more
PREV
1
...
7778798081
...
92
DMCA.com Protection Status