"Ren!" panggil lelaki jangkung itu sembari melambaikan tangannya ke arahku. Bara. Iya, dia Bara. Playboy kelas kakap yang dulu cukup terkenal seantero kantor. Kapan dia balik ke sini? Setahuku, dia pamit ke luar beberapa bulan setelah menikah dengan Mas Arga. Tak kusangka akhirnya dia kembali ke tanah air. Bara. Lelaki itu masih sama seperti dulu. Kocak dan murah senyum. Bahkan setelah sekian lama tak bersua, dia tak merasa canggung saat bertemu denganku. Eh, tunggu dulu. Perusahaan ini miliknya? Wow, ternyata dia semakin sukses mengembangkan bisnisnya. Lebih tepatnya, mungkin meneruskan bisnis kedua orang tuanya hingga dia bisa membangun perusahaan sendiri. Ah, sepertinya begitu. Sok tahunya aku. "Gimana kabarnya, Ren? Sehat? Makin cantik Lo," ucapnya sembari menyodorkan telapak tangannya ke arahku. Sementara aku hanya menangkupkan kedua tangan ke dada sembari tersenyum tipis. "Oh iya lupa. Nggak boleh jabat tangan ya, Ren. Hahahah, sorry. Kebiasaan cipika-cipiki jadi lupa. Ngga
Baca selengkapnya