"Sayang, kamu hamil?" Mas Arga mengulangi pertanyaannya sembari melangkah tergesa ke arahku. "Kenapa bisa berpikir begitu, Mas?" Aku berusaha tetap tenang. Ada hal yang harus aku tanyakan lebih dulu padanya sebelum mengatakan yang sejujurnya tentang kehamilanku. "Loh, maksudmu gimana, Sayang? Jelas ini garis dua berarti kamu hamil 'kan?" ulangnya lagi lalu buru-buru duduk di tempatnya semula. "Kalau sudah lama kadang tespeknya sudah nggak akurat, Mas. Garis satu saja kadang bisa berubah jadi garis dua. Mungkin sudah kadaluarsa gitulah kalau kelamaan," balasku lagi. Mas Arga mengerutkan kedua alisnya seolah tak percaya.Dia kembali membolak-balikkan benda pipih di tangan lalu menyodorkannya ke atas meja. "Jadinya kamu hamil nggak, Rena?" Mas Arga masih bertanya dengan lembut. "Kalau nggak hamil, kamu gimana, Mas?" Aku bertanya tanpa menoleh ke arahnya. "Maksudnya gimana?" Aku menghela napas. "Kalau Allah belum mempercayakan malaikat kecilnya untuk kita ya nggak apa-apa, Sayang.
Read more