“Kamu ingin membawaku ke mana?!” tanya wanita itu padanya membuat Elvan makin kesal saja. tetapi Elvan tidak terlalu peduli dengan hal itu, dia lalu menariknya ke dalam lift dan menekan tombol lantai tertinggi. Wanita itu langsung memeluk tubuhnya sendiri, melihat ke arahnya dengan tatapan ngeri. Lagi-lagi hal ini membuat Elvan cukup kesal, apa asistennya tadi tidak memberitahu dengan jelas tugas wanita ini? Elvan bertanya-tanya. “A-asal kamu ingat, aku tidak menjual tubuhku!” ulangnya dengan nada tinggi. Elvan yang benar-benar nyaris hilang kesabaran ini melihat wanita itu dari atas sampai bawah tanpa minat, lalu berkata dengan nada kesal. “Sudah kukatakan, aku tidak tertarik dengan tubuhmu!” “Kalau begitu, untuk apa membawaku ke penthouse hotel!?” Dia menunjuk ke arah tombol lantai yang dipencet Elvan. “Sudah kuduga matamu bermasalah,” ucap Elvan dengan sedikit ketus. “Apa?!” Namun, Elvan berusaha santai. Dia mengarahkan dagunya ke arah atas, pada papan petunjuk tiap-tiap
Read more