Semua Bab Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik: Bab 361 - Bab 370

412 Bab

Bab 361. Elvan dan Masalahnya

Di tempat lain, Elvan masih berkutat dengan pekerjaannya, ditemani oleh Miko. Dirinya masih sibuk di depan komputer. Terlihat jelas wajahnya nampak lelah sekali, lingkaran hitam di matanya makin mempertegas kalau dirinya saat ini kurang istirahat.“Gimana, Mik?” tanya Elvan pada Miko yang duduk berseberangan dengannya.“Gak ada kata lain selain di ikhlaskan.” Miko berkata dengan suara lemah.Rahang Elvan mulai mengetat, tangannya mengepal erat. Dia tidak habis pikir kalau ternyata pekerjaannya saat ini sedang disabotase oleh kompetitor. “Bro, sabar saja, kita ikuti dulu alur permainan mereka.” Miko berkata dengan menepuk pundak Elvan secara perlahan.Elvan tidak menjawab, kepalanya berdenyut hebat karena saat ini dia kehilangan kontrol atas apa yang dia lakukan. Selama ini dirinya tidak pernah melewatkan sedikit pun celah untuk orang lain masuk, mungkin belakangan ini dia sedikit lalai sehingga bisa menyebabkan projek yang dia kerjakan dengan sangat percaya diri ini hilang dalam sekej
Baca selengkapnya

Bab 362. Pertemuan Kakak Diva dengan Elvan

Prisya sudah berhasil membawa Clarissa dan dua keponakannya ke apartemen milik Elvan, Clarissa awalnya sangat terkejut dengan beberapa penjelasan yang diberikan oleh Prisya. “Jadi, sebenarnya kalian semua sudah tahu?” Clarissa tidak bisa berkata apa-apa lagi saat mengetahui semuanya diceritakan oleh Prisya secara rinci dengan permasalahan satu-satu yang muncul. “Begitulah, kira-kira, Kak.” Prisya berkata pada kakaknya tanpa keraguan. “Dan semua ini berkat bantuan Elvan?” tanyanya lagi. Prisya mengangguk. “Ah, aku juga mau bilang, sebentar lagi ayah dan ibu datang ke sini.” Saat mendengar hal itu, tak kuasa Clarissa menahan tangisnya. Prisya mendekatkan dirinya pada Clarissa dan memeluk wanita itu, dia tahu kakaknya selama ini sudah menahan semuanya dan itu pasti sangat menyakitkan. “Kak, semuanya akan baik-baik saja sekarang. Kakak bisa fokus untuk mengurus kedua anak kakak saja. Untuk masalah hak asuh, dengan berbagai bukti yang kuat, kita akan berusaha sebaik mungkin akan memb
Baca selengkapnya

Bab 363. Meminta Bantuan Kakak Ipar

Melihat Elvan yang saat ini berdiri di hadapannya, jelas Clarissa terkejut. Elvan adalah pria itu, seseorang yang membuatnya dipukul habis-habisan sampai dia tidak sadarkan diri oleh Dion setelah suaminya mendapatkan ucapan tajam dan pedas dari Elvan di acara itu."Namamu Elvan ... bukan Elso?" tanya Clarissa.Elvan hanya tersenyum sekilas.“Apa … kamu yang menolongku waktu itu?” tanya Clarissa dengan suara bergetar, karena saat itu, tidak ada orang lain yang melihat di tempat parkir aksi kejam suaminya yang sedang memukulnya kecuali orang-orang yang ada di dalam mobil mewah dan tidak disadari oleh Dion.Rasa sakit yang diakibatkan oleh pukulan Dion padanya membuat matanya kabur dan pandangannya berkabut, dengan kejam Dion meninggalkannya sendiri di sana. Clarissa berusaha untuk meminta pertolongan, sampai akhirnya beberapa orang dari dalam mobil itu keluar.Samar-samar Clarissa mengingat orang yang bernama Elso yang diajak suaminya bicara sebelumnya ada di sana. Pria itu tidak keluar
Baca selengkapnya

Bab 364. Apa Kamu Tidak Keberatan?

Setelah Diva mengatakan akan menikah awal bulan depan, hal itu jelas memberikan kebahagiaan untuk Anita. Bahkan sesaat setelah mengatakan hal itu, Anita langsung menghubungi jasa pihak penyelenggara pernikahan, yang sempat bertemu dengan Anita dan juga Cantika tadi. Melihat reaksi seperti itu, Diva benar-benar takjub. “Ma, apa ini tidak berlebihan?” tanya Diva setelah Anita selesai membuat janji hari ini pada mereka. “Elvan sebelumnya sudah menghubunginya, tanya saja pada Cantika, betul kan?” Anita berkata pada menantunya itu. Wanita itu dengan anggun menganggukkan kepalanya. “Ma, tapi hari ini Kak Diva masih harus bersamaku dulu, ada yang mesti kami lakukan.” Alisha berkata pada Anita dengan sedikit berat hati kalau seandainya Diva dibawa oleh mamanya pergi untuk menemui orang yang dihubunginya. “Melakukan apa?” Anita bertanya dengan penasaran. Alisha menghela napas dalam dan melihat ke arah mamanya dengan tatapan malas untuk menjelaskan. “Lagian kalau masalah ulang tahun perus
Baca selengkapnya

Bab 365. Pernyataan Tegas Elvan

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Diva, beberapa kali Elvan mengerjapkan mata tak percaya. Dia tidak salah dengar, telinganya tidak tuli kalau Diva mengatakan tentang pernikahan mereka.“Van, apa kamu mendengarku?” tanya Diva menarik kesadaran Elvan.“Y-ya, a-aku de-dengar,” ucap Elvan dengan sedikit terbata. Ya kata-kata Elvan terdengar terbata-bata, ini kali pertama Diva mendengar Elvan bicara dengan sangat tidakpercaya diri dan terdengar gugup.“Kamu … gugup Van? Ah, ayolah Van, ini tidak sepertimu yang selalu percaya diri.” Terdengar tawa Diva dari sambungan telepon ini.“Kenapa, Van? Apa gugup karena diajak nikah oleh wanita?” goda Diva. Ya, kali ini Diva menggodanya.“Kamu … jangan katakan kamu main-main, dengar Diva, ini bukan main-main, sekali kamu mengatakannya aku tidak akan melepaskanmu!” Elvan memberikan peringatan pada Diva yang saat ini seolah menertawakan kegugupannya.Siapapun yang mendengar jelas sangat terkejut saat Diva mengatakannya, apalagi sekarang Elvan tid
Baca selengkapnya

Bab 366. Diva Tahu?

“Kak Diva, beneran mau melakukan hal itu?” tanya Alisha sesaat setelah mematikan sambungan teleponnya dengan Elvan. Diva hanya tersenyum, kepalanya penuh dengan skenario yang mungkin bisa membantu banyak masalah Elvan. Setidaknya dia tidak bisa terus-terusan hanya berdiam diri tidak melakukan apapun. Karena setelah mendengar banyak cerita dari mulut Alisha, bukankah sudah waktunya dia juga turut bergerak. Semuanya akan jauh lebih mudah kalau dia bisa bersama Elvan. Kalau mereka tidak memiliki status resmi, maka ini akan menjadi gosip panas yang pasti akan menjatuhkan Elvan. Diva berpikir mungkin ini juga salah satu penyebab Elvan selalu berkata ingin menikahinya secepat mungkin. Namun, terlepas dari itu semua, perasaan Diva untuk Elvan itu murni dan tulus, dan Diva juga bisa merasakan hal yang sama untuknya. Tidak ada yang salah, walaupun pertemuan ini terjadi begitu singkat, tapi dia hanya tidak mau mengulur kesempatan dan juga tidak mau kalimat “Menjaga jodoh orang lain” terse
Baca selengkapnya

Bab 367. Pesan dari Orang Tidak Dikenal

Setelah bertemu dengan Reni, Diva menghubungi ayahnya.Lukman menjemput Diva yang katanya dia juga ingin bertemu dengan Clarissa segera.“Kak Clarissa, aku benar-benar merindukanmu!” Diva berkata pada Clarissa sambil memeluk tubuh wanita itu, ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya saat waktu yang lama.“Kakak juga merindukanmu, sayang.” Clarissa tak bisa menahan rasa harunya.Mereka bercerita banyak hal, tetapi tidak sedikitpun Diva menyinggung masalah rumah tangga kakaknya, sampai akhirnya Clarissa ingin berbicara berdua dengan Diva.Mereka hanya berdua di kamar ini, Diva melihat ke arah Clarissa dengan tatapan tajamnya.“Diva, kakak ingin mengatakan padamu rasa terima kasih yang sangat besar atas bantuanmu dan juga calon suamimu itu.” Clarissa berkata dengan senyum lebar lalu menyentuh wajah adiknya dengan lembut.Diva hanya diam.“Kakak dengar kamu lebih dulu akan mencatatkan pernikahanmu, kakak bahagia sekali, dia pria yang baik dan sangat hebat. Diva kamu benar-benar beruntun
Baca selengkapnya

Bab 368. Rencana Diva

Diva tidak mengenali suara penelponnya, suara itu terdengar berat dan juga serak, tapi Diva berusaha untuk berpikir dengan tenang, dan akhirnya dia menemukan kesimpulannya sendiri. “Kenapa aku harus patuh denganmu?” “Kamu mencintai Elvan, kan? Kalau kamu benar-benar mencintainya, maka tinggalkan dia dan kembalilah ke tempat asalmu. Kamu sangat tidak pantas bersamanya.” “Menurutmu aku tidak pantas, lalu apa kamu pantas? Seorang pengecut yang bersembunyi di balik filter suara untuk mengancam orang lain?” Diva berkata dengan sangat yakin. “Mau kamu sebarkan, silakan saja, aku tidak peduli dengan ancaman dari pengecut sepertimu. Mau menjatuhkannya? Maka aku yang akan membantunya bangkit, apa kamu pikir aku selemah itu? Siapapun kamu saat ini, itu sangat tidak penting,” ujar Diva dengan sangat tenang. Ya, dia benar-benar mempelajari cara ini dari Elvan agar terlihat tetap tenang! Walau hati berkecamuk hebat, dia harus tetap bicara dengan nada datar seolah itu tidak ada efeknya sama s
Baca selengkapnya

Bab 369. Pesan Ayah Pada Diva

Diva sudah bersiap sejak pagi, jantungnya berdebar-debar kencang setiap detiknya, apalagi membayangkan kalau sebentar lagi identitas di kartu pengenalnya akan berubah dari yang Belum Menikah, menjadi Menikah. Dari yang sebelumnya hanya seorang wanita biasa menjadi wanita yang harus kuat mendampingi pria yang luar biasa.“Gimana, Div rasanya? Sebentar lagi udah mau jadi istri orang loh,” goda Clarissa pada Diva yang saat ini masih bermake up di depan meja rias.Diva tidak terlalu menanggapinya, perasaannya campur aduk sekarang, entah bagaimana dia bisa menggambarkan semuanya. rasanya bahkan seperti mimpi, tidak terbayangkan sebelumnya. Ingatannya mulai memutar beberapa kenangan ke belakang yang memang tidak lama tapi setiap detik terasa sangat berharga.“Duh, kakakku yang pasti akan jadi cantik banget hari ini.” Prisya muncul dari luar kamar menongolkan kepalanya dari balik pintu.Diva juga tidak menanggapi saudarinya yang satu ini, padahal biasanya Prisya dan Diva ini paling sering ber
Baca selengkapnya

Bab 370. Hadiah Kejutan

Diva langsung turun begitu Andi mengatakan kalau dia sudah di bawah, Indah menemani Diva turun ke bawah lebih dulu, kali ini ibunya memegang tangan anaknya dengan lembut dan tersenyum lebar, jantung Diva makin berpacu dengan cepat karena kejadian ini benar-benar masih terasa seperti mimpi baginya.“Ibu … apa ibu mau menemani Diva?” tanya Diva pada Indah dengan perasaan yang mulai gugup.“Tentu saja ibu yang akan menemanimu, makanya Danish sudah ibu titipkan dengan Prisya, nanti ayah dan yang lainnya bersama dengan Bimo di mobil lain,” ucap Indah dengan sangat enteng membuat Diva mengerutkan wajahnya.“Kok bisa …?” tanya Diva heran.“Ya bisa saja, kemarin sudah kita bicarakan pada Elvan semuanya tentang hal ini, dia sudah setuju,” jawab Indah lagi.Belum sempat Diva bertanya banyak hal, Ibunya langsung menariknya masuk ke dalam mobil itu dengan cepat.“Cepat masuk, kita harus segera tiba di sana,” ucap Indah pada Diva, sebelum masuk ke dalam mobil Diva juga sudah melihat sebuah mobil va
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3536373839
...
42
DMCA.com Protection Status