Home / Romansa / Istri Jaminan sang Konglomerat / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Jaminan sang Konglomerat: Chapter 61 - Chapter 70

117 Chapters

Bab 61 Rusaknya Nama Baik Leo

Di sudut kota, di rumah mewah nan megah seorang ibu sedang melampiaskan kekecewaan dan kekesalan pada anak yang dia bangga-banggakan.Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di pipi pria berusia hampir kepala tiga itu, tanpa dia tahu duduk perkara yang membuat sang ibu begitu murka padanya.“Apa-apaan ini, Bu? Apa yang terjadi? Kenapa menamparku?” tanya Leo yang belum mengerti arah kemarahan sang ibu, tapi dia mulai bisa mengira-ngira kenapa ibunya bisa begitu marah.‘Apa karena penculikan Alexandra?’ Leo menerka dalam hati.“Apa? Kamu masih bertanya?”“Ibu, sudah. Kita bicarakan baik-baik pada Leo, jaga emosimu,” Oscar–suami Lynda mencoba menenangkan sang istri.Dengan diselimuti amarah Lynda meminta suaminya untuk tidak ikut campur urusan itu.Bagi wanita itu saat ini adalah waktu yang sangat genting untuk mempertahankan nama baik, tapi Leo justru membuat ulah.Lynda sedang memperjuangkan Leo agar menjadi ahli waris utama keluarga Hoover, tapi anak tak tahu diri itu justru membuat masalah
Read more

Bab 62 Pelukan di Pagi Hari

Di kediaman utama keluarga Hoover seluruh anggota utama keluarga berkumpul tanpa terkecuali Christian Hoover.Pemeran utama yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Keluarga Lynda tidak menyangka jika seluruh keluarga akan berkumpul di sana kecuali anak-anak di bawah umur.Semua mata tertuju pada Leo yang berjalan beriringan dengan Lynda. Beberapa dari mereka saling berbisik menggunjing keluarga itu.Semua pandangan baik tentang kesempurnaan keluarga itu akhirnya runtuh dalam sekejap saja.Leo mengedarkan pandangan, dia hanya melihat Christian di sana tanpa Alexandra.“Kalian tahu kenapa aku menyuruh kalian datang ke sini malam-malam seperti ini?”Pertanyaan James Hoover membuat pandangan Leo kembali fokus pada kakek tua yang duduk di kursi singgasananya.Lynda tampak cemas dan tak bisa berkata-kata, di sampingnya sang suami menggenggam erat tangannya memberi kekuatan dan keberanian.“I-iya, Ayah,” jawab Lynda.“Akan aku coret nama anakmu dari daftar ahli waris keluarga ini!” kata J
Read more

Bab 63 Kemesraan di Pagi Hari

Jantung keduanya seperti tabuhan genderang yang memenuhi seluruh ruangan dengan cahaya yang temaram itu.“Iya, Mas Tian Sayang, aku sangat-sangat merindukanmu. Kenapa kamu tak pulang-pulang?” balas Alexandra.“Maafkan aku, Sayang. Banyak urusan yang harus aku kerjakan. Aku sampai tak sempat mengecek keadaanmu. Apa kamu baik-baik saja?” “Huummm. Aku baik-baik saja, Sayang.”“Apa yang kamu rasakan saat ini?” tanya Christian.“Aku hanya merasakan rindu padamu.”“Sejak kapan kamu pintar membual?” balas Christian.“Aku tidak membual, ini jujur dari dalam lubuk hatiku.”Christian terasa lebar, entah mengapa hati berbunga-bunga mendapat pernyataan seperti itu.‘Apa kamu sudah gila, Christian? Dia ini hanya istri jaminan yang kamu jadikan alat untuk mendapatkan warisan, sadarlah!’ monolog Christian berperang dengan batinnya.“Kamu tau, Tian Sayang?”“Tidak!” jawab Christian memotong ucapan Alexandra.Sontak saja dia mendapatkan cubitan kecil di pinggang karena Alexandra yang kesal.“Aku belum
Read more

Bab 64 Gangguan

Alexandra dan Christian mulai larut dalam buaian surga dunia tapi bel apartemen itu kembali berbunyi. Awalnya pria itu abai, tapi makin lama semakin berisik, membuat Christian berdecak kesal.“Sepertinya itu bukan David, Sayang,” ujar Alexandra dengan nafas yang tersengal-sengal setelah Christian melepaskan pagutan bibirnya.“Menyebalkan sekali, mengganggu saja!”Alexandra tersenyum lalu mengecup pipi pria itu. Wanita itu hendak mengatakan jika dia akan melihatnya, tapi Christian sudah lebih dulu beranjak.“Biar aku saja yang melihatnya, kalau perlu akan ku bunuh dia!” ucap Christian dengan kesal.Alexandra justru terkekeh melihat tingkah suaminya. Wajar saja Christian semarah itu, pasti dia susah mengendalikan hasrat yang mulai naik.Sementara suaminya membukakan pintu, Alexandra menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan menggosok gigi.Christian menuju pintu dengan kesal, dalam hatinya terus memberi sumpah serapah pada orang yang mengganggunya sejak tadi. “Cari mati!” gumam
Read more

Bab 65 Suasana Hati yang Memburuk

“Aku sudah selesai.” Christian mengelap bibirnya dengan kain yang tersedia.Christian melihat ke arah Alexandra yang hanya diam dan menatapnya penuh keraguan.“Ada yang ingin kamu katakan?” tanya Christian.Alexandra menggeleng lemah, tidak mungkin dia mengatakan jika ingin Christian berada di rumah saja untuk menemaninya. Karena pasti banyak pekerjaan yang sudah menanti, apalagi ini adalah awal minggu.“Tidak, aku hanya ingin mengatakan, semangat untuk hari, Sayang,” ujar Alexandra.“Terima kasih, Sayang. Maafkan aku, tapi aku harus segera berangkat, hubungi saja jika ada yang kamu butuhkan,” kata Christian. Kemudian mendaratkan kecupan di pipi kanan dan kiri Alexandra.“Ah, iya Sayang. Hati-hati di jalan.” Pada akhirnya Alexandra harus merelakan kepergian Christian.Alexandra kembali duduk di kursi sembari memandangi meja makan yang masih ada beberapa makanan yang tersisa dan tak tersenyum.Alexandra tersenyum kemudian mencari keberadaan Lisa.“Lisa, apa kamu sudah sarapan?”“Sudah
Read more

Bab 66 Mengembalikan Suasana Hati Alexandra

Alexandra mengambil benda pipih itu dari tasnya. Di layar datar itu muncul nama Harry–ayahnya–melakukan panggilan.“Papa.” Senyum terkembang dari bibir Alexandra.“Halo, Papa!”“Halo, Alexa. Bagaimana keadaanmu? Papa dengar kamu baru saja mengalami insiden yang tak terduga. Apa kamu baik-baik saja?”Terdengar nada bicara Harry sangat khawatir.“Aku baik-baik saja, Papa. Aku juga sudah berkuliah, Papa tak perlu khawatir.”Entah dari mana ayahnya itu tahu tentang kejadian yang dialaminya, tapi Alexandra merasa bahagia mendapat perhatian dari sang ayah.“Bagaimana keadaan Papa sendiri?”“Papa baik-baik saja, Alexa. Hanya saja–,” Harry menjeda kalimatnya.“Hanya saja apa, Pa?”“Ibumu keadaannya semakin memburuk, beberapa waktu lalu sempat drop. Tapi sekarang sudah kembali membaik.”Alexandra hampir lupa dengan kondisi Astari, dia juga sudah lama tidak mengunjungi wanita yang sudah hidup dengannya selama belasan tahun itu.“Syukurlah, semoga keadaan ibu akan segera membaik, Pa. Maafkan Ale
Read more

Bab 67 Malam Romantis

Alexandra mengernyitkan keningnya, Christian terlihat sangat serius.“Apa itu?” tanya Alexandra menjadi penasaran.“Pejamkan matamu!” titah Christian.Dengan hati berdebar Alexandra mengikuti perintah suaminya, menutup mata.“Jangan coba-coba mengintip!” titah Christian lagi.“Iya, aku tidak akan mengintip. Tapi aku sangat penasaran, kenapa aku harus memejamkan mata?”Christian diam mengambil sebuah kotak beludru dari saku celananya, membuka isi kotak tersebut dan mengambil isinya. Sambil tersenyum Christian berjalan ke belakang kursi Alexandra, merapikan rambut panjang itu lebih dulu dan menyibakkan ke samping. Kemudian memasangkan sebuah kalung polos dengan bandul berinisial A ke leher Alexandra. Christian tahu Alexandra tak menyukai sesuatu yang berlebihan dan mencolok oleh sebab itu dia memilih kalung dengan model sederhana namun elegan.Kalung itu tampak seperti kalung emas putih pada umumnya jika bukan ahli perhiasan tak akan tahu jika kalung itu harganya cukup fantastis.“Buk
Read more

Bab 68 Menginap di Rumah

Waktu begitu cepat berlalu, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Alexandra sedang bersiap-siap, di minggu tenang ini dia akan menginap di rumah keluarga Davendra selama tiga hari.Seperti yang sudah dikatakan oleh Christian, Alexandra akan ditemani oleh Anna dan Lisa.Alexandra dan Anna sedang mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke rumah sang ayah.“Senangnya, ternyata Nona masih punya seorang ayah. Aku sangat merindukan sosok ayah,” ujar Lisa saat membantu Alexandra mengemasi barang-barang.Lisa mendadak melankolis ketika mengingat sang ayah.“Apa beliau sudah meninggal, Lisa?”“Iya, Nona. Ayahku meninggal ketika aku masih kecil, beberapa tahun kemudian ibuku menyusul ayahku.” Wajah Lisa seketika murung.“Maafkan aku Lisa, Aku tak bermaksud membuatmu bersedih. Sebenarnya kita tak jauh beda, ibuku juga meninggal saat aku masih kecil. Aku hanya sedikit beruntung, karena ayahku masih hidup walau aku sempat kehilangan sosoknya selama belasan tahun,” ucap Alexandra.Alexandra mem
Read more

Bab 69 Bunga Bugenvil

“Ibu bagaimana kabarmu di sana? Ibu pasti sudah bahagia di sana, Ibu sekarang tak perlu khawatir, Alexa mempunyai pria yang melindungi Alexa. Papa juga sudah kembali melihat ke arah Alexa.”Alexandra tersenyum getir, meski berkata seperti itu dalam hatinya merasa sedih ketika mengingat kontrak pernikahan dengan Christian yang pasti akan berakhir.Alexander menggelengkan kepala, mengusir gundah yang sempat hadir.Alexandra tersenyum, mengingat sedikit kenangan bersama ibunya yang masih tersisa.Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Alexandra. Sebelum membuka pintu Alexandra meletakkan pigura foto sang ibu di tempat semula. Gegas Alexandra membuka pintu kamarnya, melihat siapa yang mengetuk pintu.“Nona, Pak Harry mengajak untuk makan siang bersama,” kata pelayan di rumah itu.“Terima kasih, aku akan segera turun.” Dari pintu yang berbeda, Anna dan Lisa keluar dari kamarnya.Alexandra makan siang bersama Harry Davendra begitu juga dengan Anna dan Lisa.Kedua wanita bawahan Christia
Read more

Bab 70 Kenangan Masa Lalu

Mungkin Alexandra tidak menyadari jika suaminya memang posesif dan protektif. Selama ini dia hanya menganggap Christian melindunginya karena kepentingan pribadinya. Sebab Alexandra adalah sasaran kelemahan Christian.Tak ingin terus berada di kamar, Alexandra turun ke lantai satu menuju dapur. Dia melihat pelayan yang sudah puluhan tahun ikut dengan keluarga Davendra sedang menyiapkan makanan untuk makan malam.“Biar aku bantu, Bi.”“Iya, Nona.” Wanita paruh baya itu tidak menolak. Keduanya dulu memang sering berkutat di dapur bersama.“Sudah lama kita tidak masak bersama ya Non.” Ujar wanita yang biasa dipanggil Bibi itu.“Iya, Bi. Aku rindu padamu. Pada masakan Bibi juga,” ujar Alexandra.“Bibi juga rindu, Non Alexa. Boleh Bibi peluk sebentar?”Kedua wanita berbeda generasi itu saling berpelukan mencurahkan rindu. Alexandra sudah menganggap bibi itu seperti ibunya sendiri. Bibi selalu ada tatkala Alexandra me
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status