All Chapters of Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca: Chapter 41 - Chapter 50

973 Chapters

Bab 41

'Apa yang sedang dikatakan Nancy?!""Aku dan Hendra bukan putus dengan damai. Dulu aku menjadi orang yang bersaksi kalau dia adalah pelakunya dan membuatnya dipenjara selama tiga tahun, apalagi ... dia hampir mati karena jantungnya ditusuk di dalam sana. Posisi istrinya Hendra bisa untuk siapa pun, kecuali aku untuk selamanya," ujar Sisca dengan tatapan menyedihkan.Nancy dengan tegas berkata, "Kalau nggak ada kejadian enam tahun lalu, mungkin sekarang kalian sudah punya banyak anak! Semua ini karena Adrian! Kenapa dia begitu kejam?! Oh ya, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau uangmu nggak cukup untuk operasi Angel? Aku adalah ibu angkatnya! Aku juga harus ikut membiayainya!""Pengeluaranmu juga besar, kalau kamu meminjamkan padaku, apa kamu masih punya uang beli tas?""Aku bakal segera terima gaji! Lagi pula, aku juga nggak setiap hari beli tas. Sekarang, operasi Angel lebih penting dari apa pun."Sisca tidak ingin mempersulit Nancy, dia pun berkata, "Hendra sudah memberiku pekerjaan
Read more

Bab 42

"Besok?"Sisca sedikit kebingungan karena besok dia mau pergi ke Real Estat SY."Ya, bisakah ... kamu mengantarku? Aku nggak punya banyak teman di Kota Aroha, kamu adalah satu-satunya teman lamaku," ujar Richard dengan nada memohon.Richard adalah orang yang berbudi terhadap Sisca dan Angel. Dalam tiga tahun ini, Richard selalu membantu kalau Angel demam.Sisca pun mengiakannya sambil bertanya, "Oke, besok aku akan mengantarmu. Kamu pesawat jam berapa?""Jam sepuluh pagi."Sepertinya Sisca terpaksa lebih siang baru bisa ke Real Estat SY.Setelah mematikan telepon, Nancy berkata dengan curiga, "Kenapa Dokter Richard tiba-tiba dipindahkan ke rumah sakit lain?""Nggak tahu, mungkin pertukaran sumber daya manusia antar rumah sakit?""Nggak mungkin. Rumah sakit mana yang bersedia mengirimkan dokter muda yang berbakat keluar? Aneh sekali .... Jangan-jangan Dokter Richard nggak sengaja menyinggung seseorang?"Kota Wagon adalah kota besar, tapi masih beda jauh kalau dibandingkan dengan Rumah S
Read more

Bab 43

Sisca berlari cepat menghampirinya sambil membawa sebuah kantongan kertas. "Dokter Richard, aku nggak telat, 'kan? Ini biskuit buatanku, kamu makan di jalan, ya. Aku nggak punya hadiah mahal untuk diberikan padamu, jadi terimalah ini."Richard mengambil kantongan berisi biskuit sambil berkata dengan senyuman lebar, "Aku sudah senang bisa melihatmu di sini. Biskuit buatanmu pasti sangat lezat, aku juga nggak tahu kapan bisa kembali ke Kota Aroha lagi. Mungkin ke depannya aku nggak punya kesempatan untuk makan biskuit buatanmu lagi."Tanpa pikir panjang, Sisca langsung berkata, "Kalau kamu ingin makan makanan buatanku, kamu langsung meneleponku saja. Aku bisa mencari waktu membuatnya lalu kukirimkan padamu."Richard sangat tersentuh, dia pun langsung memeluk Sisca."Sisca, kamu baik sekali."Sisca langsung tercengang, dia buru-buru melepaskannya sambil berkata, "Dokter Richard, aku sangat berterima kasih atas bantuanmu kepada Angel saat dia demam dalam tiga tahun ini. Aku nggak tahu apak
Read more

Bab 44

Alex langsung berkata dengan ketakutan, "Sepertinya Nona Sisca ... belum datang."Setelah mengatakannya, Alex melirik ekspresi Hendra dengan hati-hati.Hendra dengan wajah masam berkata, "Hari pertama kerja sudah telat? Siapa yang memberikannya hak itu?""Mungkin hari ini macet."Alex berusaha untuk membela Sisca.Tatapan Hendra langsung menjadi tajam. "MRT Kota Aroha bisa macet juga?"...Alex berusaha meredakan kemarahan Hendra, dia pun berkata, "Mungkin dia sudah sampai. Pak Hendra, bagaimana kalau aku ke departemen penjualan lagi?"Di saat ini, Hendra tiba-tiba menerima beberapa pesan.Ini adalah pesan dari Kimiko: "Pak Hendra, tadi aku di bandara mau ke Kota Vorum untuk sebuah pertunjukan. Aku tadi melihat Sisca, tapi kenapa dia berpelukan dengan pria lain?"Kimiko langsung mengirimkan beberapa foto.Foto itu menunjukkan Sisca yang sedang berpelukan dengan seorang pria di bandara dan terlihat seperti berpamitan.Pria itu adalah Richard.Hendra hampir saja lupa kalau Dokter Richard
Read more

Bab 45

Pak Brian mengingatkan Sisca dengan nada santai.Sisca dengan sopan berkata, "Aku nggak akan telat lagi. Ke depannya, aku pasti akan datang tepat waktu."Pak Brian meliriknya lalu bertanya dengan senyuman misterius, "Sisca, apa kamu kerabat dari Pak Alex? Aku nggak pernah melihat ada satu pun karyawan baru yang dibawa secara khusus oleh Pak Alex."Apa maksud Brian kalau Sisca punya hubungan istimewa?Sisca pura-pura bodoh berkata, "Aku memang mengenal Pak Alex, tapi kami bukan keluarga, kami hanya teman sekolah."Sisca pun membohonginya.Hubungan teman sekolah yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.Di tempat kerja, semua orang adalah bunglon yang bisa berubah warna sesuai kondisi. Kalau tidak memiliki latar belakang, maka kerabat dan atasan akan menindasmu, tapi kalau kamu memiliki latar belakang yang kuat, maka akan dibicarakan dari belakang. Jadi, memiliki sedikit latar belakang adalah hal yang paling lumrah dan cocok, orang-orang tidak akan menindasmu dan juga menjauhimu.
Read more

Bab 46

Sisca dengan tulus berkata, "Tuan, Anda boleh pertimbangkan yang 180 meter persegi. Unit satu lantai dengan 180 meter persegi, bahkan luas dalamnya sangat bagus. Unit seluas 300 meter persegi tadi sebenarnya merupakan dupleks super besar dan tinggi plafon setinggi enam meter. Akan tetapi, akses ke lantai duanya melalui tangga. Saya lihat Anda menggunakan tongkat, pasti nggak praktis untuk berjalan terus. Jadi, menurut saya unit 300 meter persegi tadi nggak cocok untuk Anda."Pria itu mulai menyukai pelayanan Sisca, dia pun berkata, "Nona, kamu sangat perhatian, kamu bahkan memikirkan semua ini untukku."Sisca hanya tersenyum sambil berkata, "Ini memang tugas saya. Tuan, Anda lihat-lihat dulu saja. Membeli rumah adalah masalah penting, jadi lebih baik dipertimbangkan dulu."Pria tua itu mempertimbangkan beberapa saat.Sisca menuangkan segelas air untuk pria tua sambil berkata, "Mohon maaf, dengan Tuan siapa?""Namaku Matthew. Namamu siapa?"Sisca merapikan papan nama di depan dadanya sa
Read more

Bab 47

Ini pertama kalinya Sisca datang ke kantor Hendra. Perasaan Sisca datang ke sini sama ketika dia pergi ke Cemara Praya.Mewah, sederhana dan megah.Sebuah sisi dinding diganti dengan kaca raksasa hingga membuat ruangan ini terlihat terang dan bersih.Hanya saja ... ekspresi Hendra terlihat tidak baik.Sisca berdiri di bawah keluarnya angin mesin pendingin sehingga membuatnya kedinginan."Pak Hendra, apakah kamu mencariku?""Kenapa hari ini kamu telat?"Hendra duduk di kursi kulit dan Sisca dalam posisi berdiri, tapi tatapan Hendra terhadapnya malah terasa merendahkannya.Hendra selalu mengira kalau Richard adalah pacar Sisca. Sebelumnya, Hendra juga sudah memberitahunya untuk memutuskan semua hubungan tidak jelas.'Kalau Hendra tahu alasan aku telat hari ini karena mengantar Richard di bandara .... Mungkin Hendra akan marah besar.'Sisca pura-pura tenang sambil berkata, "Aku terlalu senang karena mendapatkan pekerjaan, jadi kemarin malam aku nggak bisa tidur dan pagi ini telat bangun.
Read more

Bab 48

Jari tangan Sisca berhenti di kancing baju kerjanya dengan gemetar. Dia pelan-pelan membuka kancing pertama, kedua dan ketiga .... hingga menunjukkan keindahan yang samar-samar.Setelah kemeja putihnya jatuh di lantai, Sisca hanya memakai pakaian dalam sambil memeluk kedua tangannya dan menutupi bagian dadanya.Sisca seperti manusia tembus pandang yang berdiri di depan Hendra.Tidak ada harga diri sama sekali.Sisca dengan gemetar bertanya, "Mau ... lepas lagi?"Dia menatap Hendra yang sangat mulia dengan mata berair dan tak berdaya.Di saat ini, lengannya tiba-tiba sangat sakit.Hendra menariknya dengan kuat ke dalam pelukannya, kemudian mencium bibir Sisca yang merah dan mendorongnya ke dalam ruang istirahat.Langkah kaki mereka berdua yang maju dan mundur terlihat sedikit kacau.Ketika Hendra membawanya ke ruang istirahat, dia menutup pintu dan melepaskan semua pakaian Sisca.Di saat bersamaan, Hendra menggigit bibir Sisca yang lembut sambil berkata, "Sisca, jangan membohongiku lagi
Read more

Bab 49

Kristin dengan tak berdaya berkata, "Kak, kamu sama sekali nggak mementingkan urusanku! Kak Hendra, sebenarnya hari ini aku menyuruh kakakku membawaku ke sini untuk menanyakan ada posisi apa yang cocok denganku di Grup SY?""Kristin baru kembali dari luar negeri dan dia nggak berencana untuk balik lagi. Maksudku membiarkannya beradaptasi dulu di rumah, apalagi ada perbedaan waktu dan nggak perlu buru-buru mencari kerja. Tapi, dia sangat keras kepala untuk segera mencari pekerjaan. Pak Hendra, meskipun Kristin adalah adikku, tapi kalau nggak ada posisi yang cocok juga nggak masalah. Jangan berikan jalan pintas karena hubungan kita berdua."Billy tidak ingin membiarkan adiknya bekerja di Grup SY, tapi dia tidak bisa mengalahkan Kristin yang sangat keras kepala.Hendra bertanya kepada Kristin, "Kamu jurusan apa?""Aku kuliah jurusan manajemen bisnis di Universitas Samsani. Jadi, pasti ada banyak posisi pekerjaan di Grup SY yang cocok denganku, 'kan?""Benar, kamu bisa di bagian perencanaa
Read more

Bab 50

Sisca memang mudah diajak bicara, tapi itu tidak berarti kalau dia bisa ditindas."Pak Fendy, aku memang karyawan baru, tapi Tuan Matthew adalah klienku, dia juga berencana untuk menandatangani kontrak denganku. Ke depannya mungkin aku masih mau melayani klien ini. Kalau tiba-tiba ganti orang, dia juga akan merasa aneh ...."Sisca dengan tenang berdiskusi dengan Fendy.Akan tetapi, sebelum Sisca selesai mengatakannya, Fendy langsung menyela, "Sisca, kamu tahu kalau kamu adalah karyawan baru, seharusnya kamu tahu kalau klien memilih unit di Apartemen Internasional Pakumen, bukan memilih kamu. Orang yang melayani klien bisa diganti siapa pun itu, lagi pula pengalamanku lebih banyak darimu. Aku juga bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Tuan Matthew.""Pak Fendy, tapi itu hasil penjualanku. Kamu ....""Nama siapa yang ada di dalam kontrak, maka milik orang itu. Sekarang, kontrak sudah ditandatangani. Sisca, kalau kamu merasa nggak adil, kamu boleh mencari Pak Brian."Sisca tahu
Read more
PREV
1
...
34567
...
98
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status