All Chapters of Dikhianati Kekasih, Dinikahi Bos Galak: Chapter 111 - Chapter 120

141 Chapters

Bab 110 : Pesan Anonim

“Selamat untuk keberhasilan kita!” sorak Yuda sambil saling mengangkat gelas mereka. “Ya, untuk keberhasilan kita,” timpal Ziya meneguk minumannya dengan senyuman lebar. “Aku harap, Kaivan tidak akan bangun lagi dan berakhir ke neraka. Setelah menyingkirkan Kaivan, aku akan merebut posisi CEO dan mulai menghancurkan hidup Khayra,” seru Yuda penuh rencana dan sangat bahagia. Ziya tidak berkomentar dan hanya tersenyum kecil saja sambil menghabiskan minumannya. “Kamu yakin semuanya aman? Tidak ada bukti yang akan mencurigai kita, bukan?” tanya Ziya. “Kamu tenang saja, Ziya. Aku seorang pengacara, aku sudah memastikan semuanya aman. Saat aku menembakkan peluru pada Kaivan, semuanya terasa sangat cepat dan kamera cctv pun tidak akan menangkapnya,” ucap Yuda. “Baguslah kalau begitu,” jawab Ziya tersenyum merekah. “Ziya, bagaimana kalau kita pergi ke club malam dan merayakan keberhasilan kita ini,” ajak Yuda.
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

Bab 111 : Pergerakan yang Mendadak

“Apa ini, Ziya?” tanya Yuda melihat Ziya menyerahkan sebuah amplop coklat padanya. “Serahkan saja Kakek Komar, dan kamu akan tahu setelah melihat reaksinya nanti,” seru Ziya dengan seringainya. “Sungguh mencurigakan. Sebenarnya apa ini?” seru Yuda membuka amplop tersebut dan melihat kertas di dalamnya dan seketika matanya membelalak lebar membaca isi surat itu. “Ini-?” “Kamu bilang, kita tidak bisa bergerak menyakiti Khayra karena perlindungan orang tua Kaivan. Maka serahkan itu pada Kakek Komar, dan kini Khayra tidak akan mendapatkan dukungan dari siapa pun. Dia akan ditendang dari keluarga Dirgantara,” seru Ziya dan di sana Yuda tertawa bahagia. “Kamu memang pintar, Ziya. Bagaimana kamu bisa menemukan semua ini?” tanya Yuda tersenyum bahagia. “Aku hanya membongkar barang masa lalu Khayra,” jawab Ziya mengedikkan bahunya acuh. “Tidak sia-sia kita bekerja sama. Kamu memang partner yang tepat untukku,” tawa
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

Bab 112 : Terungkapnya sebuah Rahasia

“Aerline!” panggil Khayra bangkit dari duduknya seraya melambaikan tangannya. Aerline berjalan mendekati Khayra. “Kakak ipar.” Mereka berpelukan singkat, kemudian duduk di kursi dengan saling berhadapan. “Apa yang terjadi?” tanya Khayra sangat tidak sabar. “Aku pesan kopi dulu, rasanya tenggorokanku sakit,” keluh Aerline. “Baiklah. Aku juga belum memesan apa-apa, sejak tadi terlalu gelisah,” jawab Khayra membuat Aerline merasa kasihan padanya. Mereka memesan kopi kesukaan mereka. “Semalam, Yuda menemui Kakek dan memberikan sebuah amplop dan entah apa yang mereka bicarakan sampai Kakek murka,” jelas Aerline setelah meneguk kopinya sedikit. “Kak, apa Kakak dari keluarga Lohia?” tanya Aerline membuat Khayra mengernyitkan dahinya bingung. “Apa maksud kamu?” tanya Khayra yang juga sama bingungnya. “Kenapa kamu menanyakan hal itu?” “Kak, sebenarnya Dirgantara dan keluarga Lohia sudah lama ber
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

Bab 113 : Teror dari Yuda

‘Dan akhirnya, aku harus meninggalkan rumah dan kamu di sini, Mas. Cepatlah bangun, aku dan calon anak kita menunggumu sampai kapan pun,’ batin Khayra menatap nanar rumah yang selama ini dia tempati bersama Kaivan. Khayra keluar dari gerbang dengan menderek satu kopernya, keamanan, asisten rumah tangga dan sopir pribadi di sana menatap Khayra dengan tatapan sedih. “Maafkan kami, Nyonya.” Mereka merasa bersalah pada Khayra dan tidak bisa berbuat apa-apa. Khayra tersenyum pada mereka. “Aku baik-baik saja. Titip rumah, dan sampaikan salamku untuk mas Kaivan,” ucap Khayra. Mereka merasa kasihan pada Khayra dan Kaivan. Bagaimana pun, mereka saksi keharmonisan rumah tangga majikannya. Dan sekarang harus dipisahkan oleh keluarga Kaivan. “Nyonya, saya antarkan anda, ya,” ucap sopir pribadi Kaivan. “Tidak usah. Saya tidak mau kalian mendapat masalah karena saya. Saya akan pergi dengan menggunakan taksi,” tutur Khayra. “Jaga
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

Bab 114 : Balas Dendam Ziya

Duk! Duk! Duk! Brak! Terdengar suara gedoran pintu dengan keras membuat Khayra semakin panik. Yuda berteriak dari luar pintu, penuh amarah. "Khayra, buka pintu ini sekarang!" teriak Yuda dengan suara parau. Khayra merasakan detak jantungnya semakin cepat, tubuhnya bergetar hebat. Di luar pintu, Yuda menendang-nendang pintu dengan kekuatan penuh, berniat untuk mendobraknya agar bisa masuk dan melampiaskan kemarahannya pada Khayra. Dia bersumpah akan membuat Khayra menyesal telah membuatnya marah seperti ini. Khayra mencoba mencari jalan keluar, mengintip melalui jendela untuk melihat apakah ada kesempatan melarikan diri. Namun, dia sadar bahwa mereka berada di lantai yang cukup tinggi dan melarikan diri melalui jendela adalah hal yang mustahil. Sementara itu, Yuda semakin marah karena tak kunjung berhasil membuka pintu. Dia mengambil langkah mundur, lalu berlari dan menendang pintu dengan sekuat tenaga. Suara keras t
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

Bab 115 : Mendatangi Kediaman Lohia

“Apa-apaan lagi ini?” tanya Komar menggebrak meja hingga dia meringis merasa dadanya yang sakit. Di hadapannya ada Puput dan Danang. “Bagaimana kalian mendidik anak kalian!” amuk Komar dengan suara parau karena dadanya terasa sakit, hingga akhirnya dia ambruk ke lantai. “Ayah!” Komar segera dilarikan ke rumah sakit dengan ambulance. Dia segera di tangani. Keadaan keluarga Dirgantara sedang kacau dan berita itu tidak luput dari kejaran para jurnalis. Khayra yang saat itu berada di dalam mobil mewah milik keluarga Lohia melihat berita yang tersebar di internet. Setelah beristirahat satu malam di apartemen milik Rossa, mereka pun pergi menuju kediaman Lohia yang berada di luar kota Jakarta, lebih tepatnya di daerah Tangerang. Berita terkini mengenai keluarga Dirgantara yang merupakan pembisnis sukses di Indonesia. Terkuak bahwa orang yang sudah menembak CEO Dirgantara group, Mr. Kaivan Dirgantara adalah sepupunya sendi
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Bab 116 : Rahasia yang Terungkap

“Kamu pasti sangat terkejut, ya?” tanya Adit dengan senyumannya. Khayra mengangguk kecil. “Ya, aku tidak tahu kalau kamu salah satu keluarga Lohia,” jawab Khayra. Ada rasa takut sekaligus gugup melihat keramahan Adit. Dia jadi teringat cerita Kaivan tentang keluarga Lohia. “Ada apa? kamu masih terkejut?” tanya Adit menatap Khayra dengan intens. “Ah, ya. Aku hanya terkejut,” jawab Khayra. “Kamu juga pasti kelelahan setelah perjalanan jauh. Biar Mama antar kamu ke kamar,” ucap Rossa merangkul Khayra. Entah hanya perasaan Khayra saja atau tidak, tetapi Khayra merasa Rossa baru saja menyelamatkannya. “Ya,” jawab Khayra. Akhirnya Khayra berjalan mengikuti Rossa menuju lift yang ada di sana. Rossa menekan tombol angka dua. “Lift ini dibangun untuk memudahkan mas Anthony saat naik turun tangga dengan memakai kursi roda,” jelas Rossa tanpa Khayra bertanya. Mungkin untuk menetralkan situasi yang
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

Bab 117 : Kematian Sahid

“Berita terkini. Telah ditemukan satu mayat laki-laki yang bergelantungan di bawah jembatan di daerah pinggiran. Diduga, korban melakukan aksi bunuh diri.” Khayra cukup terkejut mendengar dan menonton berita yang disiarkan di televisi tersebut. Bahkan ada foto dari mayat tersebut. ‘Pak Sahid?’ batin Khayra yang sangat terkejut melihat berita yang disiarkan tersebut. Khayra berjalan terhuyung-huyung, menyandarkan tubuhnya di dinding saat mendengar berita kematian Sahid. Entah mengapa, perasaan sedih bercampur dengan rasa takut dan kekhawatiran yang mencekam jantungnya. Baru saja kemarin Sahid mengatakan padanya bahwa mengenai pembunuh asli orang tuanya. Bahkan Sahid meminta Khayra untuk berhati-hati dengan keluarga Lohia. Khayra merasa gelisah, tak bisa duduk diam di kamarnya. ‘Aku tidak bisa terus duduk diam di sini. Aku harus cari cara untuk bisa meninggalkan kediaman ini. Tapi bagaimana?’ batin Khayra mengingat bagaimana ke
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

Bab 118 : Kekhawatiran Kaivan

“Sialan!” amuk Adit melemparkan ponselnya ke lantai dengan penuh emosi. Dia baru saja mendapat kabar kalau Kaivan telah siuman dari komanya. “Tidak ada yang becus hanya membunuh satu orang sakit saja,” keluh Adit. Dia merasa frustrasi dan takut Khayra kembali pada Kaivan dan meninggalkannya. “Tidak bisa. Aku tidak mau kehilangan Khayra lagi. Dia sudah ada dalam genggamanku, dan tidak akan kubiarkan dia lepas dari genggamanku.” Adit bergegas dari ruangannya dan berjalan menuju kamar Anthony. “Paman,” panggil Adit dan Anthony baru saja meminum obatnya dibantu oleh Rossa. “Ada apa?” tanya Anthony. “Kaivan sudah siuman,” ucap Adit. “Bagaimana bisa? Bukankah seseorang sudah memberikan suntikan mematikan itu,” tanya Anthony. “Sialnya, itu gagal karena temannya yang bernama Joel itu,” ucap Adit. Anthony melihat ke arah Rossa. “Kamu keluar dulu, aku mau bicara dengan dengan Adit. Dan
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab 119 : Dibawa Pergi

“Kamu dari mana, Rossa?” tanya Anthony saat memergoki Rossa memasuki rumah. “Oh itu, aku membeli sarapan yang populer di sini untuk Khayra,” ucap Rossa menunjukkan kantong keresek yang dia pegang. “Kamu boleh senang karena ada putrimu. Tapi jangan berlebihan, tetap bersikap biasa saja. Kalau bukan karena Adit menginginkan Khayra, aku tidak sudi anakmu ada di sini!” ucap Anthony dengan tajam. Rossa hanya diam dan berjalan meninggalkan Anthony yang terlihat kesal. Rossa sudah terbiasa dengan sikap Anthony, pria itu memiliki dua kepribadian, dia bisa sangat lembut dan penuh perhatian, tetapi di menit selanjutnya, dia bisa menjadi sangat kasar, menakutkan dan membuat Rossa trauma oleh pria bernama Anthony. *** Rossa masuk ke dalam kamar Khayra dengan membawa nampan berisi sarapan untuk Khayra. “Loh, kamu mau pergi ke mana, Nak?” tanya Rossa saat masuk ke dalam kamar Khayra, terlihat wanita itu sudah membereskan semua barangnya ke dala
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status