Theo sama sekali tidak merasakan adanya aura permusuhan dari Ferry. "Karena nggak ada kandidat yang cocok di Kota A, bagaimana kalau Anda memilih kandidat dari Kota Bapura?"Ferry tersenyum dingin. Dia berkata sambil menggertakkan gigi, "Pak Theo benar. Ardian, nanti rangkumkan semua anak muda berbakat di Kota Bapura, selain Pak Theo."Setelah berkata demikian, dia mengalihkan perhatian ke Kayla. "Saat itu tiba, kamu bisa langsung berkencan buta dengan dua orang dalam sehari. Kalau ada yang kamu suka, kita pertimbangkan. Kalau nggak suka, tinggalkan saja. Mumpung masih muda, pacari beberapa ...."Theo tidak akan membiarkan Ferry menanamkan prinsip seperti ini pada Kayla. Kalau tidak, kelak dia harus mengawasi Kayla setiap hari, jadi dia segera menyela, "Sepertinya Ibu meninggalkanmu karena prinsip berpacaranmu ini."Ferry tertegun.Matanya masih tertuju pada Kayla. Setelah hidup sekian lama, dia pun mengerti apa yang disebut dengan senjata makan tuan."Kayla, alasan aku berpisah dengan
Read more