Home / Romansa / Kau Selingkuhi Aku, Kunikahi Papamu / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Kau Selingkuhi Aku, Kunikahi Papamu: Chapter 161 - Chapter 170

275 Chapters

Bab 161. Kelab Malam

****Menempuh perjalanan sekitar 15 menit, akhirnya Levin sampai di rumah Aileen. Pria itu seperti seorang kekasih yang apel ke rumah kekasihnya. Bahkan dia memperhatikan pakaiannya kali ini. Dia yang tidak biasa memakai gel rambut, kali ini memakainya."Levin? Ada apa nak?" tanya Ivana saat dia membuka pintu rumahnya, dia melihat Levin datang terburu-buru dan tampak gelisah. Ivana pikir, mungkin ada sesuatu yang mendesak dan membuat Levin datang tiba-tiba malam-malam begini."Maafkan aku Bibi. Apakah Ivana ada di rumah?" tanya Levin terburu-buru."Maafkan bibi, hari ini dia tidak dirumah.""Apa dia pergi kencan buta, Bi?" pertanyaan Levin sontak saja membuat Ivana tercengang. Wanita lembut itu tersenyum tipis mendengarnya."Kencan buta?""Ma-maafkan aku Bibi, maksudku Aileen kemana?" ucap Levin meralat pertanyaannya, dia terlihat gagap karena sudah salah bertanya."Dia pergi bersama Selena," kata Ivana menjelaskan, sebelum Levin salah paham. Selena adalah anak Rick dan Julia yang art
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bab 162. Kiss

****Malam itu Leon merebahkan tubuhnya diatas ranjang, sambil memandangi langit-langit diatasnya. Beberapa kali pria itu menarik napas dalam-dalam, seperti ada sesuatu yang berat dipikirannya. Ya, memang ada, janjinya pada Levin untuk tidak mendekati Aileen. Jika dia mendekatinya lagi setelah menyakitinya dan menyuruhnya pergi, bukankah dia akan menjilat ludahnya sendiri? Namun, kenapa sekarang dia malah memikirkan Aileen? Intinya, dengan siapa gadis itu pergi kencan buta."Sudahlah, lebih baik aku tidur! Pasti ada Levin yang bisa mengurusnya, sekarang gadis tengil itu adalah tanggungjawabnya. Aku tidak perlu peduli," ucap pria ini. Dia masih tidak mau mengakui bahwa dia penasaran dan peduli pada Aileen.Kesulitan memejamkan mata, akhirnya Leon memutuskan untuk melihat ponselnya, sekedar melihat media sosial atau apalah itu untuk menghilangkan rasa penatnya ini. Syukur-syukur kalau dia bisa memejamkan mata setelah melihat ponselnya.Namun, saat dia baru akan menyalakan ponselnya. Ada
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Bab 163. Kau melakukan apa padanya?

****Entah apa yang membuat Leon tiba-tiba mencium bibir yang beraroma alkohol itu. Ia merasakan gelayar aneh saat melihat Aileen seperti ini, bahkan sekarang bagian bawah tubuhnya menegang karena Aileen.Lelaki itu masih belum melepaskan pagutannya dan Aileen juga tampaknya masih belum sadar dengan apa yang dilakukannya bersama Leon. Dia merasa ini mimpi, dan setengah sadar. Sedangkan Leon, pria itu sangat sadar, tapi dia terpengaruh oleh perasaan dan gairahnya.Sebelumnya Leon tidak pernah merasakan seperti ini kepada Aileen. Namun, tanpa disangka-sangka Leon si kulkas 12 pintu mencium Aileen lebih dulu.'Shit! Apa yang terjadi denganku? Mengapa aku tidak bisa berhenti?' Tangan Leon menyentuh lengan Aileen, mengelus lengan halus wanita itu yang telanjang. Sebab Leon melepaskan jaket jeansnya dan hanya menyisakan tank top disana."Aahh..." lenguhan Aileen terdengar semakin menggairahkan seorang Leon. Dinding dingin pertahanannya mulai mencair, sekarang dia dan Aileen merasakan sensas
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Bab 164. Menginap

****Akhirnya Leon membawa Aileen pulang ke rumahnya, sedangkan Levin mengikutinya dari belakang dengan mobilnya. Baik Levin dan Leon, keduanya fokus mengemudi. Apalagi Leon yang sangat memperhatikan laju jalannya, agar Aileen tidak terbangun. Namun, tampaknya Aileen sudah tertidur pulas karena pengaruh minuman setengah botol dan satu gelas kecil yang ditenggaknya tadi. Entah, apakah dia akan ingat dengan yang dilakukannya bersama Leon tadi. Bahwa mereka sudah berciuman dan itu adalah ciuman pertama mereka.Begitu sampai dihalaman rumah Marco dan Sara, Levin langsung turun dari mobilnya. Dengan cepat dia mendahului kakaknya untuk menggendong Aileen. Benar saja, Leon terlihat seperti akan menggendong Aileen saat dia membuka pintu mobil. Levin merasakan ada yang aneh dengan sikap kakaknya.Gadis itu tertidur pulas, sampai dia tidak sadar tubuhnya digendong oleh Levin. Bau alkohol begitu menyengat dari tubuh gadis itu, Levin bisa merasakannya."Dia m
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Bab 165. Jangan Ikat Rambutmu

****Kedua orang tua Levin dan Leon terperangah melihat kedua anak mereka tampak kompak memperhatikan Aileen yang tiba-tiba saja mengadu kesakitan."A-kwu tidak apa-apa." Aileen bicara sedikit tidak jelas karena dia merasakan sakit pada bagian lidahnya."Kalau kau tidak apa-apa, mana mungkin kau mengaduh kesakitan, Ai!" kata Levin cemas."Lidahku... tergigit, sakit." Akhirnya gadis itu mengatakan apa yang dia rasakan, ternyata lidahnya tergigit. Levin melihat lidah Aileen dari luar dan memang ada sedikit darah di sana."Astaga kenapa kau tidak berhati-hati nak? Apa sakit?" tanya Sara perhatian kepada Aileen."A-aku tidak apwa apwa..bibi." Aileen tidak mau membuat Sara dan Marco khawatir juga'Ivana, sepertinya kita akan benar-benar berbesan. Aku tidak sabar ingin membicarakan masalah perjodohan ini' kata Sara."Dasar ceroboh, lidah saja bisa tergigit," decak Leon terdengar seperti mengumpat. Akan tetapi, perkataannya terdengar oleh Aileen yang ada dihadapannya. Gadis itu langsung melo
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Bab 166. Pernyataan Cinta di Salju Pertama?

Setelah mengambil ikat rambut Aileen dan bicara seperti itu kepadanya, Leon melangkah pergi dari sana. Meninggalkan Aileen yang masih berdiri disana, gadis itu mengepalkan tangannya sambil melihat punggung Leon dengan kesal."Dia pikir dia siapa, berani mengatur-atur soal rambutku?" gerutu gadis itu kesal.Aileen pun berjalan keluar dari rumah Marco, pandangannya tertuju kepada Levin yang saat ini sedang menunggunya didepan mobil."Ai, kemana ikat rambutmu?" tanya Levin begitu dia melihat rambut coklat Aileen yang tergerai panjang itu. Seingatnya, tadi gadis itu memakai ikat rambut dan mengikat rambutnya."Ini...si kulkas 21 pintu yang mengambilnya, menyebalkan," decak Aileen kesal sambil menyisir rambutnya dengan tangannya."Kak Leon?""Ya, dia bilang padaku kalau aku kelihatan gendut jika mengikat rambutku. Tapi, apa aku memang gendut, Kak?" Gadis itu memegang kedua pipinya seraya bertanya kepada Levin. Benarkah dia gendut?
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 167. Jadian?

****Jantung pria itu berdebar-debar saat mendengar ucapan Aileen yang sudah tidak perlu memikirkan apapun lagi, karena dia sudah memilki jawabannya. Padahal Levin sudah memberikan Aileen waktu untuk menjawabnya. Levin tau, tak mudah bagi Aileen menjawabnya, karena mungkin dihatinya juga masih ada nama kakaknya, Leonardo Abraham.Sebenarnya Aileen pun tidak menduga bahwa Levin akan memiliki perasaan padanya, bahkan dia sudah berniat serius dengannya menuju ke jenjang pernikahan. Akan tetapi, masih terlalu jauh untuk itu."Ai...kau bisa menjawabnya nanti-""Aku menolak."Bak tersambar petir disiang yang terik, Levin tercengang mendengar jawaban dari Aileen yang menyakitkan perasaannya. Dia benar-benar tersentak oleh penolakan Aileen dan wajahnya langsung berubah menjadi pucat. Beberapa orang disana mendengarnya di sana."Ai, a-aku sudah bilang kalau-""Aku menolaknya bila kau meminta pernikahan dengan cepat. Tapi, aku menerima untuk menjalin hubungan," kata Aileen memperjelas ucapannya
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 168. Ucapan Selamat

****Levin terkejut saat melihat lampu tiba-tiba menyala dan dia lebih terkejut lagi saat melihat kakaknya sedang duduk diruang tamu, seperti sedang menunggu kehadiran seseorang. Ya, mungkin lelaki itu memang sedang menunggu kehadirannya."Darimana saja kau baru pulang selarut ini Levin?"Pertanyaan yang dingin dan sorot mata tajam tertuju untuk Levin. Levin sendiri bingung, mengapa kakaknya bersikap seperti ini?"Apa ini? Kenapa kau seperti seorang ibu yang menginterogasi anak gadisnya yang baru pulang?" Bukannya menjawab, Levin malah melontarkan pertanyaan balik kepada kakaknya. Keningnya berkerut bingung. Dia melihat kakaknya beranjak dari tempat duduknya berjalan mendekatinya."Jawab saja. Darimana saja kau?" tanya Leon sinis. Padahal dia sudah tau jawabannya, kalau Levin pasti bertemu Aileen. Oh, atau mungkin mereka bermesraan, pikir Leon begitu."Aku mau kemanapun bukan urusan kakak.""Levinson Abraham!" ujar Leon
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 169. Ini namanya cemburu?

****Selagi menunggu Aileen mengganti pakaian dan bersiap-siap sebelum pergi ke Versailles, Levin menemui kakaknya yang katanya sedang menunggu didepan gerbang rumah Aileen. Leon sendiri sengaja menunggu disana, karena rencananya dia akan langsung berangkat setelah Aileen datang.Namun, bukan orang yang ditunggunya yang tiba, melainkan kekasihnya. Pria yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri. Raut wajah Leon langsung berubah menjadi suram saat dia melihat adiknya menghampirinya yang sedang berada didalam mobil."Hai kak!" sapa Levin dengan ramah seperti biasanya."Hem.""Aileen akan berangkat bersamaku. Jadi kakak tidak perlu menjemputnya untuk berangkat bersama. Kakak berangkat duluan saja," ucap Levin yang mengusir kakaknya secara halus. Tatapan matanya mengatakan kepada sang kakak untuk mundur, pergilah, jangan menghalangi jalannya."Bukankah kau harus pergi ke Limoges untuk acara pameranmu? Nanti kau bisa terlambat kalau kau mengantarnya dulu. Lebih baik denganku kan? Karena
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 170. Paket Misterius

****Kucing yang lompat dan muncul tiba-tiba didepan mobil yang sedang dikemudikan oleh Evan, membuat pria itu menginjak rem secara mendadak. Alhasil, tubuh dua penumpangnya terhuyung ke depan. Namun, Leon masih bisa mempertahankan dirinya untuk tetap tegak, tapi masalahnya dia memeluk Aileen dan memegang keningnya untuk melindungi gadis itu."HEY! APA KAU MAU MATI EVAN?" sentak Leon kesal pada orang kepercayaannya itu. Evan melihat ke belakang dan menundukkan kepalanya, seraya memohon maaf."Maafkan saya Pak Leon, nona Aileen. Apa kalian baik-baik saja?" tanya Evan kepada dua penghuni kursi belakang itu.Mereka berdua tidak langsung menjawab, karena baik Aileen maupun Leon, malah saling melihat satu sama lain tanpa bicara sepatah katapun. Netra amber dan abu-abu itu bertemu pandang, cukup lama. Bahkan Leon menatap bibir Aileen yang pernah dia rasakan itu, gelayar aneh muncul didalam tubuhnya. Namun dorongan tangan dari gadis itu membuatnya cepat
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status