Semua Bab Wanita Penghibur Pangeran : Bab 21 - Bab 30

38 Bab

21. Dalam Pembicaraan

Beberapa detik kemudian, mereka diselimuti oleh keheningan. Di satu sisi, Shen Yandao begitu senang setelah mengenalkan kakaknya kepada tuan Wang, seseorang yang baru saja ia temui beberapa hari yang lalu. Di sisi lain, baik Shen Hua ataupun Wang Zifei saling menatap, Wang Zifei dengan tatapannya yang datar, tenang tanpa ekspresi sedikitpun di wajahnya, sedangkan Shen Hua mengerutkan keningnya sambil tidak percaya dengan ucapan sang adik."Kau ingin bergabung dengan prajurit Zhanshi?" Tanyanya kembali kepada sang adik. Shen Yandao mengangguk. "Ya. Aku pikir setelah beberapa tahun berada di sini, aku ingin menjadi seorang prajurit agar aku bisa melindungi kakak maupun A-Yuan. Zhanshi juga terkenal dengan pasukan mereka yang luar biasa, aku juga bisa berada di sini melindungi kalian semua termasuk anak-anak yang ada di penampungan. Bukankah tuan Song Zai mengatakan kemampuan bertarungku cukup bagus? Aku rasa tidak ada masalah." Lanjutnya, berpikir jika sang kakak membutuhkan alasan yan
Baca selengkapnya

22. Hubungan yang Retak

Wang Zifei melihat ketegangan dari kedua mata cerah yang bergetar. Siapa yang tidak takut jika mendengar bahwa seseorang tengah mencari dirinya? Hidup dalam ketegangan serta ketakutan dalam bayang-bayang tidak lebih baik, kini mendengar orang lain juga mungkin saja menginginkan hidupnya Shen Hua semakin khawatir."Tenang saja, selama orang itu tidak tahu siapa dirimu, kau akan baik-baik saja. Pria itu juga tidak bisa bergerak dengan gegabah, apalagi ini adalah perbatasan, sedangkan Garden of Flowers tidak bisa diganggu dengan mudah."Entah dari mana sang pangeran tahu jika Garden of Flowers merupakan tempat yang paling aman di Perbatasan, jika Shen Hua merasakan sesuatu yang ganjal, maka ia mengabaikannya, sebab sekarang ada hal yang lebih penting."Selain itu, aku juga akan melindungimu." Lanjut Wang Zifei secara tiba-tiba, yang membuatnya terkejut. Wanita itu menggelengkan kepalanya, menghempaskan semua ide-ide gila yang memasuki pikirannya."Aku tidak perlu perlindungan darimu. Aku
Baca selengkapnya

23. Miliknya, Satu-satunya

"Kembali ke istana bersamamu? Untuk apa?" Shen Hua bertanya, bingung dengan permintaan dari pangeran kedua."Aku ingin kau kembali bersamaku ke istana, di sana kau akan hidup lebih layak daripada di sini. Kau tidak perlu lagi bekerja di tempat ini dan melakukan semua ini." Lian Huai merujuk kepada Garden of Flowers dan pekerjaannya sebagai seorang wanita penghibur."Kakak pertama— Pangeran Mahkota, dia sedang sakit. Jika kau datang menemuinya dan menjaganya keadaannya mungkin akan lebih baik. Dia selalu menyayangimu, bukan?" lanjut sang pangeran kedua dengan tatapan matanya yang menunjukkan kesedihan.Shen Hua paham dengan permintaan orang yang pernah menjadi kakaknya itu, namun nasi telah menjadi bubur, apa yang dia lakukan di sini tidak ada hubungannya lagi dengan para pangeran maupun keluarga kerajaan yang lain."Tentu saja Pangeran Mahkota menyayangiku hingga dia membiarkan Yang Mulia Raja mengusirku dan menyeretku dengan kasar keluar istana, bahkan tidak peduli padaku hingga memb
Baca selengkapnya

24. Bunga yang Dicari-cari

Hari demi hari, dinginnya musim dingin perlahan menghilang, yang terasa adalah kehangatan. Kini, hamparan putih yang sebelumnya menutupi benar-benar telah hilang sepenuhnya. Bunga-bunga mulai bermekaran, begitu juga dengan pepohonan yang mulai ditumbuhi oleh daun satu persatu.Beberapa malam terakhir, Shen Hua memasang telinga beserta matanya kepada tamu dari Xuanzhe, semua bukan semata-mata atas permintaan dari Wang Zifei, setelah mendengar bahwa dirinya juga menjadi incaran, Shen Hua menjadi lebih waspada.Mata cerah Shen Hua melirik kepada pria yang duduk beberapa langkah di depannya. Jemari lentiknya terus bergerak pada senar-senar Guqin yang ia mainkan, sedangkan matanya tidak lepas memperhatikan gerak-gerik pria tersebut. Itu bukanlah orang yang sesuai dengan deskripsi yang sesuai dengan perkataan Wang Zifei namun, satu hal yang pasti dia berasal dari Xuanzhe, berdasarkan dari pembicaraan yang ia dengar antara pria itu dengan Diaochan yang duduk di atas pangkuannya."Tuan, aku t
Baca selengkapnya

25. Orang Dari Xuanzhe

"Huahua, bagaimana denganmu? Apakah kau mengetahuinya?" Secara tiba-tiba Diaochan bertanya kepada Shen Hua, yang menghasilkan tatapan mata dari orang-orang yang ada di ruangan itu kepadanya. Bukan pertama kali dan tidak jarang Shen Hua menjadi pusat perhatian, dirinya selalu dipenuhi oleh rasa percaya diri. Kecuali saat ini, karena jantungnya berdebar tidak karuan."Kenapa kau bertanya kepadaku?" Tanyanya berpura-pura tidak mengerti."Bukankah kau juga berasal dari Yishu? Apa kau pernah mendengar tentang putri ini sebelumnya?" semua tatapan mata yang mengarah kepadanya menunggunya untuk menjawab, sebelum bibirnya bisa mengeluarkan sepatah kata pun, pria dihadapannya memotong secara tiba-tiba."Oh wanita ini, bukankah kau adalah wanita penghibur yang cukup terkenal belakangan ini? Orang-orang mulai membicarakan penampilanmu. Siapa namamu, Shen Hua?""Iya, tuan. Namaku adalah Shen Hua." Wanita bermata cara itu mengganggu sekilas."Benarkah kau berasal dari Yishu?""Benar sekali tuan,"
Baca selengkapnya

26. Perbatasan Xuanzhe

Suara kaki kuda yang membawa sebuah tandu berlari begitu cepat menjadi satu-satunya suara yang terdengar di tengah sunyinya hutan. Kuda itu seakan tidak peduli dengan beban yang sedang ia tarik.Kereta kuda itu, bergoyang ke sana kemari, menghasilkan suara gemericik dari lonceng yang terpasang. Sungguh keadaan itu sangat terbalik dengan keadaan di dalam kereta.Shen Hua menahan nafasnya, jangankan untuk bersuara ataupun berteriak, bernafas pun ia ketakutan sebab sebuah pedang yang sangat tajam sedang bersarang di lehernya.Di belakangnya, pria yang menggunakan tudung putih duduk tanpa menjauhkan ujung pedang itu darinya, satu gerakan saja bisa dipastikan dirinya akan terluka, mungkin nyawanya juga bisa tidak terselamatkan.Wanita bermata cerah itu menelan ludahnya dengan berat peluh dingin mengalir dari pelipisnya, sejak dulu Shen Hua memiliki ketakutan yang besar dengan penculikan, pengalaman masa lalunya begitu buruk, terlalu sering diculik, dirinya bukan semakin terbiasa namun sema
Baca selengkapnya

27. Pertarungan di Tengah Hutan

Dua bilah pedang yang tajam membelah udara, beserta cairan berwarna merah yang keluar dari kulit yang tiba-tiba terkena. Dalam hitungan detik saja pertempuran telah terjadi di depan mata Shen Hua. Suasana malam menjelang pagi yang mencekam di tengah hutan, wanita bermata cerah itu tidak bisa melakukan apapun selain hanya terpaku di tempatnya.Rasa sakit pada telapak tangan beserta kakinya adalah hal yang membuatnya menyadari keadaan yang terjadi di sekitar. Hingga sekarang, dirinya masih tidak habis pikir bagaimana bisa orang-orang dari Xuanzhe ini terus mencarinya. Dia bukanlah seseorang yang penting, ia bahkan bukan lagi seorang putri, tetapi entah kenapa, kehidupannya masih saja tidak tenang. Seolah-olah masa lalunya tidak akan pernah melepaskannya, terus mengejarnya seperti bayangan dan mencekiknya hingga ia tidak dapat bernafas.Rasa panik yang menggeluti seluruh dadanya mengakibatkan nafas Shen Hua tersengal. "Sial!" Kutukannya di dalam hati. Sudah lama dirinya tidak mengalami s
Baca selengkapnya

28. Kedatangan Wang Zifei

"Oh siapa ini? Aku selalu mengagumi kehebatanmu, Wang Zifei, kau bisa mengejar dengan cepat." Xiong dari balik tudungnya, dari sudut matanya meneliti setiap gerakan yang dilakukan oleh Wang Zifei. Ia menggenggam pedangnya dengan erat, bersiap dengan semua serangan yang mungkin saja diarahkan kepadanya."Semua ini karena kau terlalu lama bermain-main hingga salah satu anjing Zanshi ini bisa mengejar." Lanjut Fu Jixiao, mendengus. Ia tidak pernah menyukai orang-orang dari kerajaan Zanshi, terutama Wang Zifei, seorang Pangeran yang seolah olah tidak memiliki hasrat untuk menjadi Kaisar selanjutnya meskipun ia memiliki kualitas untuk itu.Seperti melihat matahari setelah hujan, Shen Hua senang atas kedatangan Wang Zifei. Ia tidak bisa mempercayai satupun dari mereka bertiga, namun jika harus memilih, maka menurutnya orang yang berkemungkinan kecil untuk membunuhnya adalah Wang Zifei.Di satu sisi Wang Zifei masih belum mengatakan apapun, matanya bergerak dari Xiong, Pangeran Mahkota Fu Ji
Baca selengkapnya

29. Matahari Terbit

Dua ekor kuda berlari dengan kecepatan tinggi di tengah hutan, pepohonan tinggi nan rindang tidak menghentikan maupun memperlambat pergerakan kuda tersebut, Wang Zifei memacu kuda putihnya lebih cepat mengejar seseorang bertudung putih yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.Shen Hua menoleh ke belakang menyaksikan Wang Zifei benar-benar datang untuk menolongnya. Wanita itu dengan mulutnya yang di bekap memberontak."Apa kau benar-benar sedang menguji kesabaranku?" Xiong mencekik leher Shen Hua dengan sebelah tangannya. "Diam dan tetaplah tenang," perintahnya setelah melepaskan cekikan tangannya di leher Shen Hua. Wanita itu terbatuk-batuk, dalam waktu semalam ini, dirinya sudah hampir kehilangan nyawanya sebanyak dua kali karena dicekik oleh orang yang sama, kini ia tidak ingin mengambil resiko yang lebih jauh meskipun dirinya ingin membantu Wang Zifei, ia juga tidak ingin mati konyol di tangan seseorang yang tidak ia ketahui.Wang Zifei yang terkenal dengan julukan si kuda p
Baca selengkapnya

30. Suami?

Shen Hua yang sedang terkantuk-kantuk terbangun di saat kuda putih yang ia tunggangi berhenti. Mata cerahnya yang hampir tertutup sempurna terbuka, melirik kepada bangunan tempat mereka berhenti. Wanita cantik itu menoleh ke belakang, yang disambut dengan suara berat Pangeran Wang Zifei."Kita akan beristirahat di sini, setelah itu aku akan mengantarkanmu kembali ke perbatasan." Shen Hua mengangguk, karena baginya sekarang tidak ada gunanya untuk berdebat ataupun menolak penawaran dari Wang Zifei. Setelah memberikan kuda putih miliknya kepada seorang pelayan di penginapan itu, mereka berdua memasuki penginapan. Baik pakaian maupun penampilannya sedikit berantakan, ia berharap tidak begitu banyak orang berlalu lalang di penginapan itu di pagi seperti ini.Nyonya pemilik penginapan melihat mereka berdua dari atas hingga ke bawah, sejujurnya ia sudah bertemu berbagai macam jenis tamu, baginya seorang pria tampan dan wanita cantik yang memiliki luka beserta pakaian yang kotor bukanlah hal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status