"Huahua, bagaimana denganmu? Apakah kau mengetahuinya?" Secara tiba-tiba Diaochan bertanya kepada Shen Hua, yang menghasilkan tatapan mata dari orang-orang yang ada di ruangan itu kepadanya. Bukan pertama kali dan tidak jarang Shen Hua menjadi pusat perhatian, dirinya selalu dipenuhi oleh rasa percaya diri. Kecuali saat ini, karena jantungnya berdebar tidak karuan."Kenapa kau bertanya kepadaku?" Tanyanya berpura-pura tidak mengerti."Bukankah kau juga berasal dari Yishu? Apa kau pernah mendengar tentang putri ini sebelumnya?" semua tatapan mata yang mengarah kepadanya menunggunya untuk menjawab, sebelum bibirnya bisa mengeluarkan sepatah kata pun, pria dihadapannya memotong secara tiba-tiba."Oh wanita ini, bukankah kau adalah wanita penghibur yang cukup terkenal belakangan ini? Orang-orang mulai membicarakan penampilanmu. Siapa namamu, Shen Hua?""Iya, tuan. Namaku adalah Shen Hua." Wanita bermata cara itu mengganggu sekilas."Benarkah kau berasal dari Yishu?""Benar sekali tuan,"
Suara kaki kuda yang membawa sebuah tandu berlari begitu cepat menjadi satu-satunya suara yang terdengar di tengah sunyinya hutan. Kuda itu seakan tidak peduli dengan beban yang sedang ia tarik.Kereta kuda itu, bergoyang ke sana kemari, menghasilkan suara gemericik dari lonceng yang terpasang. Sungguh keadaan itu sangat terbalik dengan keadaan di dalam kereta.Shen Hua menahan nafasnya, jangankan untuk bersuara ataupun berteriak, bernafas pun ia ketakutan sebab sebuah pedang yang sangat tajam sedang bersarang di lehernya.Di belakangnya, pria yang menggunakan tudung putih duduk tanpa menjauhkan ujung pedang itu darinya, satu gerakan saja bisa dipastikan dirinya akan terluka, mungkin nyawanya juga bisa tidak terselamatkan.Wanita bermata cerah itu menelan ludahnya dengan berat peluh dingin mengalir dari pelipisnya, sejak dulu Shen Hua memiliki ketakutan yang besar dengan penculikan, pengalaman masa lalunya begitu buruk, terlalu sering diculik, dirinya bukan semakin terbiasa namun sema
Dua bilah pedang yang tajam membelah udara, beserta cairan berwarna merah yang keluar dari kulit yang tiba-tiba terkena. Dalam hitungan detik saja pertempuran telah terjadi di depan mata Shen Hua. Suasana malam menjelang pagi yang mencekam di tengah hutan, wanita bermata cerah itu tidak bisa melakukan apapun selain hanya terpaku di tempatnya.Rasa sakit pada telapak tangan beserta kakinya adalah hal yang membuatnya menyadari keadaan yang terjadi di sekitar. Hingga sekarang, dirinya masih tidak habis pikir bagaimana bisa orang-orang dari Xuanzhe ini terus mencarinya. Dia bukanlah seseorang yang penting, ia bahkan bukan lagi seorang putri, tetapi entah kenapa, kehidupannya masih saja tidak tenang. Seolah-olah masa lalunya tidak akan pernah melepaskannya, terus mengejarnya seperti bayangan dan mencekiknya hingga ia tidak dapat bernafas.Rasa panik yang menggeluti seluruh dadanya mengakibatkan nafas Shen Hua tersengal. "Sial!" Kutukannya di dalam hati. Sudah lama dirinya tidak mengalami se
"Oh siapa ini? Aku selalu mengagumi kehebatanmu, Wang Zifei, kau bisa mengejar dengan cepat." Xiong dari balik tudungnya, dari sudut matanya meneliti setiap gerakan yang dilakukan oleh Wang Zifei. Ia menggenggam pedangnya dengan erat, bersiap dengan semua serangan yang mungkin saja diarahkan kepadanya."Semua ini karena kau terlalu lama bermain-main hingga salah satu anjing Zanshi ini bisa mengejar." Lanjut Fu Jixiao, mendengus. Ia tidak pernah menyukai orang-orang dari kerajaan Zanshi, terutama Wang Zifei, seorang Pangeran yang seolah olah tidak memiliki hasrat untuk menjadi Kaisar selanjutnya meskipun ia memiliki kualitas untuk itu.Seperti melihat matahari setelah hujan, Shen Hua senang atas kedatangan Wang Zifei. Ia tidak bisa mempercayai satupun dari mereka bertiga, namun jika harus memilih, maka menurutnya orang yang berkemungkinan kecil untuk membunuhnya adalah Wang Zifei.Di satu sisi Wang Zifei masih belum mengatakan apapun, matanya bergerak dari Xiong, Pangeran Mahkota Fu Ji
Dua ekor kuda berlari dengan kecepatan tinggi di tengah hutan, pepohonan tinggi nan rindang tidak menghentikan maupun memperlambat pergerakan kuda tersebut, Wang Zifei memacu kuda putihnya lebih cepat mengejar seseorang bertudung putih yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.Shen Hua menoleh ke belakang menyaksikan Wang Zifei benar-benar datang untuk menolongnya. Wanita itu dengan mulutnya yang di bekap memberontak."Apa kau benar-benar sedang menguji kesabaranku?" Xiong mencekik leher Shen Hua dengan sebelah tangannya. "Diam dan tetaplah tenang," perintahnya setelah melepaskan cekikan tangannya di leher Shen Hua. Wanita itu terbatuk-batuk, dalam waktu semalam ini, dirinya sudah hampir kehilangan nyawanya sebanyak dua kali karena dicekik oleh orang yang sama, kini ia tidak ingin mengambil resiko yang lebih jauh meskipun dirinya ingin membantu Wang Zifei, ia juga tidak ingin mati konyol di tangan seseorang yang tidak ia ketahui.Wang Zifei yang terkenal dengan julukan si kuda p
Shen Hua yang sedang terkantuk-kantuk terbangun di saat kuda putih yang ia tunggangi berhenti. Mata cerahnya yang hampir tertutup sempurna terbuka, melirik kepada bangunan tempat mereka berhenti. Wanita cantik itu menoleh ke belakang, yang disambut dengan suara berat Pangeran Wang Zifei."Kita akan beristirahat di sini, setelah itu aku akan mengantarkanmu kembali ke perbatasan." Shen Hua mengangguk, karena baginya sekarang tidak ada gunanya untuk berdebat ataupun menolak penawaran dari Wang Zifei. Setelah memberikan kuda putih miliknya kepada seorang pelayan di penginapan itu, mereka berdua memasuki penginapan. Baik pakaian maupun penampilannya sedikit berantakan, ia berharap tidak begitu banyak orang berlalu lalang di penginapan itu di pagi seperti ini.Nyonya pemilik penginapan melihat mereka berdua dari atas hingga ke bawah, sejujurnya ia sudah bertemu berbagai macam jenis tamu, baginya seorang pria tampan dan wanita cantik yang memiliki luka beserta pakaian yang kotor bukanlah hal
Shen Hua tidak tahu apakah ia harus senang, sedih, takut atau lega setelah mengalami pengalaman yang cukup menakutkan semalam. Berbagai macam perasaan yang sedang ia rasakan, yang jelas ketika wanita berparas cantik itu tengah menikmati berendam di air hangat, ia merasa jauh lebih baik. Beberapa luka terasa perih ketika terkena air, selebihnya Shen Hua menikmati bagaimana tubuhnya menjadi lebih rileks.Ia menarik dan menghela nafasnya berat berulang kali. Sekarang tubuhnya terasa jauh lebih baik, namun tidak dengan pikirannya yang memikirkan banyak hal.Sedikit demi sedikit Shen Hua mulai bisa mencerna bagaimana kegilaan orang-orang Xuanzhe. Mereka adalah orang-orang yang sangat obsesif, merasa paling tinggi beserta angkuh. Kini dia harus berhati-hati dan memikirkan cara untuk menghindari Fu Fan beserta entek-enteknya yang mengejarnya seperti anjing gila.Perbatasan tidak lagi menjadi tempat yang aman untuknya, namun Ia juga tidak bisa pergi ke mana-mana. Selama tidak ada seorangpun y
"Apa kau melihatnya? Aku sedang menantikan si putri kejam itu lewat.""Pengasingan? Bukankah lebih baik jika Yang Mulia Raja menghukum seluruh keluarga Shen dengan hukuman mengarak mereka semua keliling kota lalu menggantungkan tubuh mereka di gerbang? Apapun yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak dapat dimaafkan! Bagaimana mungkin si tua bangka Shen berani menukar putri dengan anaknya dari kalangan rendah? Orang rendah tetap akan menjadi orang rendahan!""Lalu apa yang akan kau lakukan?""Akan melempar batu ketika putri palsu beserta keluarganya lewat!"Samar, Shen Hua seperti mendengar seseorang berbicara, di dalam ingatan yang terlihat begitu kabur serta samar. Kabut menghalangi penglihatannya, begitu pula dengan wajah orang-orang yang tengah berbicara. Ia berada di tengah-tengah keramaian dan semua orang seolah-olah tengah menghakiminya."Aku akan menyeretmu mengelilingi kota kemudian menggantung kepalamu di tengah gerbang!" Tiba-tiba saja keramaian itu berganti dengan di
"A-Yuan, Apa kau tidak apa-apa? Apa yang kau lakukan di sini?" Shen Hua menyentuh wajah sang putra, memeriksa setiap bagian tubuhnya, memastikan tidak ada luka di tubuh anaknya itu."Tuan Zai menyuruh kami semua untuk pergi dan bersembunyi di dalam hutan. Dia terlihat begitu khawatir, tetapi aku ingin bertemu dengan ibu, jadi aku ingin menemui ibu." Shen Hua terdiam karena anaknya yang ketakutan setelah mengaku kepadanya. Ia tidak bisa marah sebab dirinya bisa merasakan ketulusan dari ucapan sang anak untuknya. Pada akhirnya, Shen Hua hanya bisa kembali memeluk tubuh A-Yuan ke dalam pelukannya."Ibu sangat berterima kasih karena kau memikirkan ibu, tetapi sekarang bukanlah saat yang tepat. Kita harus segera pergi dari sini, kita harus sembunyi karena saat ini keadaan Perbatasan tidak aman."A-Yuan meraih tangan ibunya. Mereka berdua berjalan dengan cepat menjauhi kekacauan yang ada di jalanan Perbatasan. Walaupun ia tidak bisa melihatnya dengan jelas, tetapi suara teriakan maupun kuda
Hal pertama yang Shem Hua lakukan adalah pergi ke tempat putranya— A-Yuan berada. Ia harus memastikan siapapun orang yang tengah mencarinya, tidak mengusik Shen Shunyuan.Bukan sekali ataupun dua kali orang-orang akan mencarinya, biasanya itu adalah salah satu pelanggannya, baik mereka yang tidak menyukainya ataupun orang yang terlalu terobsesi kepadanya. Tidak jarang para pelanggannya juga menawarkan kehidupan sebagai seorang wanita simpanan padanya, namun Shen Hua menolak semua tawaran itu. Sebagian akan menerima keputusannya dengan lapang dada, akan tetapi tidak sedikit yang akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sang wanita penghibur.Dirinya hanyalah seseorang yang diasingkan, ia tidak memiliki kekuatan ataupun kekuasaan termasuk untuk menyembunyikan putranya serapat mungkin. Jika seseorang sudah berniat untuk menggali semua tentang dirinya, maka mereka akan mengetahui keberadaan A-Yuan, jadi, hal pertama yang ia lakukan adalah memastikan bahwa putranya masih baik-baik sa
"Ibu!""Kakak!" seorang remaja laki-laki bersama anak laki-laki berlari ke arahnya saat Shen Hua baru menginjakkan kakinya keluar dari kereta kuda yang ia tumpangi.Shen Yandao berdiri di depannya, memberinya pandangan yang mengisyaratkan rasa lega dari kedua bola matanya yang hampir serupa dengan Shen Hua. Sedangkan si anak laki-laki langsung memeluknya dan menyembunyikan wajahnya di perutnya.Shen Hua sedikit terkejut, karena ia baru saja meninggalkan wilayah Xuanzhe, sedangkan Perbatasan yang menjadi tujuannya masih jauh di depan saja."Apa yang kalian lakukan di sini? Alisnya bertaut, dengan ujungnya yang naik. Tangannya berusaha melihat wajah Shen Shunyuan yang semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangnya dengan tangannya yang kecil."Jangan marah dulu, A-Yuan sangat mengkhawatirkanmu. Kau tidak perlu cemas sesuatu akan terjadi kepadanya. Karena dia datang bersamaku.""Kau tahu bukan itu yang aku khawatirkan, tentu kau bisa menjaganya dengan baik—""Kakak.." dengan lembut sang
"Apakah itu berarti kau adalah salah satu kepercayaan Wang Zifei? Kalian pasti begitu dekat. Dia juga tidak terlihat memperlakukanmu seperti seorang bawahan." jika diingat kembali, kesan pertamanya kepada Su Mengli adalah seorang wanita yang begitu misterius. Tatapannya, caranya berbicara serta aura yang mengelilinginya, yang bisa membuat Shem Hua terdiam hanya dari lirikan matanya.Mungkin karena mereka telah saling mengenal selama lima tahun, hingga pandangannya terhadap Su Mengli sedikit berubah. Shen Hua pikir ia telah mengenal wanita itu lebih jauh, namun ternyata melihat Su Mengli yang ada di depannya sekarang iapun sadar jika setiap orang memiliki rahasia mereka sendiri, dan mungkin banyak orang yang ia anggap sudah mengenal dengan baik namun ternyata ia tidak tahu apa-apa tentang mereka."Aku dan Pangeran Wang Zifei memiliki hubungan yang cukup rumit." Su Mengli Menjawabnya setelah diam cukup lama."Apa? Apa kalian dulu adalah mantan kekasih?" Entah apa yang merasukinya hingg
"Kau tidak akan pergi sendiri. Seseorang akan menemanimu kembali ke Perbatasan." Di tengah berbagai kebingungan dalam pikirannya, Wang Zifei berkata, namun seolah Shem Hua tidak ingin mendengarnya, wanita itu kembali memotong dengan cepat."Tidak perlu. Perjalanan kembali ke Perbatasan tidak begitu jauh, juga tidak berbahaya. Aku bisa kembali sendiri." ada rasa kesal dan amarah di dalam hatinya. Suasana hatinya langsung berubah dan yang keluar dari mulutnya sekarang hanyalah gerutuan. Ini seperti bertemu dengan dirinya yang lalu, seorang putri yang terus menggerutu, kesal, dan marah sepanjang hari."Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu kembali seorang diri. Aku sudah berjanji akan mengantarmu kembali ke Perbatasan dengan selamat. Walaupun bukan diriku yang mengantarkanmu secara langsung, tetapi aku juga harus memastikan keselamatanmu. Tidak ada penolakan. Bersiaplah dan kita akan segera kembali."Jujur saja berpikir harus kembali seorang diri ke Perbatasan Shen Hua juga tidak bisa memas
"Aku rasa ini adalah tempat yang bagus." Shen Hua melepaskan pegangan tangannya pada pergelangan tangan Wang Zifei yang besar. Pria itu melirik ke arah tangannya yang tiba-tiba hampa dan melihat kepada seorang wanita di hadapannya."Kau akan menari di sini?" Tanyanya, menarik tangan yang masih menggantung di udara."Ya, tempat yang bagus juga akan mendukung sebuah penampilan. Kau berdirilah di sana, nikmati pertunjukan yang aku tampilkan." Ia memberikan gestur dengan tangannya.Setelah dengan penuh semangatnya Shen Hua menarik sang pangeran kesana kemari mencari tempat untuk menampilkan tariannya, akhirnya wanita itu memilih sebuah tempat yang berdekatan dengan gurun. Tanah yang ia injak bukan lagi tanah keras, tetapi pasir, dengan pepohonan rindang yang masih menaungi mereka. Malam itu bulan begitu terang, tidak ada awan yang menutupi cahayanya nan jatuh tepat kepada seorang wanita yang berdiri di bawahnya.Wang Zifei memundurkan langkahnya, memberikan ruang yang cukup untuk Shen Hua
"Kita bisa beristirahat di sini." Setelah kuda putih yang dirinya dan sang pangeran tunggangi berhenti di sebuah penginapan, Shen Hua juga berpikir bahwa tubuhnya juga lelah, tidak lupa perutnya juga terasa lapar. Matahari sudah mulai tenggelam di ujung barat, tidak lama lagi malam akan datang, dan perjalanan mereka akan jauh lebih berbahaya di malam hari.Wanita cantik bermata cerah itu tidak tahu sejak kapan pangeran yang duduk di belakangnya telah turun terlebih dahulu, Shen Hua menoleh dengan suara yang tertahan di tenggorokannya saat dengan mudahnya sang pria menurunkannya dari atas kuda. Tentu saja ia ingin menyuarakan protes, tetapi semua itu tertahan tanpa bisa ia keluarkan.Sekarang mereka sedang berada di sebuah desa kecil yang cukup jauh dari pusat kota kerajaan Xuanzhe. Desa yang berbatasan langsung dengan gurun pasir besar Xuanzhe yang tidak dihuni oleh banyak penduduk. Menurut Wang Zifei desa itu juga jarang dikunjungi oleh pendatang, namun sejauh yang ia lihat, penduduk
"Bukankah kita akan pergi ke perbatasan? Tetapi di mana ini?" disela perjalanan yang terasa begitu panjang, wanita cantik yang memiliki mata cerah nan mempesona menyuarakan pertanyaan kepada pangeran tampan dari kerajaan Zanshi yang duduk di belakangnya. Kuda putih yang mereka tunggangi berjalan dengan kecepatan normal, membelah jalan setapak di tengah rimbunnya pepohonan.Shen Hua mengedarkan matanya ke seluruh sisi jalan, di saat dirinya sadar jika jalan yang mereka lewati bukanlah jalan menuju ke arah tujuannya— perbatasan."Kita akan ke Perbatasan." Jawaban dari sang pangeran begitu tenang. Wanita itu mendengus, memutar bola matanya walaupun tidak terlihat oleh pria di belakangnya."Apa kau pikir aku begitu bodoh? Ini bukanlah jalan menuju ke Perbatasan." Seingatnya mereka berjalan ke arah berlawanan dengan jalan yang mengarah ke Perbatasan."Seperti yang aku janjikan kepadamu, aku akan mengantarmu kembali dengan selamat, tetapi, kita akan melewati jalan yang memutar, melewati ja
"Apa kau melihatnya? Aku sedang menantikan si putri kejam itu lewat.""Pengasingan? Bukankah lebih baik jika Yang Mulia Raja menghukum seluruh keluarga Shen dengan hukuman mengarak mereka semua keliling kota lalu menggantungkan tubuh mereka di gerbang? Apapun yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak dapat dimaafkan! Bagaimana mungkin si tua bangka Shen berani menukar putri dengan anaknya dari kalangan rendah? Orang rendah tetap akan menjadi orang rendahan!""Lalu apa yang akan kau lakukan?""Akan melempar batu ketika putri palsu beserta keluarganya lewat!"Samar, Shen Hua seperti mendengar seseorang berbicara, di dalam ingatan yang terlihat begitu kabur serta samar. Kabut menghalangi penglihatannya, begitu pula dengan wajah orang-orang yang tengah berbicara. Ia berada di tengah-tengah keramaian dan semua orang seolah-olah tengah menghakiminya."Aku akan menyeretmu mengelilingi kota kemudian menggantung kepalamu di tengah gerbang!" Tiba-tiba saja keramaian itu berganti dengan di