Suara kaki kuda yang membawa sebuah tandu berlari begitu cepat menjadi satu-satunya suara yang terdengar di tengah sunyinya hutan. Kuda itu seakan tidak peduli dengan beban yang sedang ia tarik.Kereta kuda itu, bergoyang ke sana kemari, menghasilkan suara gemericik dari lonceng yang terpasang. Sungguh keadaan itu sangat terbalik dengan keadaan di dalam kereta.Shen Hua menahan nafasnya, jangankan untuk bersuara ataupun berteriak, bernafas pun ia ketakutan sebab sebuah pedang yang sangat tajam sedang bersarang di lehernya.Di belakangnya, pria yang menggunakan tudung putih duduk tanpa menjauhkan ujung pedang itu darinya, satu gerakan saja bisa dipastikan dirinya akan terluka, mungkin nyawanya juga bisa tidak terselamatkan.Wanita bermata cerah itu menelan ludahnya dengan berat peluh dingin mengalir dari pelipisnya, sejak dulu Shen Hua memiliki ketakutan yang besar dengan penculikan, pengalaman masa lalunya begitu buruk, terlalu sering diculik, dirinya bukan semakin terbiasa namun sema
Dua bilah pedang yang tajam membelah udara, beserta cairan berwarna merah yang keluar dari kulit yang tiba-tiba terkena. Dalam hitungan detik saja pertempuran telah terjadi di depan mata Shen Hua. Suasana malam menjelang pagi yang mencekam di tengah hutan, wanita bermata cerah itu tidak bisa melakukan apapun selain hanya terpaku di tempatnya.Rasa sakit pada telapak tangan beserta kakinya adalah hal yang membuatnya menyadari keadaan yang terjadi di sekitar. Hingga sekarang, dirinya masih tidak habis pikir bagaimana bisa orang-orang dari Xuanzhe ini terus mencarinya. Dia bukanlah seseorang yang penting, ia bahkan bukan lagi seorang putri, tetapi entah kenapa, kehidupannya masih saja tidak tenang. Seolah-olah masa lalunya tidak akan pernah melepaskannya, terus mengejarnya seperti bayangan dan mencekiknya hingga ia tidak dapat bernafas.Rasa panik yang menggeluti seluruh dadanya mengakibatkan nafas Shen Hua tersengal. "Sial!" Kutukannya di dalam hati. Sudah lama dirinya tidak mengalami s
"Oh siapa ini? Aku selalu mengagumi kehebatanmu, Wang Zifei, kau bisa mengejar dengan cepat." Xiong dari balik tudungnya, dari sudut matanya meneliti setiap gerakan yang dilakukan oleh Wang Zifei. Ia menggenggam pedangnya dengan erat, bersiap dengan semua serangan yang mungkin saja diarahkan kepadanya."Semua ini karena kau terlalu lama bermain-main hingga salah satu anjing Zanshi ini bisa mengejar." Lanjut Fu Jixiao, mendengus. Ia tidak pernah menyukai orang-orang dari kerajaan Zanshi, terutama Wang Zifei, seorang Pangeran yang seolah olah tidak memiliki hasrat untuk menjadi Kaisar selanjutnya meskipun ia memiliki kualitas untuk itu.Seperti melihat matahari setelah hujan, Shen Hua senang atas kedatangan Wang Zifei. Ia tidak bisa mempercayai satupun dari mereka bertiga, namun jika harus memilih, maka menurutnya orang yang berkemungkinan kecil untuk membunuhnya adalah Wang Zifei.Di satu sisi Wang Zifei masih belum mengatakan apapun, matanya bergerak dari Xiong, Pangeran Mahkota Fu Ji
Dua ekor kuda berlari dengan kecepatan tinggi di tengah hutan, pepohonan tinggi nan rindang tidak menghentikan maupun memperlambat pergerakan kuda tersebut, Wang Zifei memacu kuda putihnya lebih cepat mengejar seseorang bertudung putih yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.Shen Hua menoleh ke belakang menyaksikan Wang Zifei benar-benar datang untuk menolongnya. Wanita itu dengan mulutnya yang di bekap memberontak."Apa kau benar-benar sedang menguji kesabaranku?" Xiong mencekik leher Shen Hua dengan sebelah tangannya. "Diam dan tetaplah tenang," perintahnya setelah melepaskan cekikan tangannya di leher Shen Hua. Wanita itu terbatuk-batuk, dalam waktu semalam ini, dirinya sudah hampir kehilangan nyawanya sebanyak dua kali karena dicekik oleh orang yang sama, kini ia tidak ingin mengambil resiko yang lebih jauh meskipun dirinya ingin membantu Wang Zifei, ia juga tidak ingin mati konyol di tangan seseorang yang tidak ia ketahui.Wang Zifei yang terkenal dengan julukan si kuda p
Shen Hua yang sedang terkantuk-kantuk terbangun di saat kuda putih yang ia tunggangi berhenti. Mata cerahnya yang hampir tertutup sempurna terbuka, melirik kepada bangunan tempat mereka berhenti. Wanita cantik itu menoleh ke belakang, yang disambut dengan suara berat Pangeran Wang Zifei."Kita akan beristirahat di sini, setelah itu aku akan mengantarkanmu kembali ke perbatasan." Shen Hua mengangguk, karena baginya sekarang tidak ada gunanya untuk berdebat ataupun menolak penawaran dari Wang Zifei. Setelah memberikan kuda putih miliknya kepada seorang pelayan di penginapan itu, mereka berdua memasuki penginapan. Baik pakaian maupun penampilannya sedikit berantakan, ia berharap tidak begitu banyak orang berlalu lalang di penginapan itu di pagi seperti ini.Nyonya pemilik penginapan melihat mereka berdua dari atas hingga ke bawah, sejujurnya ia sudah bertemu berbagai macam jenis tamu, baginya seorang pria tampan dan wanita cantik yang memiliki luka beserta pakaian yang kotor bukanlah hal
Shen Hua tidak tahu apakah ia harus senang, sedih, takut atau lega setelah mengalami pengalaman yang cukup menakutkan semalam. Berbagai macam perasaan yang sedang ia rasakan, yang jelas ketika wanita berparas cantik itu tengah menikmati berendam di air hangat, ia merasa jauh lebih baik. Beberapa luka terasa perih ketika terkena air, selebihnya Shen Hua menikmati bagaimana tubuhnya menjadi lebih rileks.Ia menarik dan menghela nafasnya berat berulang kali. Sekarang tubuhnya terasa jauh lebih baik, namun tidak dengan pikirannya yang memikirkan banyak hal.Sedikit demi sedikit Shen Hua mulai bisa mencerna bagaimana kegilaan orang-orang Xuanzhe. Mereka adalah orang-orang yang sangat obsesif, merasa paling tinggi beserta angkuh. Kini dia harus berhati-hati dan memikirkan cara untuk menghindari Fu Fan beserta entek-enteknya yang mengejarnya seperti anjing gila.Perbatasan tidak lagi menjadi tempat yang aman untuknya, namun Ia juga tidak bisa pergi ke mana-mana. Selama tidak ada seorangpun y
"Apa kau melihatnya? Aku sedang menantikan si putri kejam itu lewat.""Pengasingan? Bukankah lebih baik jika Yang Mulia Raja menghukum seluruh keluarga Shen dengan hukuman mengarak mereka semua keliling kota lalu menggantungkan tubuh mereka di gerbang? Apapun yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak dapat dimaafkan! Bagaimana mungkin si tua bangka Shen berani menukar putri dengan anaknya dari kalangan rendah? Orang rendah tetap akan menjadi orang rendahan!""Lalu apa yang akan kau lakukan?""Akan melempar batu ketika putri palsu beserta keluarganya lewat!"Samar, Shen Hua seperti mendengar seseorang berbicara, di dalam ingatan yang terlihat begitu kabur serta samar. Kabut menghalangi penglihatannya, begitu pula dengan wajah orang-orang yang tengah berbicara. Ia berada di tengah-tengah keramaian dan semua orang seolah-olah tengah menghakiminya."Aku akan menyeretmu mengelilingi kota kemudian menggantung kepalamu di tengah gerbang!" Tiba-tiba saja keramaian itu berganti dengan di
"Bukankah kita akan pergi ke perbatasan? Tetapi di mana ini?" disela perjalanan yang terasa begitu panjang, wanita cantik yang memiliki mata cerah nan mempesona menyuarakan pertanyaan kepada pangeran tampan dari kerajaan Zanshi yang duduk di belakangnya. Kuda putih yang mereka tunggangi berjalan dengan kecepatan normal, membelah jalan setapak di tengah rimbunnya pepohonan.Shen Hua mengedarkan matanya ke seluruh sisi jalan, di saat dirinya sadar jika jalan yang mereka lewati bukanlah jalan menuju ke arah tujuannya— perbatasan."Kita akan ke Perbatasan." Jawaban dari sang pangeran begitu tenang. Wanita itu mendengus, memutar bola matanya walaupun tidak terlihat oleh pria di belakangnya."Apa kau pikir aku begitu bodoh? Ini bukanlah jalan menuju ke Perbatasan." Seingatnya mereka berjalan ke arah berlawanan dengan jalan yang mengarah ke Perbatasan."Seperti yang aku janjikan kepadamu, aku akan mengantarmu kembali dengan selamat, tetapi, kita akan melewati jalan yang memutar, melewati ja