Dua ekor kuda berlari dengan kecepatan tinggi di tengah hutan, pepohonan tinggi nan rindang tidak menghentikan maupun memperlambat pergerakan kuda tersebut, Wang Zifei memacu kuda putihnya lebih cepat mengejar seseorang bertudung putih yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.Shen Hua menoleh ke belakang menyaksikan Wang Zifei benar-benar datang untuk menolongnya. Wanita itu dengan mulutnya yang di bekap memberontak."Apa kau benar-benar sedang menguji kesabaranku?" Xiong mencekik leher Shen Hua dengan sebelah tangannya. "Diam dan tetaplah tenang," perintahnya setelah melepaskan cekikan tangannya di leher Shen Hua. Wanita itu terbatuk-batuk, dalam waktu semalam ini, dirinya sudah hampir kehilangan nyawanya sebanyak dua kali karena dicekik oleh orang yang sama, kini ia tidak ingin mengambil resiko yang lebih jauh meskipun dirinya ingin membantu Wang Zifei, ia juga tidak ingin mati konyol di tangan seseorang yang tidak ia ketahui.Wang Zifei yang terkenal dengan julukan si kuda p
Shen Hua yang sedang terkantuk-kantuk terbangun di saat kuda putih yang ia tunggangi berhenti. Mata cerahnya yang hampir tertutup sempurna terbuka, melirik kepada bangunan tempat mereka berhenti. Wanita cantik itu menoleh ke belakang, yang disambut dengan suara berat Pangeran Wang Zifei."Kita akan beristirahat di sini, setelah itu aku akan mengantarkanmu kembali ke perbatasan." Shen Hua mengangguk, karena baginya sekarang tidak ada gunanya untuk berdebat ataupun menolak penawaran dari Wang Zifei. Setelah memberikan kuda putih miliknya kepada seorang pelayan di penginapan itu, mereka berdua memasuki penginapan. Baik pakaian maupun penampilannya sedikit berantakan, ia berharap tidak begitu banyak orang berlalu lalang di penginapan itu di pagi seperti ini.Nyonya pemilik penginapan melihat mereka berdua dari atas hingga ke bawah, sejujurnya ia sudah bertemu berbagai macam jenis tamu, baginya seorang pria tampan dan wanita cantik yang memiliki luka beserta pakaian yang kotor bukanlah hal
Shen Hua tidak tahu apakah ia harus senang, sedih, takut atau lega setelah mengalami pengalaman yang cukup menakutkan semalam. Berbagai macam perasaan yang sedang ia rasakan, yang jelas ketika wanita berparas cantik itu tengah menikmati berendam di air hangat, ia merasa jauh lebih baik. Beberapa luka terasa perih ketika terkena air, selebihnya Shen Hua menikmati bagaimana tubuhnya menjadi lebih rileks.Ia menarik dan menghela nafasnya berat berulang kali. Sekarang tubuhnya terasa jauh lebih baik, namun tidak dengan pikirannya yang memikirkan banyak hal.Sedikit demi sedikit Shen Hua mulai bisa mencerna bagaimana kegilaan orang-orang Xuanzhe. Mereka adalah orang-orang yang sangat obsesif, merasa paling tinggi beserta angkuh. Kini dia harus berhati-hati dan memikirkan cara untuk menghindari Fu Fan beserta entek-enteknya yang mengejarnya seperti anjing gila.Perbatasan tidak lagi menjadi tempat yang aman untuknya, namun Ia juga tidak bisa pergi ke mana-mana. Selama tidak ada seorangpun y
"Apa kau melihatnya? Aku sedang menantikan si putri kejam itu lewat.""Pengasingan? Bukankah lebih baik jika Yang Mulia Raja menghukum seluruh keluarga Shen dengan hukuman mengarak mereka semua keliling kota lalu menggantungkan tubuh mereka di gerbang? Apapun yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak dapat dimaafkan! Bagaimana mungkin si tua bangka Shen berani menukar putri dengan anaknya dari kalangan rendah? Orang rendah tetap akan menjadi orang rendahan!""Lalu apa yang akan kau lakukan?""Akan melempar batu ketika putri palsu beserta keluarganya lewat!"Samar, Shen Hua seperti mendengar seseorang berbicara, di dalam ingatan yang terlihat begitu kabur serta samar. Kabut menghalangi penglihatannya, begitu pula dengan wajah orang-orang yang tengah berbicara. Ia berada di tengah-tengah keramaian dan semua orang seolah-olah tengah menghakiminya."Aku akan menyeretmu mengelilingi kota kemudian menggantung kepalamu di tengah gerbang!" Tiba-tiba saja keramaian itu berganti dengan di
"Bukankah kita akan pergi ke perbatasan? Tetapi di mana ini?" disela perjalanan yang terasa begitu panjang, wanita cantik yang memiliki mata cerah nan mempesona menyuarakan pertanyaan kepada pangeran tampan dari kerajaan Zanshi yang duduk di belakangnya. Kuda putih yang mereka tunggangi berjalan dengan kecepatan normal, membelah jalan setapak di tengah rimbunnya pepohonan.Shen Hua mengedarkan matanya ke seluruh sisi jalan, di saat dirinya sadar jika jalan yang mereka lewati bukanlah jalan menuju ke arah tujuannya— perbatasan."Kita akan ke Perbatasan." Jawaban dari sang pangeran begitu tenang. Wanita itu mendengus, memutar bola matanya walaupun tidak terlihat oleh pria di belakangnya."Apa kau pikir aku begitu bodoh? Ini bukanlah jalan menuju ke Perbatasan." Seingatnya mereka berjalan ke arah berlawanan dengan jalan yang mengarah ke Perbatasan."Seperti yang aku janjikan kepadamu, aku akan mengantarmu kembali dengan selamat, tetapi, kita akan melewati jalan yang memutar, melewati ja
"Kita bisa beristirahat di sini." Setelah kuda putih yang dirinya dan sang pangeran tunggangi berhenti di sebuah penginapan, Shen Hua juga berpikir bahwa tubuhnya juga lelah, tidak lupa perutnya juga terasa lapar. Matahari sudah mulai tenggelam di ujung barat, tidak lama lagi malam akan datang, dan perjalanan mereka akan jauh lebih berbahaya di malam hari.Wanita cantik bermata cerah itu tidak tahu sejak kapan pangeran yang duduk di belakangnya telah turun terlebih dahulu, Shen Hua menoleh dengan suara yang tertahan di tenggorokannya saat dengan mudahnya sang pria menurunkannya dari atas kuda. Tentu saja ia ingin menyuarakan protes, tetapi semua itu tertahan tanpa bisa ia keluarkan.Sekarang mereka sedang berada di sebuah desa kecil yang cukup jauh dari pusat kota kerajaan Xuanzhe. Desa yang berbatasan langsung dengan gurun pasir besar Xuanzhe yang tidak dihuni oleh banyak penduduk. Menurut Wang Zifei desa itu juga jarang dikunjungi oleh pendatang, namun sejauh yang ia lihat, penduduk
"Aku rasa ini adalah tempat yang bagus." Shen Hua melepaskan pegangan tangannya pada pergelangan tangan Wang Zifei yang besar. Pria itu melirik ke arah tangannya yang tiba-tiba hampa dan melihat kepada seorang wanita di hadapannya."Kau akan menari di sini?" Tanyanya, menarik tangan yang masih menggantung di udara."Ya, tempat yang bagus juga akan mendukung sebuah penampilan. Kau berdirilah di sana, nikmati pertunjukan yang aku tampilkan." Ia memberikan gestur dengan tangannya.Setelah dengan penuh semangatnya Shen Hua menarik sang pangeran kesana kemari mencari tempat untuk menampilkan tariannya, akhirnya wanita itu memilih sebuah tempat yang berdekatan dengan gurun. Tanah yang ia injak bukan lagi tanah keras, tetapi pasir, dengan pepohonan rindang yang masih menaungi mereka. Malam itu bulan begitu terang, tidak ada awan yang menutupi cahayanya nan jatuh tepat kepada seorang wanita yang berdiri di bawahnya.Wang Zifei memundurkan langkahnya, memberikan ruang yang cukup untuk Shen Hua
"Kau tidak akan pergi sendiri. Seseorang akan menemanimu kembali ke Perbatasan." Di tengah berbagai kebingungan dalam pikirannya, Wang Zifei berkata, namun seolah Shem Hua tidak ingin mendengarnya, wanita itu kembali memotong dengan cepat."Tidak perlu. Perjalanan kembali ke Perbatasan tidak begitu jauh, juga tidak berbahaya. Aku bisa kembali sendiri." ada rasa kesal dan amarah di dalam hatinya. Suasana hatinya langsung berubah dan yang keluar dari mulutnya sekarang hanyalah gerutuan. Ini seperti bertemu dengan dirinya yang lalu, seorang putri yang terus menggerutu, kesal, dan marah sepanjang hari."Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu kembali seorang diri. Aku sudah berjanji akan mengantarmu kembali ke Perbatasan dengan selamat. Walaupun bukan diriku yang mengantarkanmu secara langsung, tetapi aku juga harus memastikan keselamatanmu. Tidak ada penolakan. Bersiaplah dan kita akan segera kembali."Jujur saja berpikir harus kembali seorang diri ke Perbatasan Shen Hua juga tidak bisa memas