Home / Romansa / Gairah Tersembunyi Bos Killer / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Gairah Tersembunyi Bos Killer: Chapter 121 - Chapter 130

167 Chapters

Bab 121. Pesan Tak Dikenal

“Apa?” spontan Rebecca terkejut, dikenalkan dengan Nathan? apa nggak bakalan runyam nantinya. Dia memang sangat ingin ketemu Nathan, tapi bukan bersama Bob.“Kenapa, Bec? Kamu kok terkejut gitu.” Bob menatap Rebecca dengan bingung, mengapa perempuan ini begitu terkejut, seharusnya dia senang bukan.“Ya, aku merasa nervous aja, karena mereka kan orang-orang hebat, orang-orang terkemuka.” Rebecca memberikan alasan.“Oh, kamu tenang aja, Bec. Pak Nathan dan istrinya sangat ramah, mereka selalu welcome dengan orang-orang baru.”Rebecca tersenyum, jauh di dalam hatinya ia merasa ini kesempatan untuk bisa mendekati Nathan. Ia jadi penasaran, bagaimana sikap Nathan saat melihat Rebecca bersama Bob.“Baiklah, Bob. Aku akan melakukan yang terbaik untuk tidak mengecewakanmu.” Rebecca tersenyum penuh arti, ia akan memanfaatkan adik Sonya ini untuk mendapatkan tujuannya.Sementara itu, Nathan sedang sibuk mempersiapkan diri untuk meeting dengan para pimpinan perusahaan yang berada di bawahnya. Se
Read more

Bab 122. Ternyata Pengirim Pesan Itu...

[Hallo Nathan, apa kabar?]Nathan tertegun, nomor siapa itu yang masuk ke nomor pribadinya? Padahal Nathan sangat ketat menjaga privasi nomor pribadinya. Dan jika diperhatikan isi pesan itu, terlihat akrab, seolah pengirim sudah mengenal Nathan lama. Apa salah seorang keluarganya? Tapi Nathan sudah menyimpan semua nomor anggota keluarganya.[Ini dengan siapa?] balas Nathan penasaran.[Yang pasti, seseorang yang sangat mengenalmu][Tolong jangan main-main, saya tidak punya waktu meladeni orang asing][Ya ampun Nathan, aku bukan orang asing]Nathan tidak membalas, namun ia segera memblokir nomor itu sebagai reaksinya. Nathan paling benci orang yang bermain-main seperti itu, bahkan jika itu anggota keluarganya sendiri pun pasti bakalan dia blokir.Selang beberapa saat kemudian, Nina pun masuk ke ruangan Nathan. Lalu sepasang bos muda itu bergegas, berangkat bersama ke tempat meeting.Pertemuan itu diadakan di sebuah meeting room di salah satu hotel mewah, rencananya mereka juga akan mak
Read more

Bab 123. Diam-diam Kagum

Meeting berjalan dengan lancar, sesuai dengan yang direncanakan. Nathan maupun Nina adalah orang-orang yang profesional, mereka selalu dapat memilah antara urusan pribadi dengan pekerjaan. Meeting berlangsung hingga malam, namun begitu banyak keputusan penting yang diambil pada meeting hari itu. Juga dibahas persiapan acara peresmian.“Akhirnya selesai juga,” ujar Mike sambil meregangkan tubuhnya. “Nggak sekalian makan malam aja, Tan?”“Bebas aja, yang mau makan malam bareng di sini, silahkan. Yang mau pulang, atau acara sendiri juga silahkan.”“Saya balik duluan ya, Pak. Mau balik ke kantor dulu,” ucap Bob.“Wah semangat sekali kamu, Bob. Nggak mau makan malam bareng dulu?” sela Mike.“Nanti saja, Pak Mike. Sekarang saya masih kenyang.”“Oke, Bob. Good luck ya!” Nathan menepuk bahu Bob.“Baik, Pak. Terima kasih. Saya permisi Pak Nathan, bu Nina, semuanya, sampai jumpa.”“Sampai nanti Bob,” sahut Mike.Bob segera keluar ruangan meeting itu, beberapa orang lainnya juga ada yang pulang
Read more

Bab 124. Jadi Mata-mata?

“Akhirnya kau datang juga ke tempat ini, Nona Brown. Aku kira sudah lupa.”Sonya duduk di samping kanan Victoria disusul Richard yang duduk di sebelah kirinya.“Sonya? Richard?” ujar Victoria sambil menoleh ke kanan dan kirinya.“Apa kabar, Vic?” tanya Sonya sambil tersenyum.“Buruk...” sahut Victoria lirih, ia kembali meneguk minuman di gelasnya, wajahnya terlihat sangat mengenaskan.“Apa kamu dipecat juga, Vic?” tanya Richard menimpali.Victoria menghela napas, ia menggeleng lemah. “Mereka tidak memecatku, tapi mengambil jabatanku dan semua fasilitas milikku, sekarang aku hanya karyawan biasa yang lebih buruk dari OB, semua gara-gara perempuan sialan itu!”Victoria memaki dan merutuki Nina, ia kembali menuang minuman ke gelasnya, dan meneguknya dengan cepat.“Masih sukur nggak dipecat, Vic. Berarti masih ada kerjaan,” sela Sonya sambil meneguk wisky di gelasnya. “Terus kenapa kamu nggak pernah ke mari?”“Aku hampir nggak ada waktu luang, mereka memberikan pekerjaan yang nggak kira-k
Read more

Bab 125. Mainkan Sedikit Trik

“Aku ingin menanyakan sesuatu Nathany ...” ucap Nina dengan lembut. “Boleh, tapi bayarannya double, ya.” Nathan tersenyum sambil menggoda istrinya. “Uh, Nathany, aku serius,” rengek Nina sambil cemberut. “Uhuhu, iya-iya sayang... Memangnya mau tanya apa my love?” Nathan memeluk Nina dan mencium pucuk kepala wanita yang sangat dicintainya itu. “Tadi siang saat kita akan makan siang, kamu ke luar seperti tergesa-gesa, memangnya mau menemui siapa?” Nathan terdiam sesaat, ia tidak serta merta menjawab pertanyaan Nina, wajahnya yang tenang berubah menjadi gelisah. “Ada yang meneror aku, sayang.” Nathan menghela napas panjang, lalu mengambil ponselnya dan menyerahkan pada istrinya, ia memperlihatkan pesan-pesan dari nomor tak dikenal yang ternyata adalah Rebecca. “Jadi, kamu sudah bertemu dengan Rebecca, Nathany?” “Yeah,” jawab Nathan singkat. “Terus, bagaimana perasaanmu?” tanya Nina menggoda suaminya. “Apanya yang bagaimana?” jawab Nathan kesal, “aku hanya melihat orang asing y
Read more

Bab 126. Menyusun Rencana

“Trik? Trik apa, Bu?” Emmy tertegun. Sedangkan Nina hanya tersenyum, ia mengambil ponselnya dang menghubungi nomor Aran.“Kakak, aku butuh bantuan,” ucap Nina ketika Aran menerima panggilannya.“Bantuan apa, adikku?”Nina pun menceritakan secara singkat rencananya, Aran terdiam mendengarkan.“Hm, begini saja, nanti siang aku tunggu kamu dan suamimu sekalian makan siang bersama.”“Tapi Nathan tidak tahu mengenai hal ini, kakak.”“Suamimu harus tahu, Alice. Jangan menyembunyikan apa pun dari suamimu. Sebab jika hubungan suami istri diwarnai dengan rahasia demi rahasia, hubungan itu akan sangat rentan. Kamu juga tidak mau kan Nathan menyembunyikan rencananya sendiri tanpa kamu tahu?”“Baiklah, kak. Aku akan memberitahu Nathan.”“Bagus, itu baru putri Maxwell.” Aran memuji adiknya, “by the way kamu mau makan apa, Alice? Biar kakak siapkan.”“Terserah kakak saja, sajian ala kastil Maxwell pasti enak.”“Tapi di sini agak sulit menemukan bahan-bahannya. Nantilah kalau kamu pulang, aku akan t
Read more

Bab 127. Pertemuan Dua Keluarga

“Hal lain? Hal lain apa, sayang?” tanya Nathan penasaran.“Aku khawatir Richard curiga pada Victoria, dan itu bisa membahayakan Victoria.”“Hm, cukup masuk akal. Karena seperti yang kakak bilang, kalau Richard tidak sesederhana yang kita kira. Sebelumnya dia bisa menyewa orang bayaran untuk mencelakaimu. Dan sekarang dia sudah berani buka bisnis prostitusi, itu artinya dia sudah paham dengan dunia gelap. Karena prostitusi, perjudian, obat-obatan dan senjata ilegal, semua satu jalur.”“Lalu bagaimana, Nathany?” Nina sedikit ngeri mendengar penjelasan Nathan.“Minta Victoria untuk selalu berhati-hati, jangan mudah terpancing. Selain itu, kita akan meminta bantuan orang-orangnya Mr. Tom agar mengawasi dari kejauhan, supaya bisa segera bertindak jika terjadi sesuatu yang membahayakan.”“Baik, Nathany.”“Kamu juga, sayang. Jangan melakukan apa pun atau pergi ke manapun sendirian, harus selalu bersama Emmy.”“Siap, my king.”Nathan tersenyum lembut, ia memeluk erat dan mencium mesra wanita
Read more

Bab 128. Kalian Jangan Ribut

“Apa maksudnya? Rencana gila apa lagi yang kalian buat?” tanya kakek Wilson tanpa menutupi keterkejutannya.“Tenang, kakek. Semua sudah kita atur, kami memberitahukan ini kepada kakek supaya kakek tidak kaget saat mendengar berita yang mereka hembuskan.”“Nathan, apakah Sonya sudah separah itu berkomplot dengan penjahat? Apakah dia tidak juga sadar?”“Sayangnya itu semua benar, kek.” Nathan menjelaskan, “sadar? jangan harap dia akan sadar, justru setelah berakhirnya kontrak, dia mempunyai profesi baru sebagai sumber keuangannya.”“Profesi baru? Profesi apa?”“Prostitute,” jawab Nathan singkat.“Apa? Apa benar, Tan?”“Yeah, itu faktanya, kek. Cucu tuan Carter itu menjadi salah satu pelacur papan atas di kota ini.”“Papan atas apa? Menjijikkan. Kasian Carter, cucunya jatuh ke dalam kegiatan yang hina dan memalukan.”“Kan memang itu yang dia mau, dan pekerjaan itu yang paling cocok untuknya, kek. Sebelum kontrak berakhir dia memang suka memanggil dan membayar pelacur laki-laki untuk mem
Read more

Bab 129. Kita Satu Tujuan

Sonya dan Rebecca saling bertatapan, “marah?”“Kenapa kami harus marah? Memang apa hubungannya dengan kami?” tanya Sonya heran.“Masalahnya, kalian berdua tidak ada apa-apanya jika dibandingkan istri Nathan itu.” Richard menjawab sambil tersenyum, “harus aku akui, kecantikan perempuan itu cukup sempurna, tidak berlebihan andai dia ikut kontes ratu kecantikan dunia, pasti akan menang.”Richard melirik Sonya dan Rebecca, benar saja, wajah kedua perempuan itu berubah tidak menyenangkan. Perempuan manapun pasti kesal jika diremehkan.“Terus, kamu akan menghabiskan seluruh waktumu buat menikmati tubuhnya?” celetuk Sonya ketus.“Sayangnya aku tidak tertarik, Sonya. Lebih baik aku menikmati tubuh kalian daripada perempuan itu, karena di hatiku sudah terlanjur tumbuh kebencian yang sangat besar padanya, yang ada bukan menikmati tubuhnya tapi aku akan mencekiknya sampai mati.”“Terus apa yang akan kamu lakukan?” desak Rebecca.“Kalau dia mati begitu saja, rugi kan? Sementara tubuhnya bisa dim
Read more

Bab 130. Mafia?

Tiba-tiba mata Richard menatap Victoria, ada sedikit keraguan dalam tatapannya sebelum dia berkata, “Victoria...”Victoria menoleh kepada Richard, jauh di dalam hatinya ada sedikit kekhawatiran kalau Richard curiga padanya, namun ia menepis jauh-jauh hal itu, ia berusaha menenangkan dirinya jika semua akan berjalan sesuai rencana.“Ya, Richard. Apa ada tugas khusus buatku?” tanya Victoria dengan tenang.“Ya, Vic,” sahut Richard. “Kamu harus menemui EO dan minta mereka memasukan kita, ada beberapa hal yang akan kita rubah.”Victoria nampak terkejut. “Bagaimana caranya, Rich. Kalau mereka lapor ke pihak Wils, mampuslah aku.”“Pakai cara cantiklah, Vic.”“Cara cantik?” Victoria mengulangi, berpura-pura lugu, “maksudnya bagaimana?”“Kita akan memberikan mereka sejumlah uang.”“Ooh, maksudnya menyuap mereka.” Victoria memastikan, Richard mengangguk.“Hehe, tapi kamu yang berikan uangnya ya, Rich. Simpanan uangku sudah hampir habis. Maklumlah, aku sekarang hanya karyawan biasa.”“Tenang saj
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status