All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Chapter 11 - Chapter 20

144 Chapters

Bab 11. Permintaan Bobby

Di belakang mereka berdua berdiri Bobby dengan ekspresi terkejut mendengar pembicaraan antara Arandita dan Bik Lin."Jangan-jangan Abang ingin meminta hak suami pada Arandita, ini tidak bisa dibiarkan," ucap Bobby lalu berjalan cepat menuju kamar Bastian. Saat berpapasan dengan Arandita keduanya sempat saling berpandangan, tetapi Arandita langsung memalingkan wajah.Dari luar kamar yang pintunya terbuka, tampak Bastian sedang berjalan dengan tubuh yang hanya terlilit handuk."Bang aku mau ngomong!" seru Bobby, tetapi Bastian langsung menutup pintu tanpa menanggapi perkataan adiknya."Okelah tunggu aja dulu. Abang pasti masih mau ganti pakaian," ujar Bobby mencoba memahami situasi walaupun sebenarnya dirinya sudah tidak tahan ingin bicara dengan Bastian. Pria itu melangkah menuju tangga dan menunggu di sana sambil melihat ke lantai bawah dimana Arandita sudah berjalan ke dapur bersama Bik Lin sambil tertawa-tawa."Lama amat sih," keluh Bobby karena Bastian belum keluar juga. Ia melihat
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 12. Banyak Rahasia

"Sama-sama, ikannya mau yang mana Pa?" Daripada meladeni kedua pria bersaudara yang aneh itu lebih baik Arandita melayani makan ayah mertuanya ."Bastian, apa kau tidak ada rencana untuk berbulan madu?" tanya Pramoedya membuat Bastian tersedak makanannya sendiri."Hati-hati kalau makan Mas," ucap Arandita sambil mengulurkan segelas air pada sang suami dan Bastian menerimanya tanpa melihat wajah Arandita. Bobby melirik ke arah Bastian dan mengerutkan kening. Berharap sang kakak akan mengatakan tidak. Dipandangi dengan begitu intens, Bastian paham Bobby sedang menunggu jawaban darinya."Tentu saja Pa," ucap Bastian membuat Arandita terbelalak tidak percaya.Bobby langsung bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan meja makan."Bob! Bobby!" teriak Pramoedya. Namun, seperti biasa, jika Bobby ada yang tidak dia sukai pasti dia tidak akan mendengarkan perkataan sang Papa."Oh ya kapan rencananya kalian berangkat?""Belum saya rencanakan Pa. Saya permisi ke kamar duluan," ujar Bastian ser
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Bab 13. Aku Tidak Mengadu

Arandita pun mengekor masuk ke dalam kamar mereka. Bastian duduk di pinggir ranjang membuat Arandita canggung untuk duduk di tempat yang sama. Bastian sendiri tidak perduli lagi dengan keberadaan Arandita yang tampak mondar-mandir di depan ranjang seperti setrikaan yang belum kelar merapikan pakaian.Arandita melirik Bastian, pria itu tampak asyik berbalas chat dengan seseorang yang entah siapa. Melihat itu semua Arandita tahu Bastian akan lama berada di kasurnya padahal ia berharap agar Bastian segera menyingkir dari kamar itu walaupun hanya sejenak. Ingin menyuruh Bastian pergi tidak enak karena kamar tersebut sebenarnya adalah kamar milik Bastian sedangkan dirinya hanya menumpang. Akhirnya wanita itu memutuskan ikut duduk di ranjang karena sudah pegal banyak berdiri semenjak dari kafe.Arandita menatap ke arah ponsel, penasaran dengan siapa Bastian berbalas pesan hingga mengabaikannya dirinya yang ada di sana."Ah bukannya sudah biasa kalau dia mengabaikan keberadaanku?" batin Ara
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 14. Fitnah Bobby

Sungguh sulit untuk mengubur perasaan yang telah terpupuk selama lima tahun terakhir ini. Perasaan Arandita pada Bobby masih sangat besar meski kini perasaan itu juga bersanding dengan kebencian yang tidak bisa dicegah akibat pengkhianatan yang Bobby gubah dalam kisah asmara mereka.Tanpa disadari ada air mata yang menetes di pipi, menghanyutkan asa yang pernah terangkai indah. Perlahan tapi pasti isak tangis pun mengiringi hingga lelap membawanya merajut mimpi dalam balutan malam yang tak lagi hangat seperti saat ia menjadi kekasih Bobby.Bastian yang mendengar isak tangis Arandita dari balik dinding menajamkan pendengaran kala suara itu hilang ditelan kesunyian. Pria itu bangkit berdiri dan melangkah menuju ranjang king size yang kini menjadi tempat tidur Arandita.Pria itu terpaku melihat mata Arandita yang bengkak akibat banyak menangis."Apa ada ucapanku yang menyakitinya tadi?" Pria itu menggaruk kepala saat mengingat dirinya tak berbuat apapun yang menyinggung perasaan Arandita.
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 15. Diam-diam Perhatian (1)

"Tidak ada, lupakan," jawab Bastian lalu bergegas meninggalkan dua wanita yang berhasil dibuatnya bingung.Bik Lin tampak menggeleng sedang Arandita memandang punggung Bastian yang berlalu dengan perasaan dongkol."Tahu nggak Bik, Aran ingin apa dengar jawaban dia tadi?""Enggak tahu Non," jawab Bik Lin sambil menggeleng."Emang Nona pengen apa?""Pengen cakar wajah orang! Astaghfirullahal adzim," ujar Arandita sambil mengelus dadanya sendiri. Bik Lin hanya tertawa melihat sikap Arandita."Silahkan Non, asal jangan cakar wajah saya," ucap Bik Lin kemudian. "Hah! Dia memang gitu ya Bik? Giliran nggak mau bicara kuat banget sampai berminggu-minggu hanya bermodal kata hemm, giliran pas mau bicara, omongannya langsung nyelekit ke ulu hati. Sebenarnya dia manusia atau bukan sih Bik?""Ya manusia lah Non, memang Non Aran pikir Den Bastian itu Allianz?""Sepertinya Bik, cuma nyasar ke dunia kita." Arandita masih saja gemas."Sebenarnya Den Bastian itu sewaktu kecil anaknya supel Non, tetapi
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 16. Diam-diam Perhatian (2)

"Kamu demam Non dan tadi sempat pingsan," sahut Bik Lin lalu mengambil gelas berisi air teh hangat."Minum dulu Non agar punya tenaga," ucap wanita tua itu sambil mengarahkan gelas ke mulut Arandita."Aku duduk dulu Bik." Arandita berusaha untuk duduk. Bik Lin langsung membantu dengan satu tangannya."Mas Bastian mana Bik?" "Den Bastian baru saja keluar kamar. Minumlah Non!"Arandita mengangguk, termenung sebentar dengan tatapan tertuju pada pintu kamar yang terbuka. Dia menggeleng kala menyadari apa yang bisa diharapkan dirinya pada Bastian."Non minum!"Segera Arandita meraih gelas di tangan Bik Lin lalu meneguk teh hingga tandas."Makasih ya Bik.""Sama-sama Non."Arandita ingin merebahkan tubuhnya kembali, tetapi segera dicegah oleh Bik Lin."Minum obatnya dulu ya Non!""Obat?""Iya, obat dari dokter tadi.""Dokter?""Ya. Den Bastian langsung memanggil dokter saat melihat Non Aran pingsan."Arandita mengulum senyum, entah kenapa ia begitu senang mendengar kabar tersebut dari Bik
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Bab 17. Jangan Baper!

"Apa kau tak mendengar? Aku tidak lapar!" protes Arandita.Bastian tetap saja mendekatkan sendok ke mulut Arandita dan menempel-nempelkan ujung sendok sehingga mau tidak mau Arandita membuka mulut dan menerima suapan dari Bastian."Ternyata dia juga pemaksa rupanya," batin Arandita sambil mengunyah makanannya. Bastian terus saja menyuapi Arandita. Tak perduli eskpresi wajah Arandita terlihat tidak suka."Pelan-pelan Mas, kau pikir mulutku mesin penggilas apa!" protes Arandita karena Bastian terlalu cepat menyuapinya. Belum selesai mengunyah, sendok berisi sup sudah standby di depan bibir.Bastian menghela nafas panjang lalu memelankan suapannya. Arandita mencuri pandang dan senyum-senyum sendiri melihat wajah Bastian yang begitu tampan meskipun ekspresi wajahnya terlihat begitu dingin."Benar kata Bik Lin, dia memang menantang untuk ditaklukkan," ucap Arandita dalam hati masih dengan tersenyum tipis. Bastian menatap wajah Arandita dan mengerutkan kening. Bingung kenapa wanita di hadap
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 18. Persiapan Pernikahan

Suasana rumah lebih ramai dari biasanya, beberapa pembantu ditambah para ahli dekorasi tampak sibuk menghiasi rumah Pramoedya, baik di area dalam maupun luar bangunan. Meski pernikahan antara Agresia dengan Bobby tidak mengundang banyak orang seperti saat pernikahan dengan Arandita, tetapi Agresia mengajukan syarat ingin menikah dengan Bobby asal dalam pesta pernikahan tersebut tempatnya tidak dihias sembarangan. Dia ingin suasana pernikahan berkelas seperti pada saat Arandita menikah.'Pernikahan kita akan dikenang seumur hidup, jadi harus benar-benar terkesan,' begitu yang Agresia ucapkan pada Bobby tatkala mereka membahas tentang pernikahan mereka akan dibuat seperti apa. Bobby yang sudah sakit hati pada Arandita dan Bastian menurut saja akan permintaan Agresia terlebih Pramoedya sangat mendukung pernikahan tersebut karena saking inginnya pada cucu perempuan, dan Agresia sudah mewujudkan impian pria tua itu."Nona bisa bantu bawain minuman?" tanya Bik Lin pada Arandita yang sedang
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 19. Kado untuk Mantan

Sementara itu Bastian langsung masuk ke ruangannya sendiri dan membuka pakaian di sana. Tak sampai 15 menit Arandita keluar dari kamar mandi dengan handuk kimono. Saat melihat sang istri keluar, gantian Bastian masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Arandita langsung memasang mukena lalu melakukan sholat ashar. Sejenak ia berdoa dan memohon ampunan pada Tuhan karena sering lalai dalam kewajiban yang satu ini."Ya Allah mungkin apa yang terjadi pada hambaMu ini adalah hukuman karena hamba sering melupakan kewajiban untuk shalat," lirih Arandita. Selanjutnya ia meminta agar Tuhan memberikan jalan terbaik dalam menata kehidupannya ke depan."Ini mau langsung berangkat apa nunggu maghrib dulu? Atau mau maghrib di jalan?Ah, Kenapa Mas Bastian lama sekali mandinya? Macam perempuan saja, lama sekali," kesal Arandita."Tunggu maghrib dulu atau bersiap-siap saja? Padahal waktu shalat sudah nanggung, tapi kalau kelamaan takut dia marah." Wanita itu terlihat gelisah."Mas berangkat
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 20. Di Pernikahan Mantan

Sampai di bawah mereka langsung bergabung dengan Pramoedya untuk menerima tamu. Beberapa tamu sudah nampak memasuki ruangan lantai satu dimana merupakan ruangan untuk ijab qabul antara kedua mempelai."Silahkan duduk," ucap Arandita sambil menyalami setiap tamu yang datang. Di belakangnya tampak beberapa panitia memberikan souvernir pada setiap tamu undangan yang memasuki ruangan.Setelah para tamu sudah duduk dengan tenang Agresia dituntun oleh ayah dan ibu kandungnya ke meja ijab. Wanita itu berjalan anggun dengan gaun pengantin berwarna putih bertahtakan manik-manik berwarna gold itu. Arandita terbelalak melihatnya, bukan karena Agresia sangat cantik dengan gaun tersebut, tetapi karena itu adalah gaun yang sama dengan yang Arandita pakai di hari pernikahannya."Apakah dia sengaja ingin mengingatkanku akan kegagalan itu?" batin Arandita, matanya terpaku pada wajah Agresia yang menatapnya dengan senyum kemenangan.Dari arah yang berlawanan terlihat Bobby menuruni tangga dituntun lang
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status