Beranda / Romansa / Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan / Bab 16. Diam-diam Perhatian (2)

Share

Bab 16. Diam-diam Perhatian (2)

Penulis: Imamah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-01 08:15:25

"Kamu demam Non dan tadi sempat pingsan," sahut Bik Lin lalu mengambil gelas berisi air teh hangat.

"Minum dulu Non agar punya tenaga," ucap wanita tua itu sambil mengarahkan gelas ke mulut Arandita.

"Aku duduk dulu Bik." Arandita berusaha untuk duduk. Bik Lin langsung membantu dengan satu tangannya.

"Mas Bastian mana Bik?"

"Den Bastian baru saja keluar kamar. Minumlah Non!"

Arandita mengangguk, termenung sebentar dengan tatapan tertuju pada pintu kamar yang terbuka. Dia menggeleng kala menyadari apa yang bisa diharapkan dirinya pada Bastian.

"Non minum!"

Segera Arandita meraih gelas di tangan Bik Lin lalu meneguk teh hingga tandas.

"Makasih ya Bik."

"Sama-sama Non."

Arandita ingin merebahkan tubuhnya kembali, tetapi segera dicegah oleh Bik Lin.

"Minum obatnya dulu ya Non!"

"Obat?"

"Iya, obat dari dokter tadi."

"Dokter?"

"Ya. Den Bastian langsung memanggil dokter saat melihat Non Aran pingsan."

Arandita mengulum senyum, entah kenapa ia begitu senang mendengar kabar tersebut dari Bik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 17. Jangan Baper!

    "Apa kau tak mendengar? Aku tidak lapar!" protes Arandita.Bastian tetap saja mendekatkan sendok ke mulut Arandita dan menempel-nempelkan ujung sendok sehingga mau tidak mau Arandita membuka mulut dan menerima suapan dari Bastian."Ternyata dia juga pemaksa rupanya," batin Arandita sambil mengunyah makanannya. Bastian terus saja menyuapi Arandita. Tak perduli eskpresi wajah Arandita terlihat tidak suka."Pelan-pelan Mas, kau pikir mulutku mesin penggilas apa!" protes Arandita karena Bastian terlalu cepat menyuapinya. Belum selesai mengunyah, sendok berisi sup sudah standby di depan bibir.Bastian menghela nafas panjang lalu memelankan suapannya. Arandita mencuri pandang dan senyum-senyum sendiri melihat wajah Bastian yang begitu tampan meskipun ekspresi wajahnya terlihat begitu dingin."Benar kata Bik Lin, dia memang menantang untuk ditaklukkan," ucap Arandita dalam hati masih dengan tersenyum tipis. Bastian menatap wajah Arandita dan mengerutkan kening. Bingung kenapa wanita di hadap

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 18. Persiapan Pernikahan

    Suasana rumah lebih ramai dari biasanya, beberapa pembantu ditambah para ahli dekorasi tampak sibuk menghiasi rumah Pramoedya, baik di area dalam maupun luar bangunan. Meski pernikahan antara Agresia dengan Bobby tidak mengundang banyak orang seperti saat pernikahan dengan Arandita, tetapi Agresia mengajukan syarat ingin menikah dengan Bobby asal dalam pesta pernikahan tersebut tempatnya tidak dihias sembarangan. Dia ingin suasana pernikahan berkelas seperti pada saat Arandita menikah.'Pernikahan kita akan dikenang seumur hidup, jadi harus benar-benar terkesan,' begitu yang Agresia ucapkan pada Bobby tatkala mereka membahas tentang pernikahan mereka akan dibuat seperti apa. Bobby yang sudah sakit hati pada Arandita dan Bastian menurut saja akan permintaan Agresia terlebih Pramoedya sangat mendukung pernikahan tersebut karena saking inginnya pada cucu perempuan, dan Agresia sudah mewujudkan impian pria tua itu."Nona bisa bantu bawain minuman?" tanya Bik Lin pada Arandita yang sedang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 19. Kado untuk Mantan

    Sementara itu Bastian langsung masuk ke ruangannya sendiri dan membuka pakaian di sana. Tak sampai 15 menit Arandita keluar dari kamar mandi dengan handuk kimono. Saat melihat sang istri keluar, gantian Bastian masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Arandita langsung memasang mukena lalu melakukan sholat ashar. Sejenak ia berdoa dan memohon ampunan pada Tuhan karena sering lalai dalam kewajiban yang satu ini."Ya Allah mungkin apa yang terjadi pada hambaMu ini adalah hukuman karena hamba sering melupakan kewajiban untuk shalat," lirih Arandita. Selanjutnya ia meminta agar Tuhan memberikan jalan terbaik dalam menata kehidupannya ke depan."Ini mau langsung berangkat apa nunggu maghrib dulu? Atau mau maghrib di jalan?Ah, Kenapa Mas Bastian lama sekali mandinya? Macam perempuan saja, lama sekali," kesal Arandita."Tunggu maghrib dulu atau bersiap-siap saja? Padahal waktu shalat sudah nanggung, tapi kalau kelamaan takut dia marah." Wanita itu terlihat gelisah."Mas berangkat

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 20. Di Pernikahan Mantan

    Sampai di bawah mereka langsung bergabung dengan Pramoedya untuk menerima tamu. Beberapa tamu sudah nampak memasuki ruangan lantai satu dimana merupakan ruangan untuk ijab qabul antara kedua mempelai."Silahkan duduk," ucap Arandita sambil menyalami setiap tamu yang datang. Di belakangnya tampak beberapa panitia memberikan souvernir pada setiap tamu undangan yang memasuki ruangan.Setelah para tamu sudah duduk dengan tenang Agresia dituntun oleh ayah dan ibu kandungnya ke meja ijab. Wanita itu berjalan anggun dengan gaun pengantin berwarna putih bertahtakan manik-manik berwarna gold itu. Arandita terbelalak melihatnya, bukan karena Agresia sangat cantik dengan gaun tersebut, tetapi karena itu adalah gaun yang sama dengan yang Arandita pakai di hari pernikahannya."Apakah dia sengaja ingin mengingatkanku akan kegagalan itu?" batin Arandita, matanya terpaku pada wajah Agresia yang menatapnya dengan senyum kemenangan.Dari arah yang berlawanan terlihat Bobby menuruni tangga dituntun lang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 21. Tidak Gratis

    Sontak semua orang menatap pada Arandita. Dari beberapa orang ada yang terlihat bingung, tetapi dari beberapa yang lain memaklumi karena hadir di acara pernikahan sebelumnya. Banyak dari mereka yang berbisik-bisik."Apa yang terjadi?" tanya Arandita bingung. Senyum yang terlukis di wajah Agresia tadi berganti dengan muka masam."Den Bobby salah menyebut nama Non, dia malah menyebut nama Nona Aran, mungkin masih teringat pada latihan yang dulu," jelas Bik Lin.Arandita mengerutkan kening sebelum akhirnya mengerti dengan perubahan ekspresi di wajah Agresia."Rasain kamu Gres, kau ingin menyakitiku dengan pakaianmu itu agar aku ingat dengan masa yang telah lalu, nyatanya justru calon suamimu sendiri yang malah salah fokus dengan gaunmu itu." Arandita bersorak dalam hati dan senyum yang dipaksakan dari tadi menjadi senyuman lepas."Tarik nafas dulu, hembuskan!" saran pak penghulu sebelum Bobby melanjutkan acara ijab kabul mereka.Bastian tampak menghembuskan nafas panjang kemudian melepas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 22. Calon Pebinor

    "Oh ya Gres kami ada hadiah untuk kalian," ujar Arandita setelah selesai berfoto bersama kedua mempelai. Ia memasukkan tangan ke dalam tas dan merogoh sebuah kotak kado."Ini!" Arandita mengulurkan benda tersebut ke hadapan Agresia. Wanita itu tidak mau mengambil jika tidak karena Bobby membisikan sesuatu padanya."Oke aku ambil," ucap Agresia dengan suara kecil karena takut didengar oleh para tamu undangan, terutama mertuanya sendiri yang kini tengah turun dari pelaminan. Namun, ia tidak mengambil secara lembut kado dari Arandita melainkan menyentak begitu saja hingga Arandita menjadi kaget."Pelan-pelan napa sih!" protes Arandita sedikit kesal dengan sikap Agresia. Dia sudah mencoba bersikap baik pada wanita itu demi menghormati petuah mertuanya, tetapi Agresia masih saja bersikap judes terhadap Arandita seolah wanita itu yang telah terzalimi. "Awas kalau hadiahnya tidak menarik!" ancamnya membuat Arandita menghela nafas kasar."Kita turun Mas," ajak Arandita lalu menarik tangan Ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 23. Ada yang Janggal

    "Arandita kau darimana?" tanya Leo agar Bastian berhenti bicara tentang Arandita. Mengantisipasi agar Bastian tak lagi membahas sesuatu yang mungkin bisa menyakiti hati perempuan yang tercenung di depan matanya, di belakang punggung Bastian."Dari kamar mandi sebentar Kak," sahut Arandita dengan air muka yang berubah biasa saja. Sikap dan ekspresinya santai sesantai Bastian di sampingnya walaupun dalam hati bergejolak tidak karuan. Ingin rasanya Arandita marah dan melampiaskan kemarahan pada Bastian, tetapi untuk apa? Siapa dia bagi Bastian? Dia sama sekali tidak berhak. Toh dirinya bisa dikatakan hanya istri dalam kertas dan itupun hanya untuk sementara saja."Diminum Kak!" seru Arandita untuk mengusir rasa canggung yang tercipta."Ah, iya. " Leo mengambil gelas berisi sirup manis berwarna merah yang diberikan Bastian tadi dan meneguknya hingga tandas. "Ayah dan ibu apa kabar?" Leo masih mencoba berbasa-basi."Baik Kak, cuma belakangan ini ayah punya riwayat penyakit jantung koroner

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 24. Tuduhan

    "Ada yang salah Kak?" tanya Arandita, ia masih merasa aneh dengan gelagat Leo dan Agresia. Kali ini Agrresia tidak memandang ke arah Arandita lagi melainkan tertunduk dengan meremas kedua tangan di atas paha. Rasa takut dan geram pada Arandita membalut hati secara bersamaan."Ah tidak, hanya syok saja mendengar Bobby menikah dengan janda," ucapnya berasalan.Bastian hanya menggeleng-gelengkan kepala. Entah kenapa ia merasa hari ini Leo terlalu banyak berbohong. Namun, apapun itu, dia tidak perduli selama tidak menyangkut kehidupannya pribadinya sendiri."Dia bayi kami, sebelum menikah kami pernah melakukan sebuah kesalahan. Ya, anggaplah kesalahan semalam," jelas Bobby."Oh begitu." Akhirnya Leo pun tahu kenapa pernikahan Bobby dan Arandita gagal yaitu karena sebab ini."Sudah ya kami kembali ke sana dan kamu silakan nikmati hidangan di sini!" Bobby menunjuk ke arah putri kecilnya dan memberi kode pada Agresia agar menggendong dan memberikan ASI. Agresia mengangguk, menghela nafas le

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 144. Ending

    Apa iya air susunya tidak enak? Kalau iya kenapa baru sekarang hal ini terjadi? Kenapa tidak sebelumnya Brian menolak ASI-nya? "Sabar Non, Nyonya besar hanya salah bicara, beliau tidak bermaksud membuat Non Aran sedih." "Iya Bik." Arandita mencoba tersenyum meskipun wajahnya masih terlihat pias. Bagaimanapun dia tidak bisa menyembunyikan raut kekecewaannya. "Kalau masih menyusui jangan makan sembarangan, itu ngaruh pada kesehatan anak," ucap nenek lagi dan Arandita hanya manggut-manggut tanpa mau protes sedikitpun. "Atau kamu masuk angin? Bik tolong ambil kerokan dan minyak kayu putih! Biasanya kalau Bastian memuntahkan air susu waktu kecil Amira meminta tolong untuk dikerokin dan akhirnya Bastian mau menyusu lagi." "Oh jadi Mas Bastian juga pernah begini Nek?" Anggukan nenek membuat Arandita dapat menghembuskan nafas lega. Baginya mungkin Brian menurun dari papanya. Bik Lin datang dengan tergesa-gesa dengan benda yang diminta oleh nenek. "Ayo dibuka bajunya biar Brian di

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 143. Penolakan.

    Agresia tidak menggubris seruan Arandita dan malah bergerak cepat menuju pagar rumah yang terbuka lebar. "Cegah dia jangan sampai kabur!" perintah Bastian pada beberapa anak buahnya. Tidak menunggu lama pintu pagar sudah ditutup dan Agresia kebingungan untuk keluar dari pekarangan rumah tersebut. "Gres tunggu!" Akhirnya Arandita bisa menangkap tangan Agresia. "Apa kabar kamu?" "Seperti yang kamu lihat Aran, maaf kalau aku ikut numpang makan di tempat ini. Aku tidak tahu kalau ini adalah rumahmu. Aku pikir kamu masih tinggal di rumah papa." Agresia menunduk dan meremas kedua tangannya. "Tidak masalah siapapun bebas makan di tempat ini karena ini adalah acara syukuran anak pertama kami. makanya pintu pagar kami dibiarkan terbuka lebar biar siapa saja boleh masuk." "Oh ya, selamat ya!" "Makasih." "Jangan pergi, bergabunglah dengan kami semua." "Maafkan atas semua kesalahanku di masa lalu Aran, Aku menyesal sekarang." Arandita menatap Agresia dengan pandangan iba kemudia

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 142. Bertemu Kembali

    "Bastian!" Leo menatap wajah Bastian dengan tatapan sendu. "Maaf aku baru bisa kemari. Istriku melahirkan dan baru saja sadar dari pingsannya." "Arandita pingsan?" Bastian mengangguk. "Tapi sudah enakan." "Lebih baik kamu nggak usah kemari, jangan tinggalkan Arandita sendirian, nanti kalau ada apa-apa bagaimana?" "Ada Bik Lin dan juga papa." Leo menatap Bastian kemudian pada Bobby yang mengangguk kecil. "Paman Pramoedya ... tolong sampaikan maafku pada beliau atas kesalahan Mommy. Semasa hidup Mommy mengatakan ingin meminta maaf langsung pada Paman Pram, sayangnya beliau tidak mau datang menemui Mommy. Saat kami mencoba menemui, beliau selalu menghindar. Aku mengerti beliau masih marah sama perbuatan mommy. Selama tinggal bersamaku mommy mengatakan menyesal melakukan itu semua. Tolong ya Bas bujuk paman Pram agar mau memaafkan mommy biar jenasahnya bisa tenang." Bastian menepuk bahu Leo. "Nanti aku sampaikan. Kamu tidak perlu memikirkan yang lain urus saja pemakaman mom

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 141. Kita Akan Selalu Bersama

    Saat dokter sedang memeriksa Arandita tangis bayinya mereda. Hal itu membuat suster langsung menaruh bayinya ke dalam box bayi. Namun hal itu tidak membuat otot-otot Bastian yang tegang kembali rileks. Dia masih belum bisa bernafas dengan tenang selama kondisi istrinya belum dinyatakan membaik. "Bagaimana Dokter?" tanya Bastian masih dengan wajah pucat karena rasa khawatir yang berlebihan. "Tuan tenang saja sebentar lagi Nyonya Arandita akan sadar." "Saya tidak bisa tenang jika Istri saya belum siuman," ucap Bastian kesal. Bagaimana mungkin dokter menyuruh dirinya tenang sementara Arandita masih belum sadar dari pingsannya. "Sebentar lagi, tidak ada yang serius pada diri pasien mungkin hanya kelelahan saja." Bastian tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Dia hanya menelpon Bik Lin dan memintanya untuk datang ke rumah sakit. Dia perlu teman untuk menunggui Arandita dan bayinya. Saat Bik Lin meminta sopir untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit Pramoedya mendengarnya lalu me

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 140. Hari Kelahiran dan Kematian

    "Sudah apanya?" tanya Bastian tidak sadar. "Sudah dijahit," jawab dokter seraya tersenyum ramah. "Oh." Bastian manggut-manggut. "Ini Tuan putranya, silahkan diadzani," ucap suster menyerahkan bayi yang baru lahir itu ke tangan Bastian. Ternyata bayinya sudah selesai dibersihkan. Bastian menerima bayi tersebut dan mengadzaninya. Selama melantunkan kalimat adzan Arandita terdiam menghayati kalimat tersebut. Ia terharu sampai menitikkan air mata karena telah dipercayakan oleh Tuan untuk merawat seorang anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Sungguh itu adalah rezeki yang tidak terkira. Ditambah lantunan suara adzan dari bibir Bastian mengalun merdu dan syahdu. Arandita tidak menyangka suara Bastian begitu indah dan lembut menyentuh pendengaran. Suaminya itu seolah muadzin yang kerapkali mengumandangkan adzan di masjid-masjid. Setelah selesai Bastian mengecup kening putranya. "Selama datang jagoan Ayah! Selamat bergabung di keluarga kecil kita." "Sekarang dia harus di IMD Tuan,"

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 139. Melahirkan

    "Pasti, kami akan berusaha semaksimal mungkin Tuan. Tuan tenang saja saya lihat keadaan istri Anda tidak ada masalah dengan kesehatan maupun kandungannya. Jadi insyaallah proses persalinannya akan berjalan lancar." "Aaamiin ya Allah. Saya boleh menemani istri saya Dok?" "Oh tentu saja boleh, ini bisa menjadi semangat juga untuk istri Anda." Bastian mengangguk dan dokter mempersilahkan Bastian untuk ikut masuk sebelum akhirnya menutup pintu. Kini Bastian dan Arandita berada dalam ruang persalinan dibantu oleh seorang dokter dan seorang perawat. Arandita meringis kesakitan kala perutnya mengalami kontraksi kembali. "Aduh sakit Mas," rintihnya lalu kembali turun dari tempat tidur dan berjalan ke sana kemari sambil menahan rasa sakit. "Rasanya aku nggak tahan dengan sakitnya," keluh Arandita, bahkan perempuan itu duduk berdiri duduk berdiri untuk meminimalisir rasa sakit. "Kalau sakit itu tandanya normal karena ada pergerakan dari bayinya. Justru kalau tidak sakit itu yang perlu

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 138. Kontraksi

    Beberapa bulan kemudian Bastian baru pulang ke rumah setelah malam sudah semakin larut. "Kemana aja sih Mas, baru pulang. Dari tadi perutku sakit terus ini," protes Arandita sambil menyalami tangan Bastian lalu membantu membuka jas suaminya. "Biar aku yang naruh tasnya. Sekarang masih sakit?" "Nggak, mungkin karena sudah melihat papanya datang anak kita kembali anteng." "Ternyata kangen juga dia sama papanya ini. Sorry ya Sayang tadi lupa ngabarin, tadi aku sibuk banget. Abis nganterin Rafi ke panti asuhan terus ke rumah sakit," jelas Bastian lalu mencium perut istrinya yang buncit. "Papa kangen sama kamu. Jangan nakal sama mama, kasihan dia sudah gendong kamu selama 8 bulan lebih." Bastian lalu mengusap perut Arandita dengan lembut. "Waduh dia nendang Sayang, mungkin kesal dan mau ikutan protes karena papanya pulang telat," ucap Bastian lalu terkekeh. "Mas ke panti asuhan jenguk putranya Friska?" Bastian mengangguk. "Rafi mau menjemput dia kembali setelah dititipkan pada

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 137. Suami Siaga

    Akibat janjinya pada Arandita akhirnya Bastian mengalah dan memilih tinggal di rumah Pramoedya untuk beberapa hari ke depan sebab di sana banyak orang yang bisa dimintai tolong untuk mengawasi istrinya yang hamil selama dia pergi ke kantor. Jangan lupakan bahwa Arandita menginginkan makan masakan Bobby setiap hari dan Bastian sudah menyetujuinya dalam waktu 7 hari saja. Oleh karena itu agar lebih mudah dalam mengabulkan permintaan Arandita Bastian memilih tinggal di rumah lamanya ini. "Abang yang punya istri kok saya yang dipaksa masak terus?" Kadang Bobby juga protes saat Bastian meminta Bobby menyiapkan makanan untuk Arandita di pagi-pagi buta padahal pria itu masih mengantuk. "Ya mau gimana lagi orang itu ponakan kamu yang menginginkan, mau punya ponakan ileran?!" Begitulah selalu jawaban Bastian yang membuat Bobby mendesah kasar lalu melakukan apa yang diminta oleh Bastian. Selama Bobby memasak Bastian menemani di dapur bahkan terkadang keduanya bekerjasama jika dirasa Bobby sa

  • Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan    Bab 136. Badmood

    "Ya Allah Sayang, aku jadi bingung harus bahagia atau sedih ini?" Bastian benar-benar bingung, di satu sisi dia senang akan segera mendapatkan momongan Namun, di sisi lainnya dia juga sedih karena dengan kehamilan Arandita membuat dirinya harus menjauh dari sang istri. Sepertinya bayi dalam kandungan Arandita tidak menyukai ayahnya sendiri karena selalu merasa bau saat berdekatan dengannya. "Pokoknya Mas tunggu di situ aja, nggak usah masuk kamar mandi!" Arandita menunjuk ke sisi Bastian. Bastian langsung tidak bergerak. Arandita masuk ke dalam kamar mandi dan muntah-muntah di sana. Bastian menatap punggung Arandita dengan rasa iba. Ia ingin berbuat seperti suami yang lainnya yang siap siaga dan memijit belakang leher istrinya yang sedang muntah, tetapi apa daya Arandita malah melarangnya dan Bastian sendiri tidak mau Arandita semakin muntah jika dirinya mendekat. Saat selesai muntah Arandita mengibaskan tangan agar Bastian menyingkir dari tempatnya berdiri saat ini. "Ngenes ama

DMCA.com Protection Status