Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 1851 - Chapter 1856

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 1851 - Chapter 1856

1856 Chapters

Bab 1851 Aku Sudah Mau Serius

Tidak ada seorang pun di antara ahli bela diri yang dipekerjakan oleh Keluarga Bangsawan Dienga itu lemah.Jangan lihat Fandhi sudah lanjut usia, tetapi saat dia masih muda, dia adalah orang ganas yang menguasai dunia preman Supham.Dia tak terkalahkan di Supham.Namun, seorang ahli bela diri sehebat itu, malah ditampar oleh Ardika dan berakhir membentur lemari dokumen.Kalau mereka bukan menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, mereka pasti tidak akan memercayainya.Namun, ekspresi Violet berubah menjadi makin muram.Karena kata-kata makian yang ditujukan oleh Ardika, bukan hanya untuk memaki Fandhi, melainkan juga memaki dirinya.Tadi, bukankah dia juga menandatangani cek sebesar dua ratus miliar untuk Ardika, lalu pada akhirnya Ardika melemparkan selembar kartu hitam bernilai dua puluh triliun ke wajahnya?"Hehe, ternyata kamu cukup hebat juga. Pantas saja kamu berani bersikap begitu arogan di hadapanku, bahkan berani ikut campur dalam urusan keluarga kami."Violet berkata den
Read more

Bab 1852 Sepertinya Masih Tidak Cukup Serius

Kali ini, seakan-akan diselimuti oleh angin yang bergemuruh, tamparan Fandhi mengarah ke wajah Ardika dengan sangat cepat."Bocah, sudah bertahun-tahun lamanya, nggak ada orang yang pernah menamparku.""Hanya karena hal ini saja, aku akan menampar wajahmu hingga rusak!""Oh? Benarkah?"Ardika terkekeh pelan. Kemudian, dia melangkah maju satu langkah, lalu kembali melayangkan satu tamparan.Pupil mata Fandhi kembali mengecil seketika.Karena dia mendapati kecepatan pergerakan Ardika kali ini lebih cepat dibandingkan sebelumnya!Hal yang lebih membuatnya tidak nyaman adalah, dia gagal menghindari tamparan ini lagi."Plak!"Fandhi merasakan seperti dipukul oleh sebuah palu yang berat.Selain itu, kali ini dia bahkan tidak sempat untuk mengerahkan kekuatannya untuk bertahan. Tubuhnya langsung terpental dan menabrak dinding dengan iringan suara hantaman yang keras."Hei, tua bangka, sepertinya kamu masih belum memetik pembelajaran. Yah, kamu masih saja nggak serius.""Bagaimana kalau lain k
Read more

Bab 1853 Tunduk Juga Setelah Ditampar Bertubi-Tubi

"Plak!"Dalam waktu kurang dari tiga detik, Fandhi terpental lagi."Plak!""Plak ...."Adegan selanjutnya seperti adegan yang diulang lagi dan lagi.Fandhi merangkak bangkit menerjang ke arah Ardika lagi dan lagi, Ardika melayangkan tamparan lagi dan lagi.Tidak peduli dia menyerang dari sudut pandang mana pun, tidak peduli seberapa cepat pergerakannya, Ardika bisa menyesuaikan pergerakannya menghadapi situasi yang ada. Tamparannya selalu mendarat di wajah Fandhi lebih cepat dibandingkan serangan Fandhi.Intinya, Ardika hanya menghadapi setiap serangan lawannya dengan satu tamparan.Saat Fandhi kembali tergeletak di lantai, dia sudah berlumuran darah. Janggutnya sudah tampak berwarna kemerahan.Bahkan Tina juga sudah tidak tahan menyaksikan pemandangan itu lagi. Dia berkata, "Bibi, suruh Pak Fandhi hentikan saja. Kalau terus menyerang karena nggak puas seperti ini, dia pasti akan dipukuli oleh Ardika sampai mati."Mendengar ucapan keponakannya, Violet juga hampir muntah darah.Karena t
Read more

Bab 1854 Katak Dalam Tempurung

Violet memelototi Fandhi dengan tajam.Karena hari ini pria tua bangka sudah dipermalukan dengan sebegitunya, dia baru berani melontarkan kata-kata makian pada pria tua tersebut.Fandhi tampak sangat malu, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Saat ini, dia sudah menerima pukulan dari Ardika sampai merasa sedikit putus asa dan mulai mempertanyakan hidupnya.Setelah melampiaskan ketidakpuasannya, Violet juga sudah tenang.Dia tahu bahkan Fandhi juga sudah ditundukkan oleh Ardika.Itu artinya tidak memungkinkan baginya untuk membawa pergi Tina secara paksa hari ini."Eh, Bibi, seharusnya kamu juga sudah melihat dengan jelas kekuatanku, bukan?"Saat ini, ucapan Ardika kembali terngiang di telinganya."Masih kalimat yang sama, silakan kembali dan beri tahu Nyonya Keluarga Dienga itu. Kalau dia berani menargetkan Alden, aku akan menepati ucapanku! Aku akan pergi ke Kediaman Keluarga Bangsawan Dienga secara pribadi untuk mencabut nyawa seratus orang anggota keluarga inti!""Selain itu, seb
Read more

Bab 1855 Percaya Diri

Namun, tidak peduli apakah kata-kata Violet itu adalah peringatan atau arahan.Tidak ada artinya bagi Ardika.Ardika hanya tersenyum tipis dan berkata, "Bibi, sebaiknya kamu nggak berbicara seperti itu.""Sebelumnya kamu memandang rendah aku nggak punya uang, aku sudah mengeluarkan Kartu Hitam Sentral.""Kamu meminta Pak Fandhi untuk memberiku pelajaran, aku langsung menamparnya hingga dia mengakui kekalahannya.""Apakah dengan dua hal ini masih belum cukup untuk membuktikan aku nggak selemah yang kamu katakan?""Selain itu, bagaimana kamu bisa begitu yakin orang yang berasal dari kota kecil sepertiku nggak punya modal dan kemampuan untuk menekan Keluarga Bangsawan Dienga Supham dan Keluarga Bangsawan Sinatri Sewo?"Ardika menggunakan kata "menekan", bukan "melawan".Semua orang langsung tercengang.Mereka tidak mengerti dari mana kepercayaan diri Ardika sampai-sampai bisa mengucapkan kata-kata seperti itu?Menekan Keluarga Bangsawan Dienga Supham dan Keluarga Bangsawan Sinatri Sewo.M
Read more

Bab 1856 Sego

Violet mendengus dingin, lalu berkata dengan dingin, "Aku sudah mengatakan apa yang harus kukatakan. Karena kamu sudah bertekad, bersiaplah sendiri."Selesai berbicara, Violet langsung berbalik dan meninggalkan ruangan itu.Namun, sebelum keluar dari pintu, Violet melirik Ardika sekilas lagi dan berkata dengan dingin, "Bocah, hari ini dengan mempertimbangkan Tina, aku nggak mempermasalahkannya denganmu.""Tapi, aku tetap harus memperingatkanmu, kelak jauhi Tina.""Karena dia adalah putri Keluarga Bangsawan Dienga Supham. Sejak kecil, dia sudah terhomat, bukan orang yang bisa didekati oleh pria sepertimu.""Ada kesenjangan-kesenjangan tertentu yang nggak bisa diimbangi hanya dengan mengandalkan kerja keras sendiri.""Aku hanya berbicara sejauh ini saja, sebaiknya kamu sadar diri!"Di Keluarga Bangsawan Dienga, tidak ada seorang pun yang lebih memahami Tina selain Violet.Tina adalah tipe wanita yang arogan, dia sama sekali tidak akan menganggap serius pria biasa.Namun, kejadian hari in
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status